Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya berubah semenjak kematian sang ayah, membuat dirinya berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19
Hari itu Puteri masih izin beberapa hari untuk tidak bekerja dulu, mengingat pendarahan hebat yang hampir merenggut nyawa nya, ia seharusnya bedrest dirumah.
Soal pekerjaan, Wulan yang Handle, termasuk mengabarkan kepada teman-teman dan atasannya, soal kondisi Puteri yang drop karena kecapean, dan dokter mengatakan harus rehat total.
Manager pun tidak mempermasalahkan itu, karena ia tahu betul, selama Puteri bekerja ia tidak pernah izin ataupun mengambil cuti, sehingga memungkinkan dirinya untuk drop seperti itu.
Puteri yang sedang dirumah bersama Selvi segera menyusun strategi, dia bersama Selvi merencanakan sesuatu, tentunya dengan Wulan juga.
Mengapa Wulan dilibatkan??, karena selama Puteri tidak masuk kerja, Wulan yang menjadi informan, ia meminta bantuan teman-teman suaminya untuk memantau Nino dan melaporkan setiap gerak-geriknya.
Rencana pun rampung dan mereka siap melakukannya dengan baik, dimulai dari tempat kejadian terakhir, yaitu warung yang mereka singgahi saat Nino berpura2 asmanya kambuh.
Puteri dan Selvi meluncur, menggunakan mobil yang Selvi pinjam dari kakaknya. Setelah tiba di warung tersebut, sang pemilik warung yang kebetulan sedang duduk-duduk sambil menghisap rokok didepan warungnya yang sepi, kemudian tersenyum seolah menyapa, melihat kedatangan kami.
"Permisi pak, maaf mengganggu, bapak masih ingat dengan saya??" Tanya Puteri sopan sambil menyodorkan tangan kanannya, seraya mengajak bersalaman.
" Ouh iya neng, neng yang waktu itu hampir pingsan karena pendarahan kan!!!" Jawab sang pedagang mengingat kejadian kala itu.
"Iya pak, alhamdulillah bapak masih ingat, saya mau minta waktu bapak untuk mengobrol sebentar boleh??."
" Iya boleh-boleh neng, silahkan duduk, neng mau minum apa biar saya buatkan, jadi ngobrolnya biar lebih enak," Tanya si bapak ramah sambil mempersilahkan kami duduk.
" Boleh pak saya mau es teh manis aja, kamu mau apa Vi??" Tanya Puteri sambil duduk di kursi plastik
" Aku juga teh manis deh." Jawab Selvi sambil mengeluarkan ponselnya dan duduk disebelah Puteri.
"Baik sebentar ya neng!," Si bapak berlalu untuk membuat minuman kemudian segera kembali.
"Ini neng minumannya, silahkan!!! Memang ada apa ya neng, sepertinya apa yang mau neng bicarakan ini penting??". Tanya si bapak sambil duduk didepan kami.
"Iya pak, ini penting sekali malah, tapi sebelumnya saya mohon, tolong bapak jawab sejujur-jujurnya, dengan apa yang bapak lihat maupun yang bapak dengar hari itu!!!" Pinta Puteri memohon.
"Oh iya baik neng, apa yang mau neng tanyakan??"
"Perkenalkan saya Selvi dan ini sepupu saya Puteri, dia sebenarnya korban pak, karena kejadian hari itu kandungan Puteri tidak bisa diselamatkan!!!" Sambung Selvi.
"Innalillahi, yang sabar ya neng, Allah itu maha pengasih lagi maha penyayang, Allah pasti sudah merencanakan semua yang terbaik untuk hamba-hambanya." Doa bapak menenangkan.
"Aamiin, iya pak terima kasih." Jawab Puteri sendu.
"Bapak masih ingat dengan cowok yang datang kala itu kesini bersama Puteri??" Tanya Selvi sambil menyalakan perekam di ponselnya untuk merekam pembicaraan mereka.
"Ingat!!" Jawab bapak itu sambil mengerutkan dahi, bertanya-tanya dalam hatinya, ada apa ini???.
"Apa pada saat Puteri pergi, sakit asma cowok itu mulai membaik??."
"Asma?? Saya gak liat dia lagi kena asma neng, malah pada saat neng itu pergi ( sambil menunjuk Puteri ) dia baik-baik aja, justru senyum senyum sendiri sambil bilang "ini saatnya" tapi saya gak tau maksudnya apa???" Jelas pemilik warung itu dengan jujur, terlihat dari ekspresi diwajah dan sorot matanya.
"Lalu pada saat Puteri pergi, apa bapak tau yang cowok itu lakukan?? Misal menelpon atau mengobrol dengan seseorang, atau melakukan sesuatu gitu??"
"Iya pas si neng Puteri pergi, dy nelepon seseorang, terus dia tanya sama orang ditelpon gini (sambil memperagakan) yakin aman gak nih Ta?? Bener nih?? Sip aku pegang omongan kamu ya!!!. (Telponnya ditutup) Terus gak lama dia pesen 2 minuman anget, satu buat dia, satu buat neng itu ( sambil menunjuk Puteri).
"Hmmm,terus apa lagi pak??" Tanya Puteri penasaran.
