NovelToon NovelToon
Pernikahan Tak Terduga

Pernikahan Tak Terduga

Status: tamat
Genre:Tamat / Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa
Popularitas:28.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Niat hati memberikan pertolongan, Sean Andreatama justru terjebak dalam fitnah yang membuatnya terpaksa menikahi seorang wanita yang sama sekali tidak dia sentuh.

Zalina Dhiyaulhaq, seorang putri pemilik pesantren di kota Bandung terpaksa menelan pahit kala takdir justru mempertemukannya dengan Sean, pria yang membuat Zalina dianggap hina.

Mampukah mereka menjalaninya? Mantan pendosa dengan masa lalu berlumur darah dan minim Agama harus menjadi imam untuk seorang wanita lemah lembut yang menganggap dunia sebagai fatamorgana.

"Jangan berharap lebih ... aku bahkan tidak hapal niat wudhu, bagaimana bisa menjadi imam untukmu." - Sean Andreatama

ig : desh_puspita27

---

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 - Pindah?

"Kenapa tidak melawan?"

Siapapun jelas akan melontarkan pertanyaan yang sama. Kenapa tidak melawan? Apa Sean selemah itu hingga pasrah begitu saja kala lawannya membabi-buta. Jawabannya sederhana, Sean enggan. Dia sangat bisa jika sekadar hanya bertarung, bahkan jika mau Abrizam bisa dia habisi detik itu juga.

Namun, Sean memilih mengalah. Dia tidak ingin membalas walau sedikit saja. Seorang Sean paham kapasitasnya, tidak lucu jika Abrizam berakhir di IGD nantinya. Dia hanya ingin melihat saja sikap Abrizam dalam menghadapi masalah. Nyatanya, tidak lebih baik dari preman jalanan, benar-benar murahan.

"Mas, aku tanya kenapa tidak melawan?" tanya Zalina sekali lagi sembari membersihkan wajah sang suami.

"Buat apa ... biarkan saja, toh aku masih baik-baik saja," jawab Sean enteng sekali.

"Baik-baik saja gimana, Mas? Mimisan begini, setidaknya tahan atau apa begitu, kenapa cuma diam saja. Walau tidak bisa bela diri, tapi tetap harus usaha melindungi diri. Atau kalau tidak Mas teriak atau minta tolong."

"Bukan tidak bisa, Na, tapi tidak mau ... Abrizam mati di tanganku bagaimana? Kau pasti membenciku setelahnya."

Sungguh, Sean memang tidak bisa main-main jika sudah bertindak. Selain menjaga nama baiknya di mata mertua, Sean juga khawatir istrinya justru takut andai menunjukkan sisi lain dalam dirinya.

"Iya, lain kali ... tadi awalnya mau teriak, tapi dipukul duluan sama mas Abrizam ya sudah pasrah saja," ucapnya meringis menahan perih.

"Mas benar-benar tidak bisa bela diri?" tanya Zalina mengerutkan dahi, dari postur tubuh dan wajahnya sangat tidak mungkin seorang Sean tidak mampu bela diri.

"Tidak, dulu pernah ikut judo tapi cuma seminggu ... kakiku sakit jadi berhenti," jawabnya santai dan sangat meyakinkan, Zalina hanya mengangguk pelan dan berusaha mengerti jika tidak semua pria yang dengan tubuh atletis bisa bertarung.

"Maaf ya, aku ... ehm maksudnya, Mas banyak kurangnya, Zalina."

Sempat merasa geli dengan panggilan yang kerap membuat jiwa Sean ketar-ketir. Lama kelamaan dia merasa betah dengan sendirinya. Mungkin setiap kali Zalina selalu memanggilnya itu hingga memori Sean mengingatnya sebagai panggilan spesial dari sang istri.

"Tidak hanya ilmu Agama, tapi ilmu bela diri untuk melindungimu aku juga tidak punya ... pekerjaan, kekuasaan dan_ ssshhh aarrggh, perih, Na."

Sean bergelinjang kala Zalina menekan memar di bagian tulang pipinya. Mungkin bahasan Sean agak sedikit menyebalkan hingga Zalina membuatnya berhenti bicara dengan cara itu.

"Berhenti merendah makanya," tutur Zalina menatapnya sekilas.

Masih jelas terlihat mata sang istri usai menangis. Jika mengingatnya, Sean mendadak ingin dihajar lagi. Selama ini dia memang sudah biasa mendapat perhatian dari wanita, tapi entah kenapa di hadapan Zalina seakan kurang perhatian hingga dia memanfaatkan keadaan semacam ini.

"Boleh aku tanya sesuatu?"

"Boleh ... apa, Mas?"

"Kenapa kau menangis seperti tadi, Zalina?" tanya Sean masih sedikit bingung.

Jika hanya karena khawatir mungkin masuk akal saja. Akan tetapi, tangisan Zalina memang berbeda dan terngiang di telinganya. Kesedihan wanita itu begitu nyata bahkan mengiris kalbu Sean sebagai suaminya.

"Takut Mas kenapa-kenapa. Mas Abrizam sejak dulu pemarah ... aku tidak boleh asal dalam bergaul, terutama laki-laki."

"Lalu?"

