NovelToon NovelToon
The Secret Behind Love

The Secret Behind Love

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: jhnafzzz

"The Secret Behind Love." adalah sebuah cerita tentang pengkhianatan, penemuan diri, dan pilihan yang sulit dalam sebuah hubungan. Ini adalah kisah yang menggugah tentang bagaimana seorang wanita yang bernama karuna yang mencari cara untuk bangkit dari keterpurukan nya, mencari jalan menuju kebahagiaan sejati, dan menemukan kembali kepercayaannya yang hilang.

Semenjak perceraian dengan suaminya, hidup karuna penuh dengan cobaan, tapi siapa sangka? seseorang pria dari masa lalu karuna muncul kembali kedalam hidupnya bersamaan setelah itu juga seorang yang di cintai nya datang kembali.

Dan apakah Karuna bisa memilih pilihan nya? apakah karuna bisa mengendalikan perasaan nya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jhnafzzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33. Sakit.

Keesokan paginya, suasana di kos Karuna terasa lebih hening dari biasanya. Ethan, yang biasanya bersemangat berlarian atau sibuk dengan mainannya, justru terbaring lemas di tempat tidur. Wajahnya sedikit pucat, dan ia sesekali mengerang pelan karena merasa tidak nyaman.

Karuna duduk di samping Ethan, dengan kompres dingin yang ia ganti setiap beberapa menit. Ia mengusap pelan kening Ethan, mencoba menenangkan anak itu yang matanya mulai berair karena demam. Hatinya terasa berat melihat putranya dalam kondisi seperti ini.

Saat itu, pintu depan diketuk. Karuna segera berdiri dan membuka pintu, mendapati Dirga berdiri dengan ekspresi cemas, masih mengenakan kemeja yang sedikit kusut, tanda bahwa ia baru saja kembali dari aktivitas yang padat.

“Ethan sakit?” Dirga langsung bertanya tanpa basa-basi.

Karuna mengangguk lemah. “Iya, tadi pagi panas badannya tiba-tiba naik. Aku udah kasih obat penurun panas, tapi masih belum banyak perubahan.”

Tanpa menunggu jawaban, Dirga melangkah masuk ke kamar Ethan. Ia berjongkok di samping tempat tidur dan menatap anak kecil itu dengan penuh perhatian. “Halo, jagoan. Kamu kenapa ini, kok lemes banget?”

Ethan membuka matanya perlahan, wajahnya terlihat lesu. “Om Dirga...” panggilnya pelan.

“Iya, Om di sini. Kamu mau apa? Jus? Es krim? Apa aja, bilang aja ke Om,” kata Dirga lembut sambil menggenggam tangan kecil Ethan.

Ethan menggeleng pelan. “Nggak mau apa-apa... cuma mau Mama...” gumamnya.

Karuna yang berdiri di dekat pintu tersenyum kecil, meski rasa khawatir masih menyelimuti hatinya. “Mama di sini kok, sayang. Mama nggak ke mana-mana.”

Dirga menoleh ke Karuna. “Udah bawa Ethan ke dokter?”

“Belum... aku rencananya nanti sore kalau demamnya nggak turun,” jawab Karuna.

“Nggak usah nunggu sore. Sekarang aja kita bawa ke klinik. Aku antar,” ucap Dirga.

“Tapi Dirga, kamu kan capek. Baru pulang ngurus ini-itu, masa langsung...”

Dirga mengangkat tangannya, menghentikan protes Karuna. “Capek itu nggak ada apa-apanya kalau soal Ethan sama kamu, Karuna. Ayo, kita pergi sekarang.”

Tanpa banyak bicara lagi, Dirga menggendong Ethan yang terbaring lemas. Anak itu menyandarkan kepalanya di bahu Dirga, tampak lebih nyaman dalam dekapan pria yang sudah dianggapnya seperti ayah sendiri. Karuna segera meraih tas kecilnya dan mengikuti Dirga ke mobil.

Di klinik, dokter memeriksa Ethan dengan teliti. Setelah beberapa saat, dokter menyimpulkan bahwa Ethan hanya mengalami demam biasa akibat kelelahan dan mungkin sedikit terkena flu. Namun, dokter memberikan obat dan menyarankan Ethan untuk banyak istirahat dan minum air putih.

Setelah selesai, mereka kembali ke kos. Dirga memastikan Ethan sudah minum obat dan berbaring dengan nyaman sebelum ia duduk di sofa, menghela napas panjang.

“Dirga, makasih ya. Aku nggak tahu harus gimana kalau kamu nggak ada,” kata Karuna sambil duduk di sebelahnya.

Dirga menoleh, tersenyum tipis. “Kamu nggak perlu terima kasih, Karuna. Aku udah janji bakal selalu ada buat kamu dan Ethan. Lagian, ini belum apa-apa. Kalau nanti udah jadi suami kamu beneran, aku bakal lebih ngurus semuanya.”

