Cristian Agung Jaya si pria tampan yang di juluki dengan CEO gila pemilik salah satu perusahaan terbesar di Asia. Gila yah benar-benar gila, dia sangat antusias untuk membuat para pekerjanya pusing bahkan hampir terkena struk ringan. Namun kegilaannya di balas lebih gila lagi oleh seorang wanita yang baru saja bergabung di perusahaannya miliknya. Wanita cantik pemilik nama Naila Cynthia ini justru berbeda dari pekerja lainnya yang takut menghadapi Cristian, dia bahkan melakukan segala kegilaan untuk membalaskan semua keluhan pekerja di perusahaan besar itu. Kalau mau tahu kelanjutan ceritanya mari di baca.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bentakan Keras!
Sudah habis setengah hati dia menghabiskan waktunya hanya melihat CEO itu bekerja sendiri tanpa menyuruhnya melakukan apapun.
sungguh hari pertama yang tak pernah dibayangkan oleh Thia, kesal, marah, emosi dan rasanya dia ingin menjambak rambut pria yang sedang sibuk sendiri.
Tak tahan diperlakukan seperti itu, Thia berjalan kearah meja Tian.
"Pak Tian yang terhormat sekarang saya harus mengerjakan apa?" tanya Thia depan logat sopan namun menahan emosi.
"Lo gak usah gangguin gue itu pekerjaan Lo!!" ketua Tian
"Jadi maksud bapak saya hanya duduk-duduk saja? Sayakan kesini untuk belajar pak Tian bukan untuk melihat anda bekerja sementara saya hanya duduk, sudah setengah hari ini pekerjaan yang sangat membosankan" ucap Thia mulai terbawa emosi
Takkkkk.......
Tian tak kuasa mendengar ucapan Thia diapun memukul meja dan berdiri.
"Kalau Lo bosan duduk disana Lo bisa kluar!!! Jangan ajak gue ngobrol!!!!" bentak nya keras dengan wajah memerah seperti harimau yang sedang kelaparan.
Sontak hal tersebut malah membuat Thia merasa sangat takut, dan tak sadar mata Thia berkaca-kaca menahan air matanya yang ingin terjatuh.
Thia menatap tajam kearah pria yang masih menatapnya penuh amarah sembari mengepal kuat tangan nya.
Karna merasa air matanya akan jatuh diapun keluar dari ruangan itu dan pergi ke arah toilet.
Melihat Thia sudah menghilang dari pandangannya, Tian menarik nafasnya kasar dan kembali duduk. Setelah menetralkan kembali emosi nya diapun mengerjakan pekerjaan nya lagi.
Sedangkan Thia menangis histeris di dalam toilet karena seumur hidupnya dia belum pernah dibentak seperti itu. Bahkan saat melakukan kesalahan pun dia tidak pernah Samapi diperlakukan seperti itu.
Beberapa karyawan melihat Thia menangis didalam toilet, mereka sudah tau pasti jika itu perbuatan sang CEO gila itu.
"Pasti dia tertekan sekali dihari pertama nya kerja" Ucap salah satu karyawan
"Iyaaa kalau gue jadi dia sihh udah pasti langsung mundur" sambing temannya lagi.
Hiksssss...........Hiksssssss..............Hikssssssss........ Hikssssssss........Hiksssssssss
Suara tangisan itu masih terdengar dan tak kuasa terhenti.
"Hufffffffff, enggak-enggak gue gak bisa kekgini, gue harus bisa tenang, ayooo Thia Lo gak boleh cengeng, Lo harus bisa lawan si pria gila itu" katanya sambil menatap dirinya didepan cermin.
Thia pun berusaha menenangkan dirinya walau membutuhkan waktu yang lumayan lama.
Setelah merasa puas menangiskan semua keluhannya dihari itu dia pun keluar dari toilet dengan mata yang terlihat sembab.
Para karyawan yang melihatnya ikut prihatin mengetahui anak magang itu mengalami hari yang sulit dihari pertamanya.
"Yang sabar yah.... Lo pasti bisa kok" ucap salah satu karyawan wanita yang tampaknya seumuran dengannya, wanita itu pemilik nama Salva
"Hemmmm" Thia hanya berdehem dan menganggukkan kepalanya.
Dia kembali berjalan dan masuk keruangan nya yang berada satu ruangan dengan Tian.
Tanpa melihat kearah Tian dia langsung duduk di kursinya dan memilih untuk mencari kesibukannya sendiri.
Sementara Tian yang menyadari kedatangannya langsung sadar jika wanita yang kini menjadi asisten pribadinya itu pasti bari selesai menangis.
