NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Putri Yang Di Aniaya

Reinkarnasi Putri Yang Di Aniaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Nikah Kontrak / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Enemy to Lovers
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: KimHana

Aillard Cielo Van Timothee adalah seorang Grand Duke yang sangat dikagumi. Dia sangat banyak memenangkan perang yang tak terhitung jumlahnya hingga semua rakyat memujanya. Namun hal yang tak disangka-sangka, dia tiba-tiba ditemukan tewas di kamarnya.

Clarisse Edith Van Leonore adalah seorang putri dari kerajaan Leonore. Keberadaannya bagaikan sebuah noda dalam keluarganya hingga ia di kucilkan dan di aniaya. Sampai suatu hari ia di paksa bunuh diri dan membuat nyawanya melayang seketika. Tiba-tiba saja ia terbangun kembali ke dua tahun yang lalu dan ia bertekad untuk mengubah takdirnya dan memutuskan untuk menyelamatkannya.

"Apakah kamu tidak punya alternatif lain untuk mati?"

"Aku disini bukan untuk mencari mati." jawab Clarisse tenang.

"Lalu untuk apa kamu kesini, menyodorkan dirimu sendiri ke dalam kamp musuh?" Aillard mengangkat alisnya sambil memandang Clarisse dengan sinis.

"Aku disini berniat membuat kesepakatan denganmu. Mari kita menikah!"

➡️ Dilarang memplagiat ❌❌

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KimHana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 23 -

Clarisse membuka matanya menatap pantulan dirinya di depan cermin. Seorang gadis mengenakan gaun berwarna hijau dengan riasan cantik di wajahnya. Rambutnya yang dulu hanya di kepang sederhana, sekarang tertata rapi yang membuat tampilannya lebih elegan.

Anne membiarkan beberapa helai rambutnya terurai di dekat telinganya lalu mengikatnya sebahagian. Setelah itu, Anne juga menyematkan jepitan rambut mutiara di belakang kepalanya.

"Wow, ini benar-benar cantik." Clarisse menutup mulutnya syok karena terkejut dengan penampilannya sendiri. Seumur hidup dia baru tau kalau Anne benar-benar berbakat dalam merias seseorang. Ini mungkin saja karena dia yang tidak pernah pergi ke pesta-pesta sebelumnya membuat Anne tidak bisa menampilkan bakatnya.

"Anne, kamu benar-benar hebat. Aku bahkan tidak percaya kalau ini adalah diriku." ujar Clarisse tak habis pikir. Sungguh sia-sia jika hanya membiarkan bakat Anne layu begitu saja.

Apakah dia harus membuka salon kecantikan? Clarisse mengetuk-ngetuk pelipisnya mempertimbangkan hal itu dengan cermat.

"Apa yang Anda katakan Yang mulia?" seru Anne salah tingkah karena di puji oleh Clarisse.

"Saya hanya memoles anda sedikit. Pada dasarnya andalah yang sangat cantik hingga riasan sederhana saya saja membuatnya menjadi sangat hebat."

Kali ini giliran Clarisse yang tersipu. Ia berdeham menutupi rona merah samar yang menjalar di pipinya, "Ehm, sudahlah. Aku tidak ingin mendengar ocehanmu lagi. Ini sudah mulai senja, aku harus segera berangkat."

"Baik, Yang mulia. Saya akan mengambilkan sepatu anda."

Clarisse menganggukkan kepalanya menunggu Anne yang sedang mengambil sepatunya. Sekali lagi ia mematut dirinya di depan cermin sambil mengangguk-angukkan kepalanya. Ini benar-benar bagus. Ia berharap dengan memakai gaun ini, putri Adeline tidak akan mencari banyak masalah dengannya.

"Yang mulia, silakan!" kata Anne sambil mendorong sepasang sepatu berwarna putih ke arah Clarisse.

Clarisse memasukkan kakinya lalu berjalan dengan pelan. "Apakah anda yakin saya harus memakai ini?" ujar Clarisse tidak nyaman karena hak sepatunya yang tinggi membuat dia agak kesulitan untuk berjalan.

Anne menganggukkan kepalanya dengan tegas, "Harap bertahanlah Yang mulia! Tidak mungkin anda memakai sepatu yang lusuh itu ke pesta Putri Adeline."

"Bagaimana kamu tau yang ada di pikiranku?" ujar Clarisse membelalak kaget.

Anne memutar bola matanya jengah karena perkataan Clarisse, lalu dengan sinis menjawab, "Itu tertulis jelas di kening Yang mulia."

Refleks Clarisse mengusap keningnya dengan cepat yang membuat Anne tertawa cekikikan. Ia berdeham menetralkan emosinya lalu dengan serius berkata, "Ehm, sebaiknya anda segera berangkat sebelum pestanya segera dimulai."

Clarisse menganggukkan kepalanya lalu merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan, "Aku akan pergi, Anne."

"Hati-hati Yang mulia. Jika putri Adeline terus menganggu anda, kabur saja dari pesta itu."

"Hahaha, baiklah. Aku akan menuruti saranmu." jawab Clarisse sambil tertawa kecil.

...----------------...

