Di usianya ke 32 tahun, Bagaskara baru merasakan jatuh cita untuk pertama kalinya dengan seorang gadis yang tak sengaja di temuinya didalam kereta.
Koper yang tertukar merupakan salah satu musibah yang membuat hubungan keduanya menjadi dekat.
Dukungan penuh keluarga dan orang terdekat membuat langkah Bagaskara untuk mengapai cinta pertamanya menjadi lebih mudah.
Permasalahan demi permasalahan yang muncul akibat kecemburuan para wanita yang tak rela Bagaskara dimiliki oleh wanita lain justru membuat hubungan cintanya semakin berkembang hingga satu kebenaran mengenai sosok keluarga yang selama ini disembunyikan oleh kekasihnya menjadi ancaman.
Keluarga sang kekasih sangat membenci seorang tentara, khususnya polisi sementara fakta yang ada kakek Bagaskara adalah pensiunan jenderal dan dirinya sendiri adalah seorang polisi.
Mampukah Bagaskara bertahan dalam badai cinta yang menerpanya dan mendapatkan restu...
Rasa nano-nano dalam cinta pertama tersaji dalam cerita ini.
HAPPY READING.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HEBOH
Keusilan Resti yang mengunggah foto Bagaskara dengan Audry distatus chat berlogo hijau diponsel sang kakak dengan tulisan “Menuju sah”
Foto yang memperlihatkan kedua tangan mereka memakai cincin couple membuat heboh semua orang, terutama rekan-rekan Bagaskara dimarkas.
Apalagi dalam beberapa foto yang Resti upload distatus stori kakaknya tersebut juga ada foto keluarga besar Purnomo juga foto Audry dan Bagas duduk dipelaminan milik Veli.
Semua foto keisengan tersebut sengaja Resti unggah sebagai doa agar sang kakak cepat meresmikan hubungannya dengan Audry juga untuk menyingkirkan para wanita yang selama ini mengejar Bagaskara.
“Wah, komandan gercep juga ya. Nggak pernah dengar kabarnya punya pacar eh tau-tau udah tunangan ”, ujar salah chat yang masuk kedalam ponsel Bagaskara menanggapi story yang dibagikannya.
“Cewek mana ndan, sesama polisi atau dokter nih ?”, tanya yang lain penasaran.
Ponsel Bagaskara pun terus berbunyi karena semua orang yang penasaran mulai mengirim pesan kepada lelaki tersebut yang sayangnya tak ada satupun pesan yang dia baca atau lihat karena sibuk dengan acara pernikahan sang kakak yang tengah berlangsung.
Foto tersebut juga diunggah kedalam group satuan Bagaskara dan juga grup mabes yang diikutinya, membuat group pun ramai seketika.
Bahkan disana juga ada seseorang yang ternyata juga pernah melihat Bagaskara keluar makan dan berboncengan dengan gadis yang sama dengan yang ada distatus storynya muncul memberikan foto yang dilangsung saja membuat ramai jagat maya..
Melihat status Bagaskara yang merupakan cucu seorang Jenderal dengan latar belakang keluarga konglomerat dapat mereka pastikan jika calon istrinya pasti sederajat, minimal sesama abdi negara atau seorang dokter seperti beberapa abdi negara dengan latar belakang keluarga kaya pada umumnya.
Berita menghebohkan tersebut langsung santer mengisi halaman group chat anggota kepolisian, termasuk digroup rumah sakit Polri dimana Luna bertugas.
Luna yang selama ini mencintai Bagaskara namun tak mendapatkan respon segera menyuruh anak buahnya untuk mencari informasi mengenai gadis yang diberitakan menjadi tunangan Bagaskara.
Dia yang selama ini mengembar-gemborkan jika dirinya adalah calon istri Bagaskara pun merasa tertampar dengan fakta tersebut.
“Brengsek ! pantas saja semua usahaku untuk mendapatkan Bagaskara selalu gagal karena ada gadis sialan ini!”, gumannya penuh amarah.
Semua orang dalam grup yang memang sedari dulu tak menyukai Luna karena keangkuhan dan kearoganan wanita tersebut menjadikannya bulan-bulanan semua orang.
Berbagai sindiran mulai yang paling halus hingga menohok diterima Luna membuat api amarah dalam dirinya semakin berkobar dan niat untuk melenyapkan tunangan Bagaskara pun semakin besar.
Tringgg....
Informasi mengenai sosok gadis yang santer diberitakan menjadi tunangan Bagaskara pun berhasil dia dapatkan, meski tak banyak namun sudah cukup membuat Luna puas.
“Cih...Ternyata hanya wanita dari kalangan biasa berani melawanku”, ucap Luna merespon berita yang dikirim oleh anak buahnya yang menyatakan jika Audry adalah karyawan di PT. Handoyo Group tanpa menyebutkan jabatannya disana.
Luna tak tahu jika gaji Audry di PT. Handoyo Group lebih besar beberapa kali lipat dari gajinya sebagai dokter di rumah sakit Polri.
Belum ditambah bonus dan juga tunjangan lainnya. Jika saja Luna mengetahui angka nominal yang diterima oleh Audry setiap bulannya mungkin dia akan menangis darah karena tak menyangka jika bisa sefantastis itu.
Dia tak tahu jika Audry merupakan karyawan yang sangat diapresiasi di perusahaan tersebut karena memiliki kemampuan yang jauh diatas rata-rata karyawan pada umumnya sehingga bisa membawa keuntungan besar bagi perusahaan.