Karuna tertawa kecil, meski wajahnya masih terlihat lelah. “Iya, iya. Calon suami idaman. Tapi jangan capek-capek, ya. Aku juga nggak mau kamu sakit.”

Dirga menatap Karuna dengan serius. “Aku kuat, Karuna. Yang penting kamu dan Ethan selalu sehat. Itu aja udah cukup buat aku.”

Malam itu, Ethan akhirnya mulai tidur lebih nyenyak setelah demamnya perlahan turun. Karuna merasa sedikit lega, apalagi dengan Dirga yang tetap tinggal sampai ia yakin Ethan benar-benar membaik. Dirga membuktikan lagi bahwa cintanya bukan hanya sekadar kata-kata, melainkan tindakan nyata yang membuat Karuna semakin yakin akan masa depan mereka bersama.

Malam itu, setelah memastikan Ethan tertidur nyenyak, Karuna kembali keluar dari kamar dengan langkah pelan. Ia mendapati Dirga masih duduk di sofa ruang tamu kecilnya, terlihat sibuk dengan ponsel. Saat menyadari Karuna mendekat, ia langsung menoleh dan tersenyum.

“Ethan udah tidur?” tanya Dirga sambil menepuk kursi di sebelahnya, mengisyaratkan agar Karuna duduk.

Karuna mengangguk, lalu duduk di sampingnya. “Udah, kayaknya dia mulai baikan. Demamnya turun sedikit.”

“Syukurlah,” jawab Dirga lega. Ia lalu memasukkan ponselnya ke saku, kemudian mengeluarkan sesuatu dari tas kecil yang tadi ia bawa. Dua undangan dengan desain yang berbeda.

“Aku mau minta pendapat kamu soal ini,” katanya sambil menyodorkan undangan itu ke Karuna.

Karuna mengerutkan kening, menerima kedua undangan tersebut. Saat ia menyentuhnya, bahan undangan itu langsung terasa mewah di tangannya. Yang satu berwarna krem dengan aksen emas, dihiasi tulisan beraksara elegan. Sementara yang lain berwarna putih mutiara dengan motif bunga timbul yang terlihat sangat detail.

“Ini undangan kita?” Karuna bertanya dengan mata membulat. Ia menatap Dirga, setengah tak percaya.

Dirga mengangguk sambil tersenyum kecil. “Iya. Aku udah pilih dua desain terbaik, tapi aku pengen kamu yang tentuin mana yang kita pakai. Aku maunya undangan ini jadi sesuatu yang kamu suka.”

Karuna menatap kedua undangan itu dengan seksama. “Dirga... ini keliatan mahal banget. Kita perlu undangan sebagus ini?”

Dirga tertawa kecil, mengusap lembut punggung tangan Karuna. “Kamu tahu aku cuma mau yang terbaik buat kamu. Lagian, kita nggak nikah setiap hari, kan? Jadi nggak apa-apa kalau ini sedikit spesial.”

Karuna menggeleng sambil tersenyum tipis. Ia masih tak terbiasa dengan perhatian Dirga yang berlebihan seperti ini, meski ia tahu niatnya tulus. “Yaudah, aku pilih yang ini aja,” katanya sambil menunjuk undangan krem dengan aksen emas. “Menurut aku, yang ini lebih cocok. Elegan, tapi nggak terlalu ramai.”

Dirga mengangguk puas. “Oke. Kalau kamu suka yang itu, berarti itu yang kita pakai.”

Karuna meletakkan undangan itu di atas meja, lalu menatap Dirga. “Kamu beneran udah siap buat semua ini? Nikah, hidup bareng aku sama Ethan, ngurus rumah tangga... kamu yakin?”

Dirga menatap Karuna dalam-dalam, lalu menggenggam tangannya. “Aku nggak pernah seyakinin ini dalam hidup aku, Karuna. Aku nggak cuma mau jadi suami kamu, tapi juga mau jadi ayah yang baik buat Ethan. Jadi nggak perlu ragu, ya?”

Karuna merasa matanya mulai berkaca-kaca mendengar itu. Ia mengangguk pelan, lalu tersenyum. “Aku nggak tahu gimana caranya bilang makasih... tapi aku beneran bersyukur ada kamu di hidup aku.”

Dirga hanya tersenyum lebar. “Kamu nggak perlu bilang apa-apa. Cukup jadi istri aku aja, itu udah lebih dari cukup.”

Malam itu, mereka berbincang cukup lama sambil membahas rencana pernikahan lainnya. Meski sederhana, momen tersebut membuat Karuna merasa semakin merasakan perasaan nya yang perlahan tumbuh Dan nyaman didekat pria itu.

1
Kei Kurono
merasa terhubung dengan tokoh-tokoh dalam cerita.
Alhida
Terpesona☺️
Alucard
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!