NovelToon NovelToon
Bakat Dewa Super

Bakat Dewa Super

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Billy Author

setelah kematiannya yang konyol dibumi, Arkan terlahir kembali kedunia penuh dengan magis. Dengan bermodalkan bakat tingkat atas, Arkan percaya akan menjadi yang terkuat.

Genre : Fantasy, Action.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Billy Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11: Arena Kota Darulith: Musuh Baru dan Sekutu Tak Terduga

Pagi hari di Kota Darulith disambut dengan hiruk-pikuk penduduknya. Para pedagang berteriak menawarkan dagangan mereka, pengawal kota berpatroli dengan wajah serius, dan para petualang berlalu lalang dengan senjata serta perlengkapan sihir mereka. Kota ini adalah pusat bagi mereka yang mencari ketenaran dan kekayaan, atau bagi mereka yang bersembunyi dari hukum.

Arkan berjalan menyusuri jalanan berbatu sambil memperhatikan setiap sudut kota. Sebagai assassin, ia sudah terbiasa dengan keramaian, tetapi matanya tetap waspada.

“Lysar menyebutkan penginapan ‘Bayangan Malam’. Tapi sebelum itu, aku harus memastikan aku mendapatkan pijakan di kota ini,” pikir Arkan.

Salah satu tempat paling terkenal di Kota Darulith adalah Arena Petarung, sebuah tempat di mana para petualang dan prajurit saling bertarung untuk mengasah keterampilan mereka, mendapatkan hadiah, atau sekadar hiburan. Pertarungan di arena ini terbagi dalam berbagai kategori, mulai dari pertarungan antar individu, kelompok, hingga melawan monster-monster buas.

Arkan tertarik ke arena setelah mendengar kerumunan orang bersorak. Di depan pintu masuk arena, papan pengumuman besar mencantumkan jadwal pertarungan dan hadiah untuk pemenang.

“Turnamen tunggal hari ini: Hadiah 1000 koin emas dan Pil Penguat!”

Arkan memandang pengumuman itu dengan minat. “Pil Penguat?” pikirnya. “Kalau benar seperti yang kudengar, pil ini bisa meningkatkan atribut secara permanen. Ini akan sangat berguna.”

Tanpa berpikir panjang, Arkan mendaftar untuk turnamen. Petugas mencatat namanya sambil menatapnya dari atas ke bawah.

“Sepertinya kau tidak membawa senjata besar atau armor. Kau yakin mau ikut?” tanya petugas itu dengan nada skeptis.

“Aku yakin,” jawab Arkan datar.

Petugas hanya mengangguk, lalu memberikan nomor peserta. “Baiklah. Kau akan bertarung dalam 30 menit. Bersiaplah di ruang tunggu.”

Arkan menuju ruang tunggu dan duduk di sudut, mengamati para peserta lain. Sebagian besar adalah prajurit berbadan besar dengan armor berat dan senjata raksasa. Ada juga beberapa penyihir yang sibuk merapal mantra persiapan. Dibandingkan dengan mereka, Arkan tampak sederhana—hanya mengenakan pakaian hitam sederhana tanpa perlengkapan mencolok.

“Mereka terlalu percaya pada peralatan mereka,” pikir Arkan sambil menunggu giliran. “Aku hanya butuh kecepatan dan strategi.”

Akhirnya, nama Arkan dipanggil untuk bertarung. Ia melangkah ke arena yang dipenuhi sorakan penonton. Lawannya adalah seorang prajurit besar bernama Derrick, yang membawa kapak raksasa.

“Lawanmu terlihat lemah,” ejek Derrick sambil mengayunkan kapaknya ke udara untuk pamer. “Aku akan mengakhiri ini dalam satu serangan.”

Arkan tidak merespons, hanya berdiri dengan tenang sambil mengamati gerakan Derrick.

“Mulai!” teriak wasit.

Derrick langsung menyerang dengan kapaknya, menghantam tanah dengan keras. Namun, Arkan mengaktifkan Silent Step, menghilang dari pandangan dan muncul di belakang Derrick.

[Arkan Menggunakan: Phantom Slash]

Serangan cepat itu mengenai punggung Derrick, menyebabkan luka yang cukup dalam. Derrick berteriak marah dan mencoba menyerang lagi, tetapi kecepatan Arkan jauh di atasnya. Dengan kombinasi Shadow Bind dan Phantom Slash, Arkan mengalahkan Derrick dalam waktu singkat.

Penonton bersorak, sebagian besar terkejut bahwa seorang petarung tanpa perlengkapan bisa menang dengan mudah. Arkan hanya membungkuk singkat sebelum meninggalkan arena, bersiap untuk pertarungan berikutnya.

Pertarungan Kedua: Penyihir Bayangan.

Di babak berikutnya, Arkan berhadapan dengan seorang penyihir wanita bernama Velria. Tidak seperti Derrick, Velria lebih berhati-hati. Ia menggunakan sihir bayangan untuk menciptakan klon dirinya, membingungkan Arkan.

“Kau mungkin cepat, tapi bagaimana kau akan menangani banyak lawan?” ejek Velria sambil mengendalikan klon-klonnya untuk menyerang.

Namun, Arkan mengaktifkan Shadow Nova, menciptakan ledakan bayangan yang menghancurkan semua klon Velria sekaligus. Velria terkejut, tetapi sebelum ia bisa merapal mantra berikutnya, Arkan sudah berada di belakangnya.

[Arkan Menggunakan: Shadow Bind]

Bayangan melilit Velria, membuatnya tidak bisa bergerak. Dalam satu serangan terakhir, Arkan menjatuhkan Velria dan memenangkan babak itu.

Pertarungan Final: Prajurit Misterius.

Di babak final, Arkan menghadapi lawan yang jauh lebih tangguh. Pria bernama Reynold ini adalah seorang pendekar pedang terkenal di Kota Darulith. Dengan armor ringan dan pedang panjang, Reynold bergerak dengan kecepatan dan keterampilan yang luar biasa.

Sejak awal pertarungan, Arkan tahu bahwa Reynold bukan lawan biasa. Setiap serangan Arkan dihindari dengan mudah, dan balasan Reynold sangat cepat dan akurat.

“Lawan yang seperti ini jarang kutemui,” pikir Arkan sambil tersenyum tipis. “Tapi aku suka tantangan.”

Arkan mulai memanfaatkan semua kemampuannya. Ia menggunakan Silent Step untuk menghilang dan muncul di tempat-tempat yang tak terduga, mencoba mengalahkan Reynold dengan serangan mendadak. Namun, Reynold selalu bisa membaca gerakannya.

“Kau berbakat, tapi aku sudah terbiasa menghadapi petarung seperti dirimu,” kata Reynold sambil melancarkan serangan cepat.

Arkan terpojok, tetapi ia tidak menyerah. Saat Reynold melompat untuk melancarkan serangan terakhir, Arkan mengaktifkan Earthquake Slam yang baru didapatkan dari Stone Golem. Tanah di sekitar mereka berguncang, membuat Reynold kehilangan keseimbangan.

[Arkan Menggunakan: Phantom Slash]

Dalam satu serangan terakhir, Arkan berhasil mengenai Reynold, menjatuhkannya ke tanah. Arena hening sejenak sebelum sorakan meledak dari penonton.

Setelah memenangkan turnamen, Arkan menerima hadiah 1000 koin emas dan Pil Penguat. Namun, lebih dari itu, ia mulai menarik perhatian banyak orang. Beberapa penonton mencoba mendekatinya, menawarkan kerja sama atau misi, tetapi Arkan tetap menjaga jarak.

Saat ia berjalan keluar dari arena, seorang pria tua mendekatinya. Pria itu mengenakan jubah lusuh, tetapi matanya tajam dan penuh wibawa.

“Arkan, bukan?” tanya pria itu.

Arkan mengangguk. “Siapa kau?”

Pria itu tersenyum. “Aku hanya seseorang yang tahu potensimu. Jika kau tertarik untuk mendapatkan kekuatan sejati, datanglah ke ‘Bayangan Malam’. Kau akan menemukan jawaban atas semua pertanyaanmu di sana.”

Arkan menatap pria itu dengan curiga. “Lysar mengirimmu?”

Pria itu tidak menjawab, hanya tersenyum sebelum menghilang ke dalam kerumunan. Arkan menghela napas panjang.

“Sepertinya aku tidak bisa menghindari ini.”

1
Siswa Rey
Maaf tapi ceritanya mati
Z Uli
semangat terus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!