Tujuh tahun lalu saat masih duduk di Universitas Viona Natasya menyukai seorang pria.
Dia pria itu Bernard Antonius, pria yang dianggap keluarganya sendiri seperti sampah.
Pria bertato yang tidak dicintai keluarganya. Viona selalu diam-diam memperhatikan dari jauh.
Saat itu usia Viona baru tujuh belas tahun. Dan Bernard berusia dua puluh enam tahun.
Dan sekarang dia bertemu kembali dengan pria itu, dan menjadi suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. Menginginkanmu.
Bernard sangat menyukai rasa bibir Viona,terasa sangat lembut dan manis. Dia merasa terbuai dengan rasa yang ada pada bibir Viona.
Tapi kemudian Bernard menghentikan ciumannya, dia merasa kalau Viona tidak membalas ciumannya.
Ada rasa nelangsa didasar hati Bernard, perasaan hampa karena tidak ada sambutan.
Eh, kok berhenti! pikir Viona membuka matanya, dia merasa kehilangan. Tangannya masih mencengkram kemeja Bernard.
Viona menatap Bernard yang juga menatap nya, wajah Bernard terlihat merona sama seperti dia.
"Maaf..aku telah lancang menciummu!" gumam Bernard melepaskan pelukannya pada pinggang Viona, dia menjauhkan tubuhnya dari Viona.
"Tunggu..!" Viona merasa tidak rela dilepaskan, dia mencengkram kemeja Bernard semakin erat.
Bernard berhenti mundur, dia diam ditempatnya menunggu apa yang diinginkan Viona.
"A..aku tidak keberatan dicium, a..aku hanya terkejut saja, maaf kalau membuat kamu tidak enak hati, suamiku" gumam Viona menundukkan wajahnya, dia menyembunyikan wajahnya karena sudah semakin merona menahan malu.
Bernard tersenyum mendengar penjelasan Viona, dia ternyata telah salah sangka. Dia kembali merapatkan dirinya pada Viona.
Viona yang kakinya masih terasa lemas tanpa sadar menumpukan tangannya pada bahu Bernard.
Bernard menarik pinggul Viona merapat padanya, tubuh mereka saling merapat satu sama lain.
"Kamu terlihat sangat cantik tersipu malu istriku" gumam Bernard ditelinga Viona.
Wajah Viona semakin merona mendengar perkataan Bernard tersebut, wajahnya dibenamkan nya ke dada bidang Bernard.
Bernard menundukkan wajahnya mencium leher Viona, lalu menghirup aroma tubuh Viona.
Dia mengangkat dagu Viona, menatap wajah Viona yang bersemu merah. Kembali dia mencium bibir Viona, mengulumnya dengan lembut.
Viona berlahan mengalungkan tangannya ke tengkuk Bernard, dan kemudian membuka mulutnya membalas ciuman Bernard.
Bernard sangat bahagia merasakan Viona membalas ciumannya. Dia semakin menarik pinggul Viona menempel ke tubuhnya.
Dia menelusuri setiap gigi Viona, mencicipi rasa bibir Viona yang sangat lembut. Dan lidah Viona bertemu dengan lidahnya, membuat sensasi yang begitu menggelitik perutnya.
Rasanya sangat menyenangkan, dan membuat Viona tanpa sadar mengeluarkan suara mendesah.
Tangan Bernard perlahan masuk kebalik baju Viona, menyentuh kulit tubuh Viona yang terasa lembut di telapak tangannya.
Viona mengelus tengkuk Bernard merespon belaian tangan Bernard di kulit punggungnya, tindakan Viona tersebut membuat Bernard merasakan ereksi nya semakin mengeras.
"Istriku..kamu sangat menggoda, aku menginginkan mu" gumamnya serak diantara ciuman mereka.
Perlahan Bernard mengangkat Viona, membopongnya tanpa melepaskan ciumannya pada bibir Viona.
Bernard meletakkan Viona keatas kasur super king sizenya dengan lembut.
Bernard membuka pakaiannya, dan terlihat lah tubuhnya yang penuh tato. Perut sixpack nya terlihat sangat kekar berotot.
Viona menatap tubuh suaminya tersebut, dia mengelus perut Bernard, terasa liat di telapak tangannya.
"Istriku..kamu sangat cantik" gumam Bernard kembali mencium bibir Viona, lalu turun kebawah lehernya.
Bernard mencium leher Viona yang putih, memberi tanda di sana dan semakin turun kebawah. Bernard menarik baju Viona, melepaskan nya dari tubuh istrinya tersebut.
Mereka saling memberi dan menerima, melampiaskan rasa yang begitu memabukkan.
"Bolehkah aku memilikimu seutuhnya istriku?" tanya Bernard bergumam dengan suara serak.
Viona mengangguk. Bernard menggeram menahan hasratnya yang begitu mendalam.
Siang ini dengan sangat jelas dan suasana terang, Bernard dapat melihat setiap inci tubuh istrinya.
Dengan hati-hati perlahan Bernard memasuki Viona, terasa sangat sulit karena ini baru pertama kalinya bagi Viona.
Suara jerit Viona terdengar memenuhi kamar Bernard, tapi kemudian teredam dengan ciuman Bernard membungkam bibir Viona.
Bersambung.......