Follow ig 👉 @sifa.syafii
Fb 👉 Sifa Syafii
Seorang gadis berusia 18 tahun bernama Intan, dipaksa Bapaknya menikah dengan Ricko, laki-laki berusia 28 tahun, anak sahabatnya.
Awalnya Intan menolak karena ia masih sekolah dan belum tahu siapa calon suaminya, tapi ia tidak bisa menolak keinginan Bapaknya yang tidak bisa dibantah.
Begitu juga dengan Ricko. Awalnya ia menolak pernikahan itu karena ia sudah memiliki kekasih, dan ia juga tidak tahu siapa calon istrinya. Namun, ia tidak bisa menolak permintaan Papanya yang sudah sakit sangat parah.
Hinggga akhirnya Ricko dan Intan pun menikah. Penasaran dengan kisah mereka? Yuk langsung simak ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Sore hari Intan ikut pulang ke rumah Ricko. Selama perjalanan, tidak ada yang berbicara di antara mereka. Intan lebih memilih memandang keluar dari kaca jendela mobil. Setelah memarkirkan mobil di garasi, Ricko turun dari mobil diikuti Intan. Intan memandang ke sekeliling rumah itu.
"Kok sepi, Mas?" tanya Intan pada Ricko.
"Tentu saja. Ini rumahku sendiri, bukan rumah papa," jawab Ricko datar.
Setelah sampai di depan pintu sebuah kamar, Ricko membukanya.
"Ini kamarmu," ucap Ricko lalu pergi ke lantai atas menuju kamarnya sendiri.
Intan pun masuk ke dalam kamar itu lalu menutup pintunya. Ia melihat ke sekeliling lalu merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.
"Hmm … kasurnya nyaman banget. Kamarnya juga besar. Ada kamar mandi dalam juga," gumam Intan senang. Ia pun segera membuka tas yang ia bawa tadi yang berisi pakaian ganti, handuk, dan perlengkapan yang akan ia butuhkan. Ia mengambil handuk dan pakaian ganti lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Intan berbaring di atas tempat hingga akhirnya tertidur pulas karena tubuhnya
merasa sangat lelah.
Sementara itu Ricko di kamarnya di lantai atas sedang duduk pada sebuah sofa membaca e-mail yang dikirimkan
sekretarisnya. Ia membaca dan membalas e-mail itu lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
"Apa-apaan papa ini, masa menyuruhku menikahi anak ABG dan polos seperti itu. Apa yang harus aku katakan pada Rossa nanti?" gumam Ricko bingung sendiri. Ia pun memejamkan matanya sambil berpikir hingga akhirnya tertidur pulas.
***
Malam hari Intan merasa haus dan lapar. Ia pun keluar dari dalam kamarnya mencari letak dapur karena ini pertama kalinya ia menginjakkan kakinya di rumah ini dan belum berkeliling untuk mengetahui isi dari rumah ini.
Sesampainya di dapur, Intan membuka tudung saji di meja makan dan menemukan roti tawar beserta berbagai macam rasa selai. Ia pun mengoles selai nanas di atas selembar roti lalu memakannya. Setelah itu ia membuka kulkas dan menemukan berbagai macam buah. Ia pun mengambil sebuah apel dan menuang susu ke dalam gelas lalu duduk di meja makan sambil memakan apelnya.
Ricko menuruni anak tangga lalu berjalan ke dapur dan melihat Intan sedang duduk di meja makan. Ia pun menghampirinya dan duduk di sampingnya.
"Berapa umurmu?" tanya Ricko pada Intan.
"Delapan belas tahun, Mas," jawab Intan singkat.
"Kamu masih sekolah?" tanya Ricko lagi.
"Iya. SMA kelas 3," jawab Intan apa adanya. Ricko pun mengembuskan nafas dengan kasar dan memejamkan matanya sebentar.
‘Ya ampun papa …, bahkan kamu menikahkan aku dengan anak yang masih sekolah,’ batin Ricko gemas.
"Apa kamu senang dengan pernikahan ini?" tanya Ricko lagi pada Intan.
"Tentu saja tidak. Aku dipaksa bapak. Aku belum mau menikah. Aku masih ingin sekolah, kuliah, bekerja, dan menikah suatu saat nanti dengan orang yang aku cintai dan mencintaiku tentunya," jawab Intan dengan menatap Ricko.
"Oke. Mari kita membuat perjanjian," ucap Ricko dengan bersemangat.
"Perjanjian apa?" tanya Intan tidak mengerti seraya mengernyitkan keningnya.
"Setelah satu tahun pernikahan ini, ayo kita bercerai. Aku akan membiayai sekolah dan kuliahmu serta memberimu uang lebih setelah kita bercerai. Dan selama satu tahun ini kita tidur di kamar terpisah. Aku tidak akan menyentuhmu. Kamu jangan pernah mencampuri urusanku. Kalau ada yang tahu kita tinggal satu rumah, kamu harus mengaku sepupuku. Gimana deal?" ujar Ricko pada Intan.