"Setelah menghancurkan hidupku, kau malah melupakan ku dan memilih bersama wanita lain! aku hamil anakmu!"
Ucapan lantang Enza membuat suasana pertunangan Orlando semakin kacau. Bahkan keluarga besar Gultom dan Arnold terkejut mendengar perkataan lantang Enza.
Kemunculan ayah kandung Enza secara tiba-tiba mengungkapkan satu rahasia besar yang selama ini keluarga besar Arnold maupun Gultom tutup-tutupi.
Enza tiba-tiba meminta cerai kepada Orlando karena suatu hal dan setelah perceraian itu. Enza tiba-tiba menghilangkan bagaikan di telan bumi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Malam hari
Enza buru-buru mandi membersihkan diri.Tak beberapa lama Enza turun ke lantai satu bersiap untuk makan malam.
"Bagaimana dengan magang mu? Apa semua berjalan dengan lancar?" tanya Kimberly menatap adik iparnya.
"Enza ditugaskan magang di ruangan CEO. Di hari pertama magang, Enza diminta menemani CEO bertemu klien di restoran Aroma. Semuanya berjalan dengan lancar, Kak." sahut Enza tersenyum simpul.
"Duduklah. Lebih baik kita makan malam terlebih dahulu." ujar Kimberly meminta Enza duduk di kursi.
Keenam anak Kimberly tetap fokus pada makanan mereka tanpa nimbrung dengan obrolan keduanya.
"Sepertinya besok kami akan pulang ke mansion kami. Apa kamu tidak masalah kami tinggalkan? Jika kamu merasa kesepian, kamu bisa datang berkunjung ke sana." kata Kimberly dengan tidak enak hati.
"Tidak apa-apa Kak. Disini masih ada maid dan beberapa anggota Black Mamba yang akan menjaga Enza." Enza tersenyum tipis menatap wajah kakak iparnya.
Enza sadar, meskipun Kimberly hanyalah seorang ibu rumah tangga. Namun, Ia sudah memiliki enam anak sekolah yang harus Ia urus. Bahkan sekarang Kimberly sedang mengandung. Enza yakin kakak iparnya kesulitan mengasuh ke-enam anak kembarnya tanpa bantuan pengasuh.
"Mom. Terima kasih untuk makan malamnya." ujar semua anak Kimberly mencium pipi ibu mereka. Mereka langsung melangkah menuju ruangan tamu.
"Aunty. Kami duluan ke ruangan tamu." pamit Zo turun dari kursinya. Dari keenam anak Kimberly. Hanya anak itu yang ramah kepada semua orang yang dikenalnya.
Tiba-tiba Enza mengelus perutnya melihat tindakan keenam keponakannya.
"Jika suatu hari aku memiliki anak seperti mereka. Apa mereka akan bertingkah seperti itu." gumam Enza tanpa sadar.
Kimberly tersenyum mendengar ucapan Enza.
"Aku yakin mereka akan bersikap seperti sepupu-sepupunya."sahut Kimberly.
"Eh!" Enza terkejut mendengar perkataan kakak iparnya.
"Aku tahu kamu sangat ingin mengandung dan melahirkan keturunan untuk Orlando. Aku berharap bayi kalian akan segera hadir di dalam perutmu." kata Kimberly dengan tulus.
"Tapi aku masih kuliah, Kak. Bahkan kami harus tinggal di kota yang berbeda. Jika aku hamil dalam waktu dekat. Aku takut tidak bisa jauh-jauh dari Orlando."
"Kakak tahu bagaimana perasaan mu. Karena Kakak pernah berada di posisi mu. Tapi, jika Tuhan berkehendak. Kamu tidak bisa menolak kehadiran mereka." balas Kimberly.
"Jika Tuhan memberikannya dalam waktu dekat. Aku pasti akan merawat anakku dengan baik." celetuk Enza tersenyum lembut.
#
#
Setelah makan malam usai. Enza dan ke-enam anak Kimberly nonton TV di ruangan tamu. Saat ke-enam anak Kimberly fokus menonton film kartun kesukaan mereka. Maka saat itu Enza melirik layar ponselnya dengan wajah cemberut.
"Apa Uncle belum menghubungi Aunty?" tanya Owen melirik sekilas wajah cemberut Enza.
Enza langsung meletakkan ponselnya mendengar pertanyaan keponakannya.
"Jangan khawatir. Mungkin Uncle sedang sibuk." nasehat Owen dengan bijak.
"Kamu menasihati Aunty seperti seorang pria dewasa. Aunty yakin suatu hari nanti wanita yang mendapatkan hatimu pasti merasa beruntung memilikimu." Enza tersenyum tipis mengelus kepala keponakannya.
Owen merasa mengantuk mendapatkan elusan lembut dari Enza.
"Aku sudah mengantuk. Apa kalian tidak mau tidur? Sebentar lagi Padre akan pulang. Aku tidak mau diomelin lagi." ujar Owen berdiri dari duduknya.
"Zo juga sudah mengantuk. Zo duluan kembali ke kamar Aunty." ujar Zo menguap di samping Ozzura.
"Ozzura juga mau istirahat. Good night Aunty." Zu melompat dari sofa dan berlari mengejar langkah saudari kembarnya.
"Good night Aunty." celetuk Oliver dan Osric bersamaan dengan wajah datar. Mereka menarik tangan adik mereka yang paling bungkus menuju kamar ayah mereka.
Setelah kepergian mereka. Enza mulai merasa kesepian. Ia memutuskan masuk ke kamar setelah hari sudah menunjukkan pukul 9 malam.
#
#
#
Di dalam kamar
Enza tak henti-hentinya menatap layar ponselnya menunggu dihubungi oleh suaminya.
"Apa kamu sangat sibuk?" gumam Enza sembari menatap nomor telepon suaminya.
"Lebih baik aku yang menghubunginya." lanjutnya.
Enza menunggu panggilan teleponnya akan dijawab dari seberang sana. Namun, Orlando tak kunjung mengangkat panggilan darinya.
Karena terlalu lama menunggu, Enza perlahan mulai mengantuk. Ia tetap menggenggam ponselnya meskipun kedua matanya terasa memberat.
Tak butuh waktu lama kedua mata Enza perlahan terpejam dan memasuki dunia mimpi.
Disisi lain
"Tuan, mereka sudah bertemu namun tidak saling mengenal."
"Apa dia tidak mengenali wajah Enza?"
"Tidak Tuan. Hanya anak buahnya dan asistennya yang mengetahui wajah asli Nyonya muda. Karena terlalu sibuk dengan bisnis haramnya. Ia belum pernah membuka berkas yang diberikan asistennya 5 tahun silam."
"Jika dia tahu. Maka dia akan terkejut mengetahui kenyataannya." sahut Orlando melipat tangannya di depan dada.
"Selanjutnya apa yang harus saya lakukan, Tuan?"
"Terus awasi pergerakan mereka. Aku tidak ingin pria itu bertemu dengan istriku tanpa sepengatahuan ku."
Orlando mengakhiri panggilan telepon dari asistennya.
"MS-13." gumam Orlando sebelum keluar dari kamarnya. Ia baru saja ingin pulang setelah lembur hingga jam 10 malam.
"Aku ingin menghubunginya. Namun, aku takut menganggu tidurnya."
Orlando menatap panggilan tak terjawab dari nomor istrinya. Orlando memutuskan mengirim pesan agar besok pagi istrinya membacanya. Ia yakin besok pagi Enza pasti bahagia membaca pesannya.
[Sayang. Maaf lupa menghubungi mu malam ini. Karena beberapa hari ke depan aku akan terus lembur. Aku ingin