Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20
Mami Aisyah langsung memeluk suaminya. Dan menangis karna khawatir pada cucu cucunya. Membuat tuan Fuad memeluk wanita kesayangan itu.
" Sudah ngak pake drama,mami harus sabar. Papi percaya mereka akan baik baik saja. Karna mereka itu anak pintar. " Ayo masuk, Sasi suruh Yusuf kesini!!" perintah papi
" Ya pi, sayang ayo kita kekamar Alin. Setelah itu tante mau mencari paman Yusuf di rumah rumah belakang." kata Sasi.
" Ya Aura kekamar Alin dulu ya sayang, Biar opa dan oma mengurus orang orang opa Untuk mencari saudara saudara mu," kata tuan Fuad.
" Ya opa " angguk Aura. Sasi pun membawa Aura ke kamar Alin. Setelah Aura masuk ke kamar. Sasi pun pergi ke rumah belakang yang di khusus kan untuk para pengawal tuan Fuad yang di pimpin Ali.
************
Di tempat lain Al pun kembali melangkah ingin mencari pintu keluar. Namun tiba tiba...
" Kau mau kabur kemana dokter Al. Tangkap dia " kata pria bertopeng. Saat Al ingin melangkah. Dan Al pun mencoba melawan. Namun karna di kepung sepuluh orang berbadan besar. Al pun kembali tertangkap. Membuat Al tidak bisa bergerak. Dan kembali di bawa masuk ke ruangan tempat kemaren ia di sekap.
" Sialan...siapa dia, aku seperti familiar dengan suaranya," guman Al yang di dorong masuk oleh seorang pengawal berbadan besar.
Brug.....
Al pun tersungkur di lantai. Sambil menatap pria bertopeng yang berdiri di depannya. Karena Al ingin tahu siapa sebenarnya musuhnya. Karna Al merasa kenal dengan pemilik suara itu.
Al yang sudah sukses dengan kariernya. Berniat membantu semua teman temannya yang belum sukses. Karena rasa iba dan tidak tega melihat kehidupan mereka. Al pun membantu semampu yang ia bisa. Dengan persetujuan Bee. Agar tidak ada masalah ke depannya. Karna ada aset Bee di rumah sakit
" Apa mau mu?" tanya Al pada pria itu
Karna sudah berhasil menangkap Al lagi dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu bung " jawab pria itu. Sambil menatap tajam pada Al. Sedangkan Al berusaha tetap tenang. Walau ia tahu ia dalam bahaya.
" Kau bermimpi terlalu tinggi bung, apa kau pikir dengan membunuh ku. Kau bisa dengan mudah menguasai hartaku, menghancurkan ku !! Kau salah memilih musuh bung. Kau terlalu bodoh. Aku membangun usahaku dengan ilmuku dan pikiranku. Apa kau yakin bisa mencurinya. Otak ada di kepalaku ini kuncinya. Selama aku hidup, siapapun tidak akan mampu mengambilnya," kata Al menujuk kepalanya sendiri.
" Hahaha... kita lihat saja, bagaimana jika aku membunuhmu," ancam pria itu geram ketika mendengar perkataan Al.
Karna benar adanya. Al sendiri yang mengendalikan usahanya. Bahkan kemaren saja. Karena perintah dari Al. Lab tempat produksi obat langsung di berhentikan sementara. Dan pengiriman tertunda karna obat tidak bisa di ambil saat itu.
" Lakukan jika kau bodoh, aku yakin kau akan berpikir 10 kali untuk melakukannya kan?" tantang Al. Karna sudah lama Al tahu. Dirinya menjadi incaran para mafia obat. Yang ingin memanfaatkan kemampuan dan ilmunya. Untuk kepentingan diri mereka sendiri.
" O begitu, rupanya dokter Al sangat percaya diri. Tapi kita lihat saja nanti, apa kau masih bisa sombong setelah istri dan anak anak mu celaka ," kata pria itu mengancam.
" Shit, berani sekali kau !!" umpat Al
" Pengawal jaga dia. Jangan sampai dia lolos lagi," kata pria itu tersenyum sinis. Lalu pergi meninggalkan ruangan Al dan menutup pintu dengan cepat.
Brak....
" Sialan" umpat Al yang mengepalkan tangannya. Ketika mendengar Bee dan anak anaknya akan menjadi incaran.
" Aku harus selamat," batin Al kembali berusaha melepaskan ikatan tangannya. Dan melihat situasi di sekeliling ruangan.
Sedangkan di luar lorong tiga bocil sedang mencari sinyal dari ponsel Albi. Karna mereka mengikuti lokasi petunjuk yang sudah terekam jelas dari jam tangan Al.
" Sinyalnya berada di daerah sini, tapi ini terowongan kereta bawah tanah. Dan ini sangat gelap," kata Bian.