“Wajahnya saja yang cantik tapi untuk masalah status keluarga, kamu masih jauh unggul diatasnya. Sebelum janur kuning melengkung, semua hal masih bisa terjadi”, ucap Arin, teman Luna yang ikut membaca inforamsi mengenai data Audry ikut mengompori.
Luna yang merasa jika dirinya lebih cantik dan berasal dari keluarga sederajat dengan Bagaskara tak mau menyerah dan diapun segera menghubungi sang papa untuk kembali membujuk kedua orang tua Bagaskara agar menjadikannya calon menantu mereka.
Brigjen Rianto yang melihat pesan Luna langsung memijit celah antara kedua alisnya dengan kuat.
Selama ini, Brigjen Rianto yang mengetahui jika putri semata wayangnya itu menyukai Bagaskara pun telah mengupayakan segala cara untuk mendekatkan keduanya dengan harapan cinta bisa tumbuh seiring berjalannya waktu.
Bahkan demi sang anak agar dekat dengan lelaki yang dicintainya, Brigjen Rianto beberapa kali membantu Luna agar bisa dimutasi ke tempat dimana Bagaskara bertugas.
Tapi sayangnya, Bagaskara yang memang selama ini terkenal dingin terhadap lawan jenisnya hanya bersikap ramah sewajarnya, seperti anggota polisi yang lain dalam memperlakukan anggota keluarga atasan mereka tanpa ada sikap yang berlebihan.
Brigjen Rianto yang terus didesak oleh sang putri bahkan sempat mengajukan proposal perjodohan kepada keluarga Bagaskara yang sayangnya proposal tersebut langsung ditolak dengan alasan Gladys dan Candra ingin ketiga anaknya menikah dengan orang yang mereka cintai sehingga mereka membebaskan ketiga anaknya mencari pasangan mereka masing-masing tanpa ada campur tangan orang tua.
Luna yang tak mendapatkan respon dari sang papa merasa kesal “Kurasa aku harus turun tangan sendiri untuk mengacaukan hubungan mereka”, gumannya sambil mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.
Jika sang papa tak bisa membantunya maka dia sendiri lah yang akan bergerak, seperti apa yang selama ini dia lakukan, memberantas hama yang ada disekitar Bagaskara.
Berbagai rencana licik mulai bercokol dalam kepala Luna yang masih tak terima jika dia harus kalah dengan gadis muda bernama Audry tersebut yang baginya berada jauh dibawah level dirinya.
Setelah mengotak-atik ponselnya, Luna pun menghubungi seseorang yang sudah sangat lama tidak dia gunakan lagi.
“Eh bos, tumben menghubungi. Ada job besar ini rupanya ?”, ucap seorang lelaki dengan senyum lebar diseberang sana.
“Kali ini, bayarannya tiga kali lipat dari yang biasa jika berhasil. Tugasmu hanya satu,rusak kepolosan gadis itu dan sebarkan videonya didunia maya. Aku mau tiga hari beritanya sudah booming ”, ujarnya menyeringai licik.
Tring...
Lelaki gempal dengan tubuh penuh tato tersebut merasa senang ketika lima puluh persen uang yang dijanjikan telah masuk kedalam rekeningnya bersama foto seorang gadis yang sangat cantik.
“Cantik...sayang dia harus menyinggung bos sehingga tak memiliki masa depan lagi”, ujarya yang langsung menghubungi anak buahnya untuk menjalankan tugas yang diberikan kepadanya.
Sementara itu, gadis yang kini tengah ditargetkan oleh Luna sedang menikmati hidangan pesta pernikahan dengan tenang sambil bercengkerama dengan kerabat Bagaskara dengan riang gembira.
“Mbak Audry beneran sudah dapat tiket konsernya ?”, tanya Adel sepupu Bagaskara bersemangat.
“Sudah, tiga tiket kan. Sudah mbak kasih ke Resti”, jawab Audry ramah.
“Wah...terimakasih mbak”, ujar Adel dan Santi kompak.
Kemudian Resti pun ikut bergabung bersama kedua sepupunya dan mereka pun mulai merencanakan untuk menonton konser bersama di Jakarta dua minggu lagi.
Ketiganya berencana akan menginap di apartemen Audry selama berada di Jakarta dan hal itu sudah mendapatkan ijin dari kedua orang tua mereka yang kebetulan hari ini datang dan berkenalan dengan Audry.
“Ck...kalian ini ngerpotin aja”, ujar Bagaskara tak senang melihat dua sepupu serta adiknya akan menginap di apartemen Audry selama liburan semester besok.
Jika mereka berada disana maka kesempatannya untuk mendapatkan perhatian Audry akan berkurang karena adanya tiga bocil yang merepotkan mengganggu gadis yang disukainya.
“Ih...mas Bagas sewot aja. Mbak Audry lho sama sekali nggak keberatan. Kenapa mas Bagas yang bawel”, ujar Santi tajam.
“Eh...dasar bocil....awas saja ya kalau sampai kamu ngerepotin mbak mu selama di Jakarta”, ujar Bagaskara yang berniat menjitak kening Santi namun langsung dihindari oleh gadis itu yang bersembunyi dibelakang tubuh Audry sambil menjulurkan lidah untuk mengejek Bagaskara.
Semua keluarga yang melihat Bagaskara mengejar Santi membuat semua orang terkekeh geli karena memang gadis kecil itu suka sekali menjahili orang lain, terutama Bagaskara yang mudah tersulut emosinya setiap kali berbincang dengan sepupunya itu.