Namun tak ada respon sama sekali dari Tian dia kembali sibuk dengan tumpukan berkas di depannya.
Thia yang tak tau apa pekerjaan nya pun mencari di internet apa apa saja yang menjadi job desk seorang Asisten pribadi CEO di perusahaan pada umumnya.
Dia membaca dari portal portal resmi lalu mencatat bagian-bagian penting yang harus dia kerjakan mulai besok.
...----------------...
CEO gila itu tiba-tiba keluar ruangan membawa tas kerjanya tanpa memberitahu sepatah kata apapun pada Thia yang kini asistennya.
"Hemm seharusnya Lo ngasih tau gue gila" kesal Thia berbicara sendiri
Tapi Thia memilih tak menanyakan itu dan membiarkan pria itu pergi begitu saja.
Thia dengan semangat kembali mencatat hal.hal penting dan umum yang akan menjadi pekerjaannya selama setahun kedepan, entah akan bertahan atau berhenti di tengah jalan Thia tak peduli karna yang ada dalam kamus nya adalah dia harus melakukan yang terbaik saat sedang menjalankan sebuah tugas yang dibebankan padanya.
Tanpa dia sadari rasa lelahnya satu hari membuatkan tertidur di depan komputer yang masih terlihat hidup.
Dan hari pun sudah gelap saat itu, bahkan karyawan-karyawan lainnya pun sudah berpulangan.
Tepat pukul 8 malam Tian kembali lagi ke perusahaan itu dan masuk ke ruangannya, dia tak ber ekpektasi bahwa Thia masih ada Disana.
Dia melihat lampu ruangan mereka masih menyala dan sempat berdecak karna dia mengira ini pasti ulah asistennya yang tak mematikan lampu.
Namun saat masuk di justru heran karna Thia belum juga pulang sementara gedung sudah ditutup tadinya.
Tian mendekat kearah Thia dan melihat ke arah layar komputer yang masih hidup, dia memperhatikan apa yang sedang Thia buka dan ternyata dia sadar bahwa Thia masih berusaha untuk mengetahui apa yang menjadi pekerjaannya.
Bahkan catatan kecil milik Thia pun dia lihat dan dia baca.
Tian pun menatap kearah wajah Thia dan membayangkan bagaimana wajah cantik yang ada dihadapan nya tadi menangis karna ucapan kasarnya, dihati Tian yang paling dalam doa merasa sedikit menyesal akibat perbuatannya itu.
Dia pun kembali meletakkan buku itu dan membangunkan Thia dengan mencolek lengannya.
"Lo ngapain tidur disini bangunnn!!!; ini buka. rumah Lo!!" katanya masih dengan anda yang ketus.
"Hemmmm, ehhhhhh gueee ketiduran yahhh" ucapnya masih setengah sadar
"Ehhh pak Tian" katanya dengan nada yang agak terkejut karna baru sadar yang membangunkan nya adalah Tian
"Ngapain Lo??!" tanya Tian pura pura tak melihat apa apa
"Ketiduran pak, maaf ya pak saya akan segera pulang kok" jawab nya lagi
Setelah itu Thia bergegas menyusun barangnya kedalam tas dan mematikan. Komputernya.
"Kalau begitu saya permisi pulang ya pak, sampai jumpa besok" ucap nya berusaha ramah pada atasannya itu
Namun baru saja dia melangkah dari pintu ruangan itu dia langsung mundur lagi.
"Pak......"
"Hemmmm"
"Semuanya udah pulang yah pak, gelap banget pak jalan nya" ucap Thia yang sebenarnya agak takut
"Kalau gue gak balek kesini kayaknya Lo bakal tidur sampe besok deh disini" kata Tian
"Hehehheh maaf pak, kalau begitu bapak sendiri ngapain kesini lagi?" tanya Thia
"Ambil berkas, gue juga mau balek yaudah bareng aja turun ke bawahnya" kata Tian
Keduanya pun keluar dari ruangan itu dan menyusuri jalan menuju lantai satu dengan keadaan yang sudah gelap karena lampu di lantai itu sudah di matikan.
Thia memang agak penakut jadi selama berjalan dia terpaksa lumayan menempel kearah Tian, namun karna sadar Thia takut Tian tak melarang nya.
Keduanya pun sampai hingga ke parkiran, dengan sopan Thia yang sebenarnya menyimpan dendam dengan pria itu pun mengucapkan terimakasih.
"Terimakasih banyak yahh pak Tian, saya tidak takut lagi, selamat malam dan hati-hati di perjalanan pak" ucap nya dengan sopan pada Tian.
Keduanya meninggal tempat itu secara bersamaan.
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."