Manusia tak henti-hentinya berlalu lalang, mengenakan pakaian mewah dan gemerlap dari ujung kepala sampai ujung kaki. Raut wajah ceria tidak henti-hentinya lepas dari wajahnya menyaksikan kemeriahan pesta yang di selenggarakan oleh putri Kaisar. Hanya kalangan bangsawan muda yang bisa datang, karena kali ini putri Adeline memprioritaskan untuk menjalin persahabatan dengan sesama bangsawan.

Banyak yang berharap dengan menghadiri pesta ini, mereka akan mendapatkan koneksi dan banyak juga yang berharap kalau mereka akan mendapatkan posisi yang lebih tinggi. Hal itu jugalah yang membuat seseorang tertarik untuk menghadiri pesta anggota kerajaan ataupun bangsawan kelas atas.

Dengan dalih berkenalan mereka bisa menjalin hubungan dengan anggota kerajaan atau menikahi bangsawan yang lebih tinggi.

Clarisse mengepalkan tangannya lalu menarik nafas dalam-dalam. Ia berdiri di belakang yang lainnya, ikut mengantri untuk bisa masuk ke dalam ruangan. Ia berdoa, semoga saja putri Adeline tidak melihat kehadiran dirinya supaya ia bisa bergerak leluasa di pesta ini.

"Apakah anda punya undangan?"

Clarisse menganggukkan kepalanya lalu menyerahkan undangan yang sedari tadi di pegangnya.

"Silahkan masuk!" ujar prajurit itu setelah memeriksa undangan Clarisse.

Clarisse menganggukkan kepalanya lalu berjalan dengan pelan menuju ballroom. Sepatu hak tinggi yang di kenakannya membuat ia harus ekstra hati-hati dalam melangkah. Banyak orang yang tidak di kenalnya dalam pesta Adeline, yang membuat ia merasa canggung. Ia berjalan menuju tempat sepi berharap bisa meminimalkan kehadirannya supaya tidak ada yang melihatnya.

Sayangnya hal itu tidak berlaku, karena penampilannya yang sangat cantik membuat orang langsung terpikat ke arahnya. Samar-samar ia bisa mendengar bisikan para tamu dan tatapan menyelidik orang-orang yang datang ke arahnya.

"Siapa dia? Apakah dia anggota kerajaan?"

"Rambutnya berwarna pirang platinum dan pastinya dia salah satu anggota kerajaan."

"Apakah dia kerabat jauh Kaisar."

"Tidak mungkin. Hanya keturunan murni yang bisa mewarisi warna rambut seperti itu, saya yakin dia adalah anak Kaisar."

Ini benar-benar membuatnya risih. Sekuat tenaga Clarisse mengacuhkannya, tetapi pandangan orang-orang itu terus membuatnya tidak nyaman. Bagaimana ia bisa bertahan sampai untuk tiga jam ke depan. Clarisse meragukan dirinya apakah dia bisa bertahan malam ini.

Disaat dia memikirkan semua itu, ia melihat sosok familiar yang berjalan ke arahnya.

Sial. Kenapa dia datang kesini? Apakah dia sudah mengawasiku dari tadi?

"Saudari, apakah itu benar-benar anda?"

Clarisse memaksakan senyum palsu sambil menganggukkan kepalanya dengan pelan.

"Wow, anda benar-benar sangat cantik. Saya bahkan sampai tidak mengenali itu adalah anda."

Clarisse tetap tersenyum menanggapi pujian Adeline.

"Kapan anda datang? Kenapa anda tidak menghampiri saya terlebih dahulu? Saya bahkan berpikiran kalau anda tidak akan datang karena anda tidak kunjung membalas surat saya." ujar Adeline sambil tersenyum pahit.

Dia mulai lagi.

"Apa yang anda bicarakan saudari? Saya tidak membalas surat anda karena pelayan baru saja memberikannya tadi siang. Apakah anda tidak ingat?"

"Saya pikir dengan datangnya saya tiba-tiba ke pesta ini, ingin memberi anda sebuah kejutan, tetapi tampaknya... anda tidak menyukai hal ini."

Apakah kamu saja yang bisa berakting? Aku juga bisa. Lihatlah, aku akan membuat kamu terjerumus ke dalam lubang yang kamu gali sendiri.

"Tidak." sanggah Adeline dengan cepat. "Mana mungkin saya tidak menyukainya, saya malahan sangat bersemangat karena anda datang hari ini."

"Baiklah, saya turut bahagia mendengarnya." ujar Clarisse sambil tersenyum lebar.

"Ayo saudari! Saya akan memperkenalkan anda kepada teman saya."

Clarisse menganggukkan kepalanya walaupun ia merasa dongkol di hatinya.

1
mama Al
aku yang baca aja ngilu
mama Al
wkwkwk di luar kek mana, Clarisse
mama Al
pasti malu pas di tegur sama anak buah
Hananta
up lagi thor, please..!!
mama Al
awas ketahuan
mama Al
aku mampir Thor
Lavender: makasih kak..
total 1 replies
Hananta
lanjut thor!!!!!
Hananta
semangat thor.. 💪💪
Hananta
up
Hananta
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!