NovelToon NovelToon
Tuan Muda Arogan

Tuan Muda Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kim Yuna

Seorang Ceo muda karismatik, Stevano Dean Anggara patah hati karena pujaan hatinya sewaktu SMA menikah dengan pria lain.

Kesedihan yang mendalam membuatnya menjadi sosok yang mudah marah dan sering melampiaskan kekesalan pada sekretaris pribadinya yang baru, Yuna.

Yuna menggantikan kakaknya untuk menjadi sekretaris Vano karena kakaknya yang terluka.

Berbagai macam perlakuan tidak menyenangkan dari bos nya di tambah kata-**** ***** sering Yuna dapatkan dari Vano.

Selain itu situasi yang membuat dirinya harus menikah dengan Vano menjadi mimpi terburuk nya.

Akankah Vano dan Yuna bisa menerima pernikahan mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Yuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

"Apa yang aku tidak mengerti Yuna? Kau yang tidak mengerti."

"Sudahlah bicara dengan anda membuat saya pusing." Yuna memegang kepalanya yang berdenyut hebat, rasanya ia ingin berbaring sekarang. Ia jarang naik pesawat dan sekarang kepalanya seperti berputar-putar.

"Kau pikir aku tidak pusing melihat kelakuanmu, Hei kau kenapa?" Vano panik melihat Yuna limbung, ia sigap langsung memeluk wanita pendek itu.

"Hei Yuna, kau kenapa?"

"Pusing."

Vano langsung menggendong Yuna membuat wanita itu kaget.

"Ah! turunkan! Tuan anda apa-apaan sih!"

"Diam saja dan lingkarkan tanganmu ke leherku!"

"Apaan sih! saya bisa jalan sendiri."

"Menurut Yuna! atau kau aku jatuhkan sekarang!"

"I-iya. Jangan dong!" pasti sakit sekali jika di jatuhkan, Yuma langsung melingkarkan tangan ke leher suaminya yang menyebalkan itu. Vano tersenyum tipis lalu melangkah masuk ke dalam kamar mereka. Vano merebahkan Yuna ke ranjang dengan sedikit kasar karena Yuna berat, Vano hampir tidak kuat.

Bruk.

"Pelan-Pelan kenapa sih! memangnya aku barang!"

"Maaf. Padahal aku sudah pelan. Lagian berat badanmu berapa sih! kau berat sekali seperti kuda nil!" hardik Vano, Yuna mendelik tidak terima karna Vano kembali menyinggung berat badan nya.

"Anda saja yang lemah."

Vano menatap tajam Yuna, "Lemah? Aku yang lemah? Kau ini sudah seperti karung beras yang aku bawa!"

Yuna mencebik, "Kalau begitu jangan menikah denganku! Cari saja perempuan yang kurus seperti model!"

Vano menghela nafas, "Sudahlah, aku tidak ada niat untuk berdebat denganmu. Sekarang istirahatlah."

Vano berjalan menuju kamar mandi untuk mengambilkan handuk basah. Ketika kembali, ia menemukan Yuna sudah terlelap. Vano tersenyum tipis, lalu meletakkan handuk basah di kening Yuna.

"Semoga kau bisa menerima pernikahan ini" gumam Vano.

Keesokan harinya, Yuna terbangun dengan kepala yang masih sedikit pusing. Ia melihat Vano baru saja keluar kamar mandi dengan telanjang dada.

"Sudah bangun?" tanya Vano tanpa menoleh.

Yuna menguap kecil, matanya masih sayu. Belum terbuka sempurna, saat ia melirik ke arah Vano.

"Aaaa kenapa tidak pakai baju?" Teriak Yuna sembari menutup matanya dengan kedua tangannya.

Vano terkekeh mendengar teriakan Yuna. Ia menoleh dan melihat Yuna yang sedang menutupi wajahnya dengan kedua tangan. "Kenapa? Malu?" tanya Vano sambil menghampiri ranjang.

Yuna mengangguk cepat, masih malu. "Ya jelas! Ini kan kamar kita, kenapa kamu nggak pakai baju sih?"

Vano mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? Memangnya kenapa kalau aku tidak pakai baju? Ini kan rumah kita."

Yuna membuka sedikit tangannya untuk mengintip Vano. "Ya tapi... tapi kan nggak gini caranya!"

Vano berjalan mendekati ranjang dan duduk di tepi. Ia meraih tangan Yuna dan menariknya pelan. "Kenapa? Tidak suka melihatku?"

Yuna berusaha menarik tangannya, tapi Vano menahannya dengan kuat. "Lepasin!"

Vano tersenyum tipis. "Kenapa sih kamu selalu seperti ini? Aku kan suamimu."

Yuna terdiam. Ia memang tidak bisa membantah ucapan Vano. Tapi, entah kenapa hatinya masih terasa sakit.

"Sudahlah, jangan marah-marah. Aku akan pakai baju." Vano bangkit dari ranjang dan berjalan menuju lemari pakaian.

Yuna masih terdiam di tempat tidur, mengamati Vano yang sedang memilih baju.