"Habis antar minuman saya kebelakang, karena dia langsung bayar minuman, jadi saya ambil kembalian dulu, saya gak sengaja liat dari pantulan kaca, dia kayak lagi celingukan, memasukan sesuatu ke dalam minuman, tapi gak tau minuman yang mana, dia buru-buru buang bungkusnya, dilempar kedalam selokan sebelah, karena takut ketahuan orang lain, pas saya nyamperin, dia kayak yang kaget, padahal saya cuma mau kasihin kembalian." Tutur bapak itu menjelaskan dengan aksennya.
"Astagfirullah." Jawab kompak Puteri dan Selvi.
"Jadi benerkan Vi, dia memang pelakunya!!!," Isak Puteri, kemudian dirangkul oleh Selvi.
"Sabar Put, kita udah punya satu bukti dan kita bisa cari bukti yang lain!!." Jawab Selvi menenangkan sepupunya sambil mengusap kepala Puteri.
"Oh iya neng, malam itu, pas dia kembali lagi kesini untuk ambil motor, dia sempat menjatuhkan sebuah foto." Lanjut bapak yang baru teringat.
"Foto apa pak??." Tanya Selvi sambil berpandangan dengan Puteri.
"Sebentar, saya ambilkan!!!." Kemudian bapak itupun bangkit kedalam kiosnya dan segera kembali membawa sebuah foto. "Ini neng, saya masih simpan, takutnya orang itu akan kembali lagi kesini!!!." Terangnya sambil menyerahkan foto itu pada Selvi.
"Put, ini Nino kan?? Siapa cewek itu?? Apa kamu kenal dia??." Tanya Selvi sambil memberikan foto itu kepada Puteri.
Puteri mengambil foto itu, melihatnya dengan seksama, kemudian membalik foto itu dan melihat ada sebuah tulisan "Nino dan Rita selamanya cinta.. Rita??? Ta??." Gumam Puteri dengan suara pelan.
"Apa jangan-jangan Ta yang Nino telpon sebelum melakukan aksinya adalah cewek yang ada di foto ini??." Sambil memperlihatkan tulisan dibalik foto kepada Selvi.
"Bisa jadi Put!!!."
"Apa ada lagi yang bapak tau??," Tanya Puteri lagi.
"Gak ada neng, terakhir cowok itu kesini cuma pas ambil motor aja." Jawab si bapak sambil menggeleng.
"Ah baik pak terima kasih banyak, informasi bapak banyak membantu saya. Mohon maaf saya tidak bisa membalas kebaikan bapak!!! Hmm ini ada sedikit rejeki mohon diterima ya pak, dan terima kasih atas waktu dan minumannya, saya pamit dulu ya." Jawab Puteri sembari bangkit dari kursinya.
"Mari pak!!!" Jawab mereka kompak
***********************
Setelah meninggalkan warung tadi, mereka berencana mampir ke sebuah tempat makan, membeli beberpa lauk dan nasinya untuk dibungkus, karena Selvi khawatir pada Puteri, dan tidak mau membuat sepupunya itu kelelahan.
Sepanjang perjalanan Puteri lebih banyak diam dan berpikir, Selvi yang menyadari hal itu, lalu mengajaknya berbincang sambil mendiskusikan langkah selanjutnya.
"Jangan terlalu keras mikirnya Put, inget kondisi kamu belum terlalu pulih, kalo tante tau hari ini kita keluar, udah pasti kena omel." Tutur Selvi sambil fokus menyetir.
"Iya jangan sampe mamah tau lah Vi." Jawab Puteri yang tanpa menoleh terus memandangi keluar kaca.
"Terus kita mau beli makan dimana nih??", tanya Selvi lagi.
"Aku pengen bakso tahu sama ayam terasi yang dicihampelas," Jawab Puteri dengan semangat.
"Hmm yaudah kebetulan searah, tapi dibungkus aja ya, makan dirumah, biar bisa sambil santai-santai, abisnya panas banget diluar!!!" Cuaca hari itu sangat terik, membuat Selvi mager, hanya saja demi sepupunya apa sih yang tidak.
"Yaudah gantian aku yang nyetir deh, nanti sepulang dari cihampelas, oke!!!" Tawar Puteri berusaha membujuk sepupunya. Sedangkan Selvi hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala. Pasalnya ia hafal betul karakter sepupunya itu. Jika ada kemauan ia akan membujuknya sekuat tenaga.
Sebenarnya Puteri sudah mahir nyetir mobil, hanya saja karena mereka tidak punya mobil, jadi Puteri lebih seeing naik motor kemana-mana, lebih praktis juga katanya.
Semenjak ayahnya meninggal, Puteri jadi serba bisa, memasak, menyetir mobil, membetulkan atap bocor, ataupun membetulkan peretelan lain di rumah, termasuk angkat galon dan memasang gas. ia pun sempat belajar bela diri untuk sekedar pertahanan saja.
Ya itulah Puteri dia memang multitalenta, namun sayangnya ia tidak multitasking. Apapun bisa ia lakukan, tapi mengerjakan beberapa hal bersamanya membuat ia keteteran. Puteri type orang yang melakukan apapun harus fokus, dan harus tuntas, setelah tuntas maka ia bisa fokus mengerjakan yang lain.