Prolog;
Agen rahasia dengan segudang bakat meninggal karena tertembak musuh. Tapi malah bangun di tubuh menantu bodoh dan menggemparkan semua orang dengan perubahannya.
Kok bisa bahasa inggris? Eh bisa juga bahasa Prancis?!
Bagaimana cara dia mengambil hati direktur eksekutif dari Prancis?
"Gawat, dia jadi lebih pintar, bagaimana kalau rahasia itu terbongkar?"
Beberapa orang merasa terancam!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Kelakuan Resepsionis
Keesokan harinya pada jam 09.30 menit, Kirana telah tiba di perusahaan.
Perempuan itu memasuki lobby perusahaan sambil menenteng tas Hermes miliknya. Kirana pun langsung menghampiri seorang resepsionis yang bertugas di lobby tersebut.
"Aku sudah ada janjimu dengan Christian, Tolong sampaikan kedatanganku," ucap Kirana.
"Baik, Siapa nama anda?" Tanya Sang Perempuan.
"Kirana," ucap Kirana.
Sang Perempuan pun dengan cepat mengambil telepon di mejanya untuk menelepon ke kantor sekretaris Christian.
Tapi saat menunggu panggilan telepon nya terhubung, seorang perempuan berpakain modis telah datang.
Luna yang sudah biasa datang ke tempat itu langsung menarik perhatian sang resepsionis.
"Selamat Datang Nona Luna," ucap sang resepsionis dengan hangat dan ramah.
Luna pun tersenyum ceria sambil menatap Kirana, 'Heh,, biar kuperlihatkan padamu bagaimana posisiku di mata karyawan kantor ini!' ucap Luna dalam hati.
"Aku ingin Bertemu Christian, apakah dia ada di ruangannya?" Tanya Luna.
"Ah, iya, silahkan naik," ucap sang resepsionis.
"Baiklah, aku pergi ya, mohon tahan dulu tamunya," ucap Luna sambil mengedipkan matanya pada Kirana.
"Baik," kata sang perempuan sambil menatap kepergian Luna menuju Lift.
Kirana mengerutkan keningnya melihat kelakuan sang resepsionis, "bagaimana bisa kau membiarkan dia pergi lebih dulu?" Tanya Kirana sambil melihat tangan sang perempuan yang sudah menutup telpon.
"Ah,, saya sungguh minta maaf, tapi perempuan itu adalah calon istri Tuan Muda Christian. Mungkin kau terkejut, tapi dia memang menjadi prioritas ketika datang ke sini," ucap sang resepsionis.
"Apa?" Kirana tersenyum konyol, "apa kau sadar dengan siapa kau bicara sekarang?!" Tegas Kirana pada sang perempuan.
"Apa maksudmu? Apa sekarang kau berusaha memberitahu ku kalau posisimu jauh lebih penting dari Luna?" Tanya sang perempuan dengan nada suara tidak senang.
"Karena itulah kebenarannya!" Tegas Kirana sambil mengambil ponselnya.
Tetapi sang resepsionis yang ada di sana langsung menatap temannya yang sibuk mengimput data di komputer, "kau dengar apa yang ia katakan?!" Tanya sang perempuan.
"Heh,, tentu saja dengar, dia benar-benar lucu. Luna adalah model terkenal dan berasal dari keluarga ternama, mana mungkin perempuan gemuk seperti dia mau menyaingi seorang model? Itu sungguh konyol ha ha ha....!"
"Ha ha ha... Kau benar!" Tawa sang perempuan sambil menatap Kirana dengan tatapan menghina.
Tetapi Kirana tetap tenang menatap layar ponselnya sampai ia menelepon Christian.
Drrtt... Drrtt... Drrtt...
Para perempuan di sana hanya terus tertawa melihat kelakuan Kirana, pokoknya mereka tidak akan tertipu dengan trik murahan perempuan itu!
Sementara Kirana yang menelpon Christian, akhirnya panggilan telpon itu terhubung, sehingga dia menekan speaker teleponnya.
"Kau dimana? Kenapa lama sekali?" kata pria dari seberang telepon.
Para perempuan di sana mengerutkan kening mereka mendengar suara khas Christian dari speaker ponsel Anggita.
"Aku di lobby perusahaanmu, tapi aku tidak biarkan menemuimu! Ornag yang kau pekerjaan di lobby ini sangat buruk!" Tegas Kirana.
"Apa?! Tunggu sebentar," ucap Christian sebelum mematikan ponsel itu.
Tut tut tut...
Suara panggilan telpon yang dimatikan beriringan dengan detak jantung para perempuan yang berada dalam rasa cemas dan takut.
"Ka,, kau sungguh menelepon Tuan Muda?" Tanya salah seorang perempuan.
Tetapi Kirana tidak ingin lagi berbicara dengan para perempuan di sana sehingga dia melenggang pergi untuk duduk di sofa yang terletak di lobby itu.
Dua perempuan yang ada di sana langsung berpandangan satu dengan yang lain.
"Kau yakin itu suara Tuan Muda?"
"Aku rasa iya."
"Gawat! Bagaimana ini?"
"Aku juga tidak tahu. Perempuan itu juga berbicara santai pada Tuan muda, jangan-jangan --"
Drringg! Drrriing! Drriingggggg!
Ucapan sang perempuan terhenti karena telepon yang berbunyi.
"Sekretaris Tuan muda menelpon!" Kata sang perempuan.
@@@ Bab berikutnya nanti sore ya. Otor lagi sibuk banget nih....
Atooo anak buahnya si Yuwen?
Btw jangan2 itu anak asisten kan dah lama nikah ga bs hamil…