"Dan dulu aku punya teman laki-laki satu, sama-sama santri di pesantren Abi. Sewaktu libur kami sama anak-anak yang lain main ke luar, tapi tidak hanya berdua saja. Terus ketahuan sama mas Abrizam dan dia marah sampai temanku patah kaki dan dia sempat lumpuh enam bulan. Abi dituntut pihak keluarganya dan begitulah buruknya watak Abrizam yang perlu Mas tahu," jelas Zalina panjang lebar tanpa dia tutup-tutupi.

.

.

Tanpa Zalina sangka, jika yang melekat dalam otak Sean justru bukan inti permasalahannya. Bukan tujuan Zalina bicara, melainkan sosok teman Zalina yang menjadi korban kemarahan Abrizam.

"Teman?" Sean mengerutkan dahi bahkan meminta Zalina berhenti dulu mengobatinya.

"Iya, teman."

"Bukankah laki-laki dan perempuan berbeda tempat tinggalnya, kenapa bisa berteman?" tanya Sean menatapnya tajam, dia mendadak kesal saja begitu mendengar cerita dari Zalina.

"Ya bisa lah, Mas ... kenapa yang dibahas justru masalah itu?" Zalina sedikit menyesal bertanya, kenapa jsutru pertanyaan suaminya justru mirip seperti Abrizam sewaktu marah.

"Bingung saja, sekarang orangnya dimana?" tanya Sean penasaran, hanya ingin memastikan teman di masa lalu Zalina tentu jauh di bawahnya.

"Kalau tidak salah di Cordoba, Mas ... kami masih berhubungan baik setelah kuliah, setelah menyelesaikan S3-nya, dia jadi aktivis muslim di sana. Sesekali jadi relawan juga di Palestina atau tempat-tempat lain," jelas Zalina membuat Sean sesak napas.

Oksigen di kamar ini seakan tidak mampu melegakannya. Pria itu sedikit menyesal sudah bertanya. Kenapa Zalina harus dikenalkan dengan orang-orang yang selalu berhasil membuat Sean merasa semakin kecil begini, pikirnya.

Tutup buku, Sean enggan bertanya tentang status atau lainnya. Sang istri terlalu jujur dan kalimat tanya sependek itu akan dia jawab panjang lebar hingga membuat Sean ingin bersembunyi di balik batu.

.

.

"Mas."

"Mas?!" panggil Zalina sekali lagi seraya menepuk wajahnya lantaran pria itu bergeming seketika.

"Hm? Apa, Sayang?" sahut Sean yang kini menatapnya lekat-lekat.

"Setelah ini, apa tidak sebaiknya kita pindah rumah saja? Sebelum lebih panas ... aku khawatir akan semakin kacau lagi."

Sean tampak berpikir, dia tidak segera menjawab dan kini menarik napas perlahan. "Aku betah di sini, ada Abi, ada mas Agam dan yang lain ... juga dekat sama mushola jadi aku tinggal jalan ke luar," ucapnya tanpa keraguan di sana.

"Setelah menikah ada baiknya mandiri, Mas ... agar aku bisa fokus dengan peranku, Mas juga begitu."

"Benar juga sih, kalau tinggal di rumah sendiri kita bebas ... mau di sofa, meja makan, kolam renang, tangga atau dimanapun juga bisa." Matanya kemana, bicaranya apa dan otak Sean kembali tidak berfungsi sesuai kebutuhan.

"Hm? Bisa apa, Mas?" tanya Zalina bingung kenapa Sean sudah membahas berbagai tempat semacam itu.

"Hah? Bi-bisa apa saja ... ngborol maksudnya."

.

.

- To Be Continue -

1
Yus Warkop
alh abrizam emang berilmu tapi tsk beradab percuma Alla ga suka orang sombong
Yus Warkop
masuk mushola hati sean benar" bergetar itu adalah cahaya illahi yg masuk memberi hidayah
Yus Warkop
alfatihah juga lupa mulainya darimana , jangan berkecil hati sean .
Ning Fifi
Luar biasa
Ning Fifi
Lumayan
❣@Sha_Putrie❣
mantan yg keberapa tuh Sean
❣@Sha_Putrie❣
Polos Kebangetan itu mah.Zalina...Zalina😂
❣@Sha_Putrie❣
Dasar OMesh🤭
❣@Sha_Putrie❣
Abi Husein Mertua idaman,sangat Arif dan Bijaksana
❣@Sha_Putrie❣
Zalina wanita yg shalihah,dia akan berusaha mencintai yg sudah Halal baginya
❣@Sha_Putrie❣
Di masa depan Irham pasti akan menyesal
❣@Sha_Putrie❣
Suka Yg berbau islami, insyaallah banyak pelajaran yg kita dapat di dalamnya
🌟~Emp🌾
miris nya kamu sean
sang penikmat
Luar biasa
Nur Amalina bte Abdullah
assalamualaikum, ibu suka ..dari Malaysia. Nanti ibu baca semua novelnya ya..
Naura Nibra
dasar sedeng/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Erna Wati
trims kk lanjut ditunggu novel novel barunya semangat
Erna Wati
sabar dan berdoa yng terbaik
Erna Wati
/Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
Erna Wati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!