" Tidak perlu khawatir kak, Albi sudah bawa kaca mata anti gelap," kata Albi tersenyum. Lalu mengeluarkan tiga kaca mata dan duanya ia berikan pada Bian dan Brian
" Adik yang cerdas," puji Brian langsung memakainya. Karna mereka tidak perlu mengunakan senter dan cahaya untuk berjalan dalam kegelapan.
" Ini hebat, ayo kita masuk. Kita harus selamatkan papi sebelum hari gelap ," kata Bian melangka.
" Tapi bagaimana jika banyak penjaganya?" kata Albi sembari menyusul.
" Gampang, kita bisa pakai ini," kata Brian Yang membawa bom asap beracun. Itu bisa membuat orang pingsan berjam jam jika mereka menghisap asapnya.
" Bagus Bri, ayo kita mulai. Hati hati dan jangan berisik," kata Bian. Berjalan memimpin di depan.
" Ya bang," kata Albi yang berjalan cepat mengikuti si kembar dari belakang. Lalu mereka pun mengikuti arah sinyal yang menuntun mereka. Menuju ruangan tempat Al di sekap.
Cukup lama mereka berjalan di dalam lorong dan...
" Stop, lihat di sana ada orang" tunjuk Bian mencari tempat berlindung dan memberi kode. Lalu mereka pun cepat bersembunyi di balik pilar.
" Ya pasti mereka mengurung papi di dalam sana kak lihat ini !!" kata Albi memperlihatkan sinyal itu. Memang terhubung dengan sinyal di dalam ruangan itu.
" Lalu bagaimana caranya kita menyelamatkan papi ?" kata Brian berpikir. Begitu juga dengan Bian.
" Abang gunakan bom asap itu, lalu kak Bian mengawasi mereka..Aku akan mengunakan kunci ini untuk membuka ruangan itu. Karna kita tidak bisa berlama lama disini. Jika kita ketahuan kita bisa tertangkap," kata Albi Yang membawa kunci serba guna canggih.
" Ide berlian, ayo kita lakukan!!" kata Brian. Mengeluarkan bom dan bersiap melemparnya Lalu Albi memberikan masker pada Bian dan Brian. Lalu keduanya mengenakan masker. Sedangkan Albi mengeluarkan alat khusus untuk membuat kunci. Membuat Brian dan Bian saling tatap. Entah dari mana adiknya itu belajar dengan cepat. Tapi yang jelas Albi sudah menyiapkan semuanya. Sejak malam sebelum mereka berangkat.
" Sudah bang," kata Albi. Sehingga Brian pun melempar bom asap itu. Persis di depan kedua penjaga itu.
Buk......
" Apa itu?" kata salah satu pengawal itu. Sangat mendengar benda jatuh. Dan mendekati bom yang sudah mengeluarkan asap putih.
" Wus.. .
" Asap ...menjauh lah!!" kata temannya. Saat asap mulai keluar.
" Astaga dari mana asalnya," kata pria itu mundur. Namun karna asap itu sudah menyebar dengan cepat keduanya pun pingsan di tempat. Karna mereka menghirup asap beracun itu. Sehingga mereka tidak bisa bernafas. Dan brug......
" Al cepat!!" kata Bian yang berlari menuju pintu ruangan itu. Dan Albi pun berusaha membuka pintu ruangan itu. Saat asap menyebar .Agar mereka tidak terlihat oleh musuh.
Al yang sedang duduk termenung kaget saat pintu ruangan terbuka. Dan ia berdiri saat melihat ...
" Albi !!" kata Al cepat berlari kearah Albi
" Papi ayo cepat keluar, waktu kita tidak banyak," kata Bian.
" Ya ,ayo kita pergi," kata Al senang. Saat anak anaknya itu menjadi hero untuknya. Lalu mengendong Albi. Dan Bian dan Brian lebih dulu berlari.
" Ayo....cepat lari pi " kata Albi Khawatir mereka di kejar para penjahat.
" Ya sayang, Brian, Bian ayo cepat !!" kata Al mengambil langkah seribu dan tak lama mereka pun sudah berada di pintu lorong.
" Lewat sini pi," teriak Bian yang menaiki anak tangga lebih dulu. Yang di susul oleh Bian, lalu Al yang mengendong Albi.
" Albi cepat naik nak," kata Albi menyuruh Albi lebih dulu naik.
" Ya pi ," kata Albi yang bergerak cepat naik menyusul kedua kakaknya.
" Itu dia , cepat tangkap," terdengar suara teriakan, yang membuat Al pun cepat menaiki tangga dan...
" Ayo pi cepat !!" teriak Albi yang sudah diatas. Dan Al pun menggapai tangan Brian dan Bian lalu naik ke permukaan lubang. Setelah Al naik mereka pun cepat menutup pintu lubang dan belum lagi tertutup
Door...door ..
" Bian, Brian sudah ayo kita pergi," teriak Al Cepat menarik tangan si kembar. Lalu mereka pun berlari meninggalkan tempat itu
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al