Balas dendam seorang perempuan muda bernama Andini kepada mantan suaminya yang pergi karena selingkuh dengan janda muda kaya raya.
Tapi balas dendam itu tidak hanya kepada mantan suaminya, melainkan ke semua lelaki yang hanya memanfaatkan kecantikannya.
Dendam itu pun akhirnya terbalaskan setelah Andini membunuh dan memutilasi semua pria yang coba memanfaatkannya termasuk mantan suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tresna Agung Gumelar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
*Astaga! Mau di apakan Mas Sandy?" Sontak Lita pun terkejut di balik jendela dan penasaran apa yang akan dilakukan Andini kepada Sandy setelah ini. Lita masih memvideokan semua kejadian dengan menggunakan handphonenya.
Setelah beberapa saat Andini pun kembali keluar kamar dengan membawa tas yang berisi beberapa peralatan.
Andini memindahkan Sandy ke sebuah bangku kayu, kemudian dia mengikat seluruh tubuh Sandy dengan tali ke bangku tersebut. Dia juga menutup Mulut Sandy dengan lakban lalu menutup wajahnya dengan kantong plastik berwarna hitam.
Setelah Sandy terikat sempurna dengan keadaan yang belum sadar, Andini kini dengan wajah sadisnya berdiri di depan Sandy sambil mengelus-elus sebuah pisau tajam yang ada di tangannya.
"Hmmm" Senyuman menyeramkan kini mulai terpancar dari mulut Andini.
"Mas, Mas, harusnya kamu itu bisa selamat loh, eh tapi kamu sendiri Mas yang nyamperin aku ke sini dan meminta untuk mati di tanganku. Kamu itu memang tak pernah mau di untung ya dasar. Sabar ya sayang setelah kamu bangun, aku akan kasih tahu semuanya sama kamu. Hahahaha." Andini tertawa lepas karena dendamnya akan tuntas sebentar lagi.
Sementara di balik jendela, Lita yang menjadi gemetar sedikit memundurkan langkahnya karena sangat takut mendengar Andini berbicara seperti itu sambil memegang pisau. Dia mencoba pergi dari tempat itu secara perlahan karena takut ketahuan dengan memundurkan kakinya.
Brakk..
Tiba-tiba terdengar suara seperti benda jatuh sangat kencang sekali di barengi suara teriakan seorang perempuan dari arah jendela.
"Siapa itu?" Andini langsung menengok ke arah jendela.
Kemudian Andini langsung berlari menghampiri ke arah jendela dan langsung membukanya terburu-buru.
"Lita!" Andini terkejut kebingungan karena di bawah jendela itu ada seorang perempuan yang dia kenali.
Ternyata Lita terjatuh ke tanah dangkal di penuhi dedaunan liar yang ada di samping rumah itu, Lita mencoba untuk kabur tapi tidak bisa karena kakinya terkilir sehingga dia tidak bisa berdiri saat ini. Di tambah dedaunan liar yang seperti mengikat tubuhnya.
"A a a Andini." Lita ingin sekali pergi ketika di tatap oleh Andini dari jendela. Tapi dia sama sekali tidak bisa berdiri malah wajahnya semakin panik ketakutan.
Andini pun langsung berlari keluar lewat pintu belakang sambil membawa sesuatu.
Saat Andini sudah berada di depan Lita, Andini kembali memberikan senyuman sadisnya.
"Ampun Andini Ampun! jangan bawa-bawa aku dalam masalah kalian. Aku janji akan pergi dari sini dan berpura-pura tidak tahu dengan masalah ini." Lita yang semakin ketakutan sambil memijat kakinya seakan-akan ada keajaiban sembuh dengan kakinya.
"Ternyata aku nggak perlu capek-capek ya buat ngumpulin kalian, kalian baik banget malah saling menyerahkan diri satu persatu kepadaku." Andini seolah-olah menakuti Lita secara halus.
"Tolong! Tolong!" Lita langsung berteriak meminta tolong sambil mengirimkan video yang dia rekam kepada beberapa kontak yang ada di handphonenya secara acak beserta maps tempat tersebut.
Andini yang takut ada orang yang mendengar, dia langsung mendekati Lita lalu melemparkan handphone yang di pegang oleh Lita tanpa melihat dahulu isi layar handphone tersebut.
Setelah itu tanpa ragu Andini langsung meletakan sapu tangan di hidung dan juga mulut Lita.
Lita pun langsung tak sadarkan diri tersungkur di pelukan Andini karena Andini langsung membiusnya.
"Hahaha sepertinya sore ini aku akan berpesta bersama kalian." Tawa jahat Andini terdengar sambil menggusur Lita ke arah pintu belakang.
Walaupun sempat kesusahan, Andini akhirnya berhasil membawa Lita sampai di dalam rumah.
Andini langsung mengikat Lita sama seperti Sandy. Bahkan kini mereka duduk berdampingan dengan kondisi tak sadarkan diri.
Setelah waktu berjalan sekitar 30 menit, kini Andini menunggu mereka berdua sadar sambil memakan cemilan menghadap ke arah mereka.
Tiba-tiba handphonenya berbunyi, saat dilihat oleh Andini ternyata itu dari Indra kekasihnya. Andini pun langsung mengangkat telpon tersebut.
"Hallo Dra?" Tanya Andini sambil berjalan sedikit menjauh dari posisinya saat ini.
"Din, kamu lagi ngapain sayang?" Tanya Indra yang sepertinya sedikit khawatir karena takut Andini kesepian di rumahnya.
"Em, aku nggak lagi ngapa-ngapain lagi tiduran saja, kamu sendiri lagi di mana sekarang?" Andini berusaha berbohong.
"Oh, aku mau kasih tahu kamu, besok subuh kita berangkat ya Din biar nggak macet, aku lagi di rumah temanku sekarang, paling nanti malam pulang. Nanti aku mampir ya ke rumah sekalian bantu kamu packing."
"Jangan Dra jangan!" Andini dengan nada yang sedikit panik.
"Jangan gimana maksudnya? Aku mampir sebentar doang ko, nanti sekalian bawa jajanan buat kamu."
"Em nggak usah ah, aku mau langsung tidur Dra, aku udah packing kok, soalnya aku udah nggak sabar ingin cepat-cepat besok." Andini mencoba memberikan alasan agar Indra tak menemuinya malam ini.
"Hmm dasar, yaudah deh kalau gitu. Tapi jangan lupa makan dulu ya sebelum tidur, sama satu lagi jangan sampai ada barang berharga yang tertinggal." Indra yang sama sekali tidak mencurigai Andini sedikitpun.
"Iya sayangku, tapi kalau kamu pulang kabarin ya Dra biar aku tahu. Terus pulangnya hati-hati!" Andini sedikit tenang karena Indra mau menuruti untuk tidak mampir ke rumahnya.
"Oke, yaudah kalau gitu nanti aku kabarin lagi ya."
"Iya Dra. Dah sayang."