Setelah sarapan mereka memutuskan untuk mengunjungi pantai. Pantai Wakiki yang sudah terkenal dimana-mana dan punya julukan surga dunia. Yuna sangat tidak sabar ingin tau seberapa indah pantai Wakiki yang sering jadi tempat syuting film Hollywood. Vano memakai sunscreen di wajahnya karna siang ini cukup terik. Saat sedang fokus memakai sunscreen ia di buat terkejut dengan penampilan sang istri.

"Hei Yuna! Baju apa yang kau pakai itu! ganti!" mata Vano serasa mau lepas dari tempatnya melihat Yuna berani sekali hanya memakai bikin dan hanya di balut kardigan tipis di luarnya.

"Apa? kita mau ke pantai kan? masa saya harus berjilbab dan pakai gamis." Yuna sebenarnya tidak nyaman memakai pakaian seperti ini, tapi ia memang sengaja ingin membuat Vano marah dan sepertinya rencananya berhasil.

"Tapi apa tidak ada baju yang lebih sopan? Yuna kau, tidak bisakah lebih menurut ?" Vano sampai memijat pangkal hidung nya, tidak di sangka Yuna lebih sulit di atur di bandingkan kedua adiknya.

"Tidak ada."

"Ganti baju nya Yuna!"

Yuna tersenyum puas melihat reaksi Vano.

"Kenapa? Tidak suka? Atau jangan-jangan kamu iri karena aku lebih cantik dari biasanya?" tanyanya dengan nada menantang.

Vano menghela napas panjang. "Yuna, ini bukan masalah cantik tidak cantik. Tapi kita di pantai umum, bukan di kamar kita sendiri. Banyak orang di sana, dan kita harus menjaga sikap."

"Ah, sudahlah. Aku sudah tidak sabar ingin bermain air." Yuna berlari menuju pantai, meninggalkan Vano yang masih berdiri terdiam.

Vano mengikuti Yuna dari belakang, perasaan campur aduk memenuhi hatinya. Di satu sisi, ia merasa kesal dengan sikap Yuna yang terlalu bebas. Di sisi lain, ia juga tidak bisa memungkiri bahwa Yuna terlihat sangat cantik dengan pakaiannya itu.

Sesampainya di pantai, Yuna langsung berlari menuju bibir pantai. Vano hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah istrinya.

"Aloha!" Teriak wanita itu tanpa malu.

"Dasar norak!" cibir Vano namun Yuna tidak peduli, wanita itu berlarian seperti anak kecil memotret apalagi dengan kamera di lehernya.

Vano bangkit memilih untuk bermain selancar rasanya ingin mencoba keahliannya yang sudah lama ia tinggalkan. Vano biarkan Yuna bersenang-senang sendiri, paling tidak wanita itu tidak marah-marah terus.

Yuna sangat gembira, ternyata ada untungnya juga menikah dengan anak kecil itu, ia jadi bisa mengunjungi tempat seindah ini. Yuna terpana dengan keindahan panoramanya. Di sana ada beberapa wanita yang sedang menari, Yuna mendekat dan ikut menonton bersama turis-turis lain, tarian yang biasanya ia tonton di film sekarang ia bisa melihatnya langsung.

"Indah sekali." gumamnya sambil memotret para perempuan yang menari hula-hula itu.

Vano menaruh papan selancarnya, ia sudah lelah namun istrinya belum kelihatan ada dimana wanita mungil itu, batinnya. Pandangannya berpendar ke segala penjuru.

Yuna masih asyik berkeliling, ia melepas alas kakinya. Rasanya ingin menceburkan diri ke pantai dan ingin merasakan pasir putih itu dengan kakinya langsung.

"Dasar ia bilang aku anak kecil, tapi kelakuannya.." Vano tidak habis pikir, ia melihat Yuma yang asyik bermain air dan tertawa sendiri seperti orang kurang waras. Vano memantau dari kejauhan menunggu Yuna puas bermain air.

Sampai 2 jam kemudian wanita itu masih saja asyik berlarian seperti balita.

"Aaaaaa aloha aku ngga percaya aku di Hawaii."

"Gila." Vano memilih kembali ke hotel lebih dulu saja. Ia malu mempunyai istri norak dan kampungan seperti Yuna. Yuna sendiri masih asyik berkeliling mengikuti sepanjang garis pantai yang indah.

"Masya allah indah banget ciptaan mu Tuhan." berkali-kali Yuna berdecak kagum namun lama-lama kakinya juga lelah. Ia memutuskan untuk duduk menikmati matahari yang mulai terik, di samping ada beberapa turis juga yang sedang berjemur seperti dirinya.

"Aah panas." tadinya Yuna ingin berlagak seperti orang barat namun ternyata ia tidak tahan panas, baru beberapa menit kulitnya sudah terasa terbakar.

Yuna melangkah menuju pohon kelapa dan berteduh di sana sambil memeriksa hasil gambarnya. "Bagus! ah rasanya mau di sini selamanya. Indah banget." pekik nya.

"Hei."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Aiysah Maharani
lanjtan ya mana 🥲
kagome
Luar biasa
atik
lanjut thor, semangat
atik
gambar Visual nya kok gak bisa kebuka ya d hp ku thor, sayang banget padahal lagi penasaran sama wajah2 mereka
Kim Yuna: saya juga bingung kirain pas update bisa di buka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!