Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hamil
Junny dibawa Radit kekamar tamu, dan setelah itu Radit menghubungi seorang dokter yang memang bekerja pada keluarganya.
Julya menungu kedatangan Dokter yang dipanggil Radit, dengan tidak tenang, sampai dia seperti setrikaan yang tengah dipakai. Mondar-mandir kesana kemari.
"Sayang, tenanglah! Junny tidak apa-apa, dia mungkin hanya kurang istirahat." ucap Radit yang tidak menyebut jika Junny kecapean karena dia tahu sudah beberapa bulan terakhir ini Junny tidak bekerja.
"Ya tapi-" Belum juga Julya mengutarakan ketakutannya, suara bel sudah terdengar, pertanda jika Dokter yang mereka tunggu sudah datang.
Radit yang mendengar suara bel langsung bergegas menuju pintu keluar dan benar Dokter yang datang.
Radit langsung mengajak Dokter tersebut kekamar yang ditempati Junny, dan setelahnya Junny diperiksa.
"Bu bagai mana? apa adik saya baik-baik saja?" tanya Julya tidak sabar. setelah melihat Dokter yang memeriksa Junny sudah menuliskan sebuah resep obat.
"Alhamdulillah tidak ada yang serius, hanya kurang istirahat, dan sepertinya adik anda sedang mengandung."
JEDER....
Terasa disambar petir, disiang bolong, itulah yang kini dirasakan Julya, dan saking shoknya Julya, dia hampir terjatuh, andai Radit tidak sigap menahan tubuhnya.
"Sayang, kamu tidak apa-apa?" tanya Radit memastikan keadaan Julya, dan Julya hanya menjawab dengan sebuah gelengan kepala.
Julya berusaha tegar, walau hati benar-benar kecewa, sangat kecewa, dan andai Junny tidak sedang pingsan mungkin saat ini Junny sudah habis dia marahi.
"Bu, berapa umur kandungannya?
"Untuk umur saya sarankan untuk kerumah sakit, agar lebih jelas berapa usia kandungannya." jawab Dokter.
"Ini resep obat yang harus diminum adik anda" ucap Sang Dokter, sambil memberikan secuir kertas.
"Iya terimakasih Dok." ucap Jilya dan Dokter pun langsung pamit karena tugasnya sudah selesai.
Dokter diantar keluar oleh Radit dan tepat setelah itu Junny membuka matanya.
"Junny, apa yang kamu rasakan?" tanya Julya yang benar-benar mengkhawatirkan Junny sang adik. dari pada kemarahannya yang tadi sempat dua rasakan.
"Pusing kak." jawab Junny sambil memegang kepalanya, dan dia langsung mencoba untuk duduk, Julya yang melihat sang adik kesusahan, tentu langsung membantu Junny, bahkan punggung Junny diberi bantal agar Junny merasa lebih nyaman saat bersandar.
"Junny, apa kamu tahu jika kamu sedang hamil?" tanya Julya dengan sangat lembut, takut sang adik tersinggung.
Junny yang tentu saja tahu langsung menundukan wajahnya sambil meminta maaf.
"Maaf Kak."
"Apa Ayah dan Mamah sudah tahu?" tanya Julya lagi.
"Mereka tidak tahu kak, mungkin jika mereka tahu sekarang Aku tidak mungkin ada disini." jelas Junny dan itu memang benar.
"Lalu ayah dari anakmu Coky bukan?" Junny langsung mengangguk. Tanda jika tebakan Julya benar
"Terus apa dia tahu kamu hamil anaknya?"
"Aku sudah memberitahunya, tapi dia tidak mau mengakuinya. Dan dia malah menuduhku, jika anak yang aku kandung bukanlah darah dagingnya.
"Berengsek." ucap Jilya marah sangat marah.
"Kakak pastikan dia akan mendekam dipenjara lebih lama dari yang dia perkirakan." ucap Julya yang tidak main-main, karena kuasa uang suaminya bisa segalanya.
Junny hanya menyimak tidak mau bersuara, karena demi apapun, dia juga sakit hati, karena dituduh telah berhubungan badan dengan laki-laki lain oleh mantan kekasihnya itu.
"Terus apa rencanamu sekarang?"
"Pergi keluar kota, seperti rencana awal." jawab Junny yang memang alasan dia ingin pergi keluar kota, karena tengah berbadan dua.
"Jadi ini alasan kamu ingin pergi kesana?" tanya Julya yang tak henti-hentinya bertanya.
"Ya, aku tidak ingin membuat mamah dan Ayah menanggung malu atas perbuatanku, dan mungkin selamanya aku juga akan menetap disana." ucap Junny yang memberitahukan rencana jangka panjangnya.
"Junny, kakak tidak mengijinkanmu untuk pergi."
"Terserah, dengan atau tanpa izin kakak, aku akan tetap pergi." ucap Junny yang tidak berniat merubah rencananya.
"Junny, hidup dengan keadaan hamil tanpa suami, itu sangat berbahaya bagi kesehatanmu juga calon bayimu, kamu tahu bukan akan seperti apa hinaan, cacian yang akan kamu dapat nantinya, dan satu lagi jika kamu kuat dengan semua itu, belum tentu anakmu akan kuat nantinya."
Junny kembali menunduk setelah tadi berani menatap sang kakak. Junny membenarkan ucapan Julya, yang mengatakan andai dia kuat menghadapi cobaan hidup diluar sana, belum tentu anaknya kelak bisa seperti dirinya, dan hal itu baru terpikir olehnya.
"Terus aku harus bagai mana kak?" Sungguh rasa bingung kini menyelimuti Junny.
"Tinggal bersamaku sampai anakmu lahir dan agar dia tidak menderita nantinya, kakak akan mengangkatnya sebagai anak kakak." ucap Julya memberi solusi.
"Tapi bagai mana dengan suami kakak? apa dia akan setuju?"
"Kakak pastikan jika kakak iparmu akan setuju, bagai mana pun caranya Kakak akan memaksanya untuk setuju." tegas Julya.
"Tapi kak, bagai mana jika saat anakku lahir, kakak sedang mengandung, bukankah akan aneh dan membuat banyak orang bertanya-tanya, kenapa kakak mengadopsi seorang anak padahal kaka sedang hamil."
Untuk pertanyaan yang satu ini Julya sedikit berpikir, namun tidak lama karena selang beberapa menit Julya berkata "Kakak tidak mungkin hamil."
Jujur Junny kaget akan jawaban kakaknya dan setelahnya dia berkata "Apa suami Kakak mandul?"
Julya tertawa dan setelahnya berkata "Tidak, dia tidak mandul, hanya saja dia tidak normal."
"Hah, apa?" kaget Junny yang tidak menyangka jika Radit dituduh kakaknya tidak normal.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