Sebuah kecelakaan merenggut pengelihatannya. Dia merupakan dokter berbakat yang memiliki kecerdasan tinggi, tampan dan ramah menjadi pemarah.
Beberapa perawat yang dipekerjakan selalu menyerah setiap satu pekan bekerja.
Gistara, gadis yang baru lulus dari akademi keperawatan melamar, dengan gaji tinggi yang ditawarkan dia begitu bersemangat. Hampir menyerah karena tempramen si dokter, namun Gista maju terus pantang mundur.
" Pergi, adanya kamu nggak akan buatku bisa melihat lagi!"
" Haah, ya ya ya terserah saja. Yang penting saya kerja dapet gaji. Jadi terserah Anda mau bilang apa."
Bagaimna sabarnya Gista menghadapi pasien pertamanya ini?
Apakah si dokter akan bisa kembali melihat?
Lalu, sebenarnya teka-teki apa dibalik kecelakaan yang dialami si dokter?
Baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dokter dan Perawat 15
" Aah begitu. Apa saya tidak perlu ke rumah sakit Bu?"
" Nggak usah Gis, dua hari lagi aja ya kamu ke rumah. Di sini udah ada perawat dari rumah sakit kok, jadi nggak masalah."
" Kalau begitu baik Bu, semoga Pak Dokter Han baik-baik saja."
Tuuuut
Gista menghela nafasnya. Ia yang sedang bersiap untuk berangkat kerja sambil memanasi motornya, akhirnya harus mematikannya dan kembali masuk ke dalam rumah. Gista lalu melenggang masuk ke kamar untuk mengganti pakaiannya.
" Lho Gis, kok nggak jadi berangkat?"
" Pasiennya lagi beneran jadi pasien Bu. Dia masuk rumah sakit karena jatuh pingsan Bu. Haah, bener-bener deh tuh pasien. Nggak bisa diem bener sih."
Gista menggerutu, dia merasa kesal mengingat bagaimana keras kepalanya Haneul. Jadi saat ini Gista sama sekali tidak merasa khawatir ataupun bagaimana. Namun mungkin nanti gadis itu akan menyesali perasaan acuhnya itu.
" Lho, kok ngomong gitu sih Gis. Kan kamu nggak tahu juga itu dia kenapa bisa masuk rumah sakit."
" Ya pasti karena ceroboh dan sok-sokan nggak butuh bantuan."
" Nak, nggak boleh ngomong kayak gitu. Kamu nggak ngerasain apa yabg dia rasain. Bayangin aja dia yang awalnya sempurna tiba-tiba punya kekurangan. Dimana kekurangannya amat sangat menghambat dirinya."
Gista terdiam, selama ini padahal dia sudah mencoba mengerti tingkah menyebalkan Haneul karena memang benar semua itu karena perubahan kondisi. Namun tetap saja Gista merasa kesal.
Tapi mendengar ucapan sang ibu membuat Gista kembali menyadari akan hal itu. Lagi pula baru satu minggu dia menghadapi Haneul. Rasanya ia terlalu terburu-buru dan terlalu mudah beranggapan itu kepada pasiennya.
" Maaf Bu."
" Hehehe, bukan ke Ibu minta maaf nya tapi ke Pak Dokter yang jadi pasien kamu."
Gista mengangguk, dia sesaat menjadi orang yang picik. Rasa tidak sabar dan kesal dalam menghadapi Haneul membuatnya tidak memiliki rasa simpati meskipun tahu pasiennya sedang mengalami kecelakaan.
Terlebih dia juga baru merawat Haneul. Rasanya menjadi tidak pantas dengan pemikirannya selama ini.
Gista menunjukkan ekspresi menyesalnya. Ia lalu mengambil ponsel untuk bertanya keadaan Haneul. Bukan melalui Hyejin tapi melalui Victor. Gista yakin Victor pasti tahu kabar Han masuk rumah sakit. Seandainya pun tidak, dia akan meminta sahabatnya itu untuk mencari tahu.
" Waaah Gis, pas banget lo telpon. Pasien lo bikin seisi rumah sakit heboh tahu nggak tadi malem. Untung dia udah sadar. Kalau kagak, katanya dia bakalan koma Gis."
" Apa? Apa separah itu dia yang jatuh?"
" Soal itu sih gue nggak tahu ya, gue cuma denger anak-anak pada bilang gitu."
Victor lalu menceritakan apa yang dia ketahui. Tentang Han yang mulai sadar dan dalam kondisi baik. Ya meskipun Victor tidak melihatnya sendiri, tapi cerita dari rekan sejawatnya tentu pasti ada.
Bukan hanya perihal Han, dia juga menceritakan soal Alex. Meskipun tidak banyak tapi paling tidak ada beberapa hal yang perlu Victor sampaikan kepada Gista.
" Jadi kata anak-anak, Dokter Han sama Pak Alex tuh sering adu mulut. Terutama soal pasien kurang mampu."
" Gue paham Vic, dia kayaknya alergi banget sama orang miskin."
Gista kini paham, cara berbicara dan menatap Alex terhadap dirinya sungguh tidak bersahabat. Bahkan Gista merasa bahwa Alex tampak merendahkannya. Tapi itu tidak jadi soal, karena sejatinya dia tidak memiliki hal yang dikerjakan terhadap Alex.
Urusan Gista hanya terhadap Haneul. Tapi sikap permusuhan Alex kepada Haneul membuat Gista curiga. Dia menjadi punya pemikiran negativ terhadap pria itu.
" Vic, apa jangan-jangan pria itu yang buat Dokter Han kayak gini. Aah bukannya gue zuudhon lho ya. Tapi apa kecelakaan Dokter Han itu hasil rekayasa."
" Buseet, kebanyakan nonton drakor lo Gis. Bisa-bisanya lo mikir sampe sana. Ya udah deh gue mau siap-siap balik. Lagi serah terima pasien dulu sama shift pagi."
" Iya iya, thanks ya Vic infonya."
Pembicaraan mereka pun berakhir. Gista kembali merenungkan apa yang Victor katakan perihal Alex. Dan dia menjadi penasaran dengan siapa Alex ini sebenarnya.
Melihat pria itu datang ke rumah sepertinya Alex memiliki hubungan yang mungkin bisa dikatakan dekat dengan keluarga Haneul. Tapi mendengar cerita Victor mengenai hubungan Alex dan Han, Gista menjadi curiga terhadap pria itu.
Ia jadi mengingat kisah-kisah dari beberapa drama yang ia tonton. Soal sabotase kecelakaan. Tapi mungkin benar kata victor, mungkin dirinya hanya terpengaruh dengan drama-drama itu sehingga berpikir demikian.
" Haah, emangnya model begitu ada di dunia nyata. Dah lah nggak usah dipikirin. Dokter Han mungkin emang lagi apes aja. Musibah, orang mana tahu kan bakal kejadian sama dirinya."
Gista membuang semua prasangka buruknya itu. Dia kembali berpikir positif perihal kecelakaan yang dialami Haneul, dimana sebenarnya mungkin saja prasangkanya itu adalah benar.
Hingga saat ini Han pun masih yakin bahwa prasangka tentang sabotase kendaraan miliknya sat kecelakaan itu terjadi sangat kuat. Terlebih Alex tiba-tiba bicara sesuatu yang sungguh menimbulkan praduga Han menjadi semakin meyakinkan.
" Maksud lo apa Lex?"
" Kecelakaan lo Han, gue ngerasa itu ada yang ngebuat. Hari dimana lo kecelakaan gue posisi ada di rumah sakit. Malam itu gue pulang sedikit lebih malam. Ah iya malam itu lo ada operasi kan? Nah pas gue sampai basement ada sosok pake pakaian item-item, pake topi pake masker sangat mencurigakan. awalnya gue acuh, tapi gue jadi mikir setelah dapat kabar lo kecelakaan. Nah gue cek tuh cctv, dan nggak ada sama sekali tampilan tuh orang di jam-jam yang gue inget."
Degh
Haneul langsung membulatkan matanya. Ternyata benar-benar ada orang yang berusaha buat mencelakakan dia. Dan orang itu sagat teliti. Beberapa kamera pengawas berhasil ia kendalikan sehingga sama-sekali tidak menampilkan sosoknya.
" Lo udah lihat pintu keluar juga?"
" Udah, dan nggak ada sama sekali. Orang itu, sumpah dia pinter Han. CCTV sepanjang basement, pintu masuk, pintu keluar udah gue lihat tapi sama sekali gue nggak nemuin sosok itu."
Han membuang nafasnya kasar. Sekarang dia seperti mengalami jalan buntu. Awalnya di mencurigai Alex, tapi mendengar suara Alex yang sungguh-sungguh membuat Han melepaskan kecurigaan itu. Mereka memang sering adu mulut, tapi itu semua hanya sebatas pekerjaan semata.
" Terus, kenapa lo baru ngomong sekarang."
" Gue nggak yakin soalnya, dan lo kan tahu lo super duper sensitif abis kecelakaan. Gue jelas mikir perasaan lo lah. Kalau tiba-tiba gue cerita soal itu, bisa-bisa lo semakin meledak."
Apa yang dikatakan oleh Alex tentu saja benar. Dan Han memang merasa demikian. Ketidakterimaan Han terhadap kondisinya pasca kecelakan membuatnya menjadi pribadi yang berbeda dari sebelumnya.
" Oke thanks Lex."
" Heh, udah gitu aja. Lo nggak mau nyari tahu gitu siapa yang ngebuat lo kayak gini?"
Tidak ada jawaban dari Haneul, pria itu hanya tersenyum simpul. Dan itu cukup membuat Alex bingung dengan respon dari lawan bicaranya tersebut.
TBC
Mantul thor 🥰🥰🥰
Lanjuut