menceritakan tentang seorang gadis yang menyimpan hati pada seorang anak laki laki yang saat kecil dia jumpai. Hingga besar pun,gadis kecil itu masih mencintai laki laki itu.
gadis itu bermimpi ingin menjadi pasangan hidup si laki laki itu,dan yah impian nya terwujud kan. Namun sayang tuhan mempersatukan nya dengan cara yang salah,gadis itu menikah bukan karena cinta melainkan karena kesalahan satu malam.
akankah pernikahan mereka bisa bahagia? atau berakhir dengan nestapa karena hubungan yang mereka jalani berawal dari sebuah kesalahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19. tuduhan
Keluarga Mahendra sangat menerima nya dengan baik,zea seakan merasakan kembali apa itu kehangatan sebuah keluarga.
Setelah tadi makan malam bersama dan mengobrol ringan diruang tengah,kini semua orang sudah kembali ke kamarnya masing masing.
Waktu pun sudah menunjukan pukul sepuluh malam,sudah dari satu setengah jam yang lalu mereka masuk ke dalam kamar masing masing.
Mungkin yang lain sudah terlelap tidur,namun berbeda dengan zea. Sedari tadi dia tak bisa memejamkan matanya,dan kalian tau apa yang di lakukan zea.
Dia malah menggeser geser ikon di hp nya,bukan apa apa hanya saja saat ini zea sedang tak memiliki paket data.
Biasanya jika di rumah zea selalu memakai wifi, karena di rumah ayah nya satu kamar satu wifi sedangkan disini zea menyalakan WiFi memang banyak tapi zea tak mengetahui password untuk mengakses nya.
Ingin bertanya pada mertuanya malu dan takut mengganggu,sedari tadi zea menunggu kehadiran Arkhana yang sejam yang lalu berkata akan ke ruang kerjanya untuk menyelesaikan pekerjaan.
"Ah bosen lama lama kalau kayak gini,apa aku gue susul aja yah ke ruang kerjanya."gumam zea yang sudah merasakan bosan yang teramat sangat.
Zea pun pergi ke arah ruang kerja Arkhana yang berada di samping kamarnya. Dengan sedikit ragu ragu zea membuka sedikit pintu ruangan itu.
Zea sedikit mengintip di sela sela pintu, terlihat Arkhana begitu fokus dengan laptop dan tumpukan berkas di depannya.
Melihat itu zea pun mengurungkan niatnya, takutnya malah menganggu konsentrasi Arkhana.
Zea kembali menutup pintu ruangan itu,namun tanpa disadarinya ternyata Arkhana sudah sadar akan kehadiran zea.
Arkhana mengerutkan keningnya kala pintu itu di tutup lagi, tadinya Arkhana akan bertanya pada zea kenapa istrinya kesini.
"Mau apa zea?"gumam Arkhana.
Di luar zea mendapatkan ide cemerlang,mengapa dia tak bertanya saja pada Aryan. Kenapa harus susah susah kan,zea hampir saja lupa jika dirinya saat ini satu rumah dengan teman yang super jail itu.
Dengan langkah penuh semangat nya zea berjalan ke arah kamar Aryan,lalu mengetuk pintu kamar Aryan yang tak jauh dari kamarnya.
Tok tok tok
"Aryan."panggil zea.
Tak lama pintu pun terbuka, menampilkan Aryan yang tersenyum ke arahnya. "Ada apa gerangan Kaka ipar ku ini datang ke sini. Apakah Kaka ipar tak betah tidur dengan Kaka saya, silahkan Kaka ipar bisa tidur bersama dengan saya di dalam."ucap Aryan membuat zea memutar bola matanya malas.
"Maaf saya tak tertarik tidur dengan mu,udah lah jangan banyak drama gue kesini mau minta password wifi,kuota gue abis tak tersisa."
"Hah seorang zea istri dari tuan Arkhana yang terkenal dengan kaya tujuh turunan nya tak mempunyai kuota,ck ck gak di kasih uang Lo sama Abang gue."
"Baru juga sehari nikah, udahlah jangan banyak drama plis minta password wifi gue bosen tau."
"Ya udah silahkan masuk,scan aja password nya laptop gue."tanpa berkata apapun lagi zea nyelonong masuk.
Saat zea masuk, Arkhana keluar dari dalam ruang kerja nya. Dia melihat zea masuk ke dalam kamar adiknya,entah kenapa Arkhana merasa kesal.
"Ngapain dia masuk ke dalam kamar Aryan."gerutu Arkhana.
Dengan perasaan kesalnya dia masuk kedalam kamarnya,tak lama setelah dirinya masuk kedalam kamar,zea datang dengan senyuman mengambang.
"Puas banget kayaknya udah di kasih nutrisi sama Aryan yah sampai senyum senyum sendiri gitu."ucap Arkhana membuat zea menyeringitkan dahinya tak mengerti.
"Ouh begitu cara mainnya,saat orang lain sedang tertidur,suami sedang sibuk kerja,terus kamu pergi ke kamar adik saya buat goda dia begitu. Kenapa gak lama takut ketahuan? Kenapa gak sekalian tidur aja sama dia."ucapan Arkhana seketika membuat zea merasa sakit hati.
"Maksud bapak apa yah?"tanya zea dengan dingin.
"Sudah dapat apa dari adik saya,modal menggoda hemm."Arkhana menatap ke arah zea dengan tatapan yang seolah jijik dan meremehkan.
"Sekali murahan ya tetap murah."cibir Arkhana semakin membuat hati zea sakit.
"Sudah puas pak menghina saya? Ya saya memang murahan buktinya bisa anda tiduri dengan sangat gampang,lalu kenapa jika saya murahan anda malah mau menikahi saya. Seharusnya tak perlu anda menikahi saya,tak seharusnya anda seseorang yang terhormat menikah dengan wanita murahan seperti saya."
"Ya,saya tak menepis jika memang saya ini murahan setelah anda merenggut kehormatan saya. Dimata anda memang saya mungkin sangat murahan,namun saya pun tak akan menjajahkan tubuh saya pada laki laki lain. Bukankah yang membuat saya murahan adalah anda sendiri."ucap zea dengan sedikit bergetar.
"Saya datang ke kamar adik anda untuk menanyakan password wifi,bukan untuk menggodanya. Awalnya saya datang ke ruang kerja anda tapi melihat anda sedang sibuk saya tak enak jika menganggu,maka dari itu saya pergi ke kamar adik anda."zea menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
Arkhana menjadi tak enak hati karena telah menuduh zea, seketika dirinya tertampar oleh kata kata yang zea lontarkan.
"Maaf..."ucap Arkhana.
Air mata zea langsung menetes,namun zea dengan segera menghapusnya lalu pergi dari hadapan Arkhana.
Zea mengambil selimut lalu membawanya ke sofa yang kebetulan dekat dengan jendela.
Zea menggulung selimut pada seluruh tubuhnya, kemudian dia membuka handphone nya. Mencoba mengalihkan rasa sakit hatinya dengan memainkan benda pipih itu.
Namun,ya namanya sakit tetak sakit sekuat apapun menahan sesak dan tangis tetap saja air mata itu turun.
"Ze,maaf bukan maksud saya."ucap Arkhana mendekat pada zea.
Namun zea sama sekali tak menggubris nya. "Napa sih nih air mata pake turun segala."gerutu zea dalam hatinya.
Tak menghiraukan Arkhana,zea merebahkan tubuhnya di atas sofa. Zea menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuhnya.
"Ze, maafkan saya."Arkhana terus saja meminta maaf.
Bahkan kini dia sudah berjongkok di bawah sofa. Memegang pundak zea agar mau berbicara padanya,namun zea malah terus menangis.
Tangisnya tak ada suara hanya tubuhnya saja bergetar, Arkhana menjadi sangat tak enak hati pada zea.
"Ini lagi mulut napa bisa ngomong kayak gitu sih."gumam Arkhana dalam hatinya.
"Ze jangan tidur disini,gak nyaman nanti bangun tidur kamu bakal pegel pegel."tetap saja ucapan Arkhana itu tak di gubris oleh zea.
Arkhana pun menyerah,dia duduk di sofa tempat zea tidur,disana masih ada sedikit spesh untuk dirinya duduk.
Arkhana hanya bisa mengelus punggung dan juga kepala zea yang tertutup selimut. Tak ada ucapan lagi yang terucap dari mulut Arkhana ataupun zea.
Lambat laun tangis zea sudah mulai mereda tak ada lagi getaran dari pundak zea.
Dengan pelan Arkhana membuka selimut, terlihat zea sudah terlelap tidur. Dengan pelan Arkhana membopong tubuh zea untuk dirinya pindahkan ke atas ranjang.
Tak mungkin dia membiarkan zea tidur di atas sopa itu,ya walaupun sopa nya lumayan empuk tetap saja jika zea terbangun pasti akan merasakan pegal pegal.
"Maaf."sebelum menyusul zea ke alam bawah sadar, Arkhana masih sempat mengucapkan kata maaf pada zea.
semangat author💪