Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Seorang gadis berusia 18 tahun bernama Intan, dipaksa Bapaknya menikah dengan Ricko, laki-laki berusia 28 tahun, anak sahabatnya.
Awalnya Intan menolak karena ia masih sekolah dan belum tahu siapa calon suaminya, tapi ia tidak bisa menolak keinginan Bapaknya yang tidak bisa dibantah.
Begitu juga dengan Ricko. Awalnya ia menolak pernikahan itu karena ia sudah memiliki kekasih, dan ia juga tidak tahu siapa calon istrinya. Namun, ia tidak bisa menolak permintaan Papanya yang sudah sakit sangat parah.
Hinggga akhirnya Ricko dan Intan pun menikah. Penasaran dengan kisah mereka? Yuk langsung simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
"Setelah satu tahun pernikahan ini, ayo kita bercerai. Aku akan membiayai sekolah dan kuliahmu serta memberimu uang lebih setelah kita bercerai. Dan selama setahun ini kita tidur di kamar terpisah. Aku tidak akan menyentuhmu. Kamu jangan pernah mencampuri urusanku. Kalau ada yang tahu kita tinggal satu rumah, kamu harus mengaku sepupuku. Bagaimana? Deal?" ujar Ricko pada Intan.
"Oke! Deal. Aku sangat setuju!" jawab Intan dengan semangat 45. Ia merasa sangat senang. Akhirnya ia masih bisa bebas meskipun sudah menikah.
"Oh iya maaf aku lupa memberimu makan. Dua hari ini pembantuku libur, ibunya sedang sakit. Mungkin mulai besok dia sudah kembali. Kamu mau makan apa? Akan aku pesankan online," ucap Ricko sambil mengeluarkan ponsel dari sakunya.
"Tidak usah, Mas. Aku sudah kenyang," jawab Intan menolak.
"Apa kamu bisa memasak?" tanya Ricko ingin tahu.
"Ya, sedikit. Kadang aku membantu ibuku memasak," jawab Intan jujur.
"Tolong Masakkan untukku. Aku sudah sangat lapar. Carilah bahannya di kulkas. Aku tunggu di sini," ucap Ricko meminta tolong.
Intan pun segera menghabiskan susunya. Setelah itu ia berdiri dan pergi ke dapur. Ia membuka kulkas mengambil telur, daun bawang, dan wortel. Setelah itu ia memakai celemek yang ada di gantungan pojokan. Ia mengambil wadah lalu mencuci wortel dan daun bawang. Kemudian ia mengirisnya kecil - kecil. Setelah itu ia memecahkan telur dan mengocoknya bersama wortel dan irisan daun bawang tidak lupa menambahkan garam, merica bubuk, dan penyedap. Ricko menyaksikan punggung Intan yang sedang memasak dengan cekatannya. Ia pun tersenyum.
Saat Intan menggoreng masakannya, baunya tercium sangat harum. Itu membuat perut Ricko semakin lapar. Tidak berapa lama kemudian Intan menaruh sepiring omelet di meja makan tepatnya di depan Ricko lengkap dengan sendok, garpu, dan saus tomat. Ricko pun segera menyantapnya.
"Auw sssshhhhhh hah hah hah," keluh Ricko seraya mengibaskan tangan di depan mulutnya.
"Kenapa, Mas?" tanya Intan dengan panik.
"Panas," jawab Ricko masih sambil mengibaskan tangan di depan mulutnya.
"Hati - hati, Mas. Pelan - pelan makannya. Nih minum," ucap Intan sambil menyerahkan segelas air putih. Ricko pun menerimanya lalu meminumnya.
"Kamu nggak makan?" tanya Ricko saat melihat Intan hanya menungguinya makan.
"Enggak, Mas. Aku sudah kenyang," tolak Intan sambil tersenyum.
"Ayo makan. Kamu kan belum makan. Aaaa!" ucap Ricko sambil menusuk omelet lalu mengarahkan ke mulut Intan dan menyuruhnya membuka mulutnya. Intan pun terpaksa menerima suapan Ricko. Intan mengunyahnya dengan menunduk. Wajahnya memerah menahan malu. Ini pertama kalinya ia makan disuapi seorang laki - laki.
"Masakanmu enak," puji Ricko tiba - tiba.
"Makasih, Mas," balas Intan sambil tersenyum.
Setelah Ricko selesai makan, Intan mencuci piring dan membersihkan meja makan serta dapur. Sedangkan Ricko menonton televisi di ruang tengah. Selesai bersih - bersih Intan bermaksud kembali ke kamarnya. Namun, tiba - tiba listrik padam.
"MAS! MAS RICKO! TOLONG INTAN!" teriak Intan hampir menangis.
"Ada apa?" tanya Ricko saat sudah di depan Intan menggunakan senter ponsel dan melihat Intan sedang berjongkok di samping tangga.
"Aku takut gelap, hiks," jawab Intan mulai menangis lalu memeluk Ricko.
"Ada aku. Jangan menangis lagi," balas Ricko lalu membalas pelukan Intan.
"Apa kamu mau tidur?" tanya Ricko. Intan menganggukkan kepalanya. Ricko pun mengantar Intan ke dalam kamarnya. Ia membaringkan tubuh Intan ke tempat tidur lalu menyelimutinya.
"Jangan pergi! Aku takut. Ini pertama kalinya aku di sini," ucap Intan saat Ricko akan pergi.
"Lalu?" tanya Ricko sambil mengernyitkan dahinya.
"Temani aku, Mas. Aku mohon. Aku benar - benar takut," ucap Intan memohon hampir menangis. Akhirnya Ricko pun menemani Intan.
"Jangan menangis. Aku akan menemanimu di sini," balas Ricko lalu berbaring di samping Intan. Intan pun memeluknya dan menyembunyikan kepalanya di dada Ricko hingga ia tertidur.
Rambutnya wangi banget. Kata Ricko dalam hati sambil memeluk Intan. Ricko pun berusaha menenangkan dirinya sendiri yang baru pertama kali tidur sambil memeluk seorang gadis. Ada sesuatu yang tidak beres. Tiba - tiba juniornya bereaksi. Ia pun berusaha menekan perasaan aneh itu hingga ia pun ikut tertidur juga.
Jangan lupa tinggalin komennya ya. Aku tunggu. Terima kasih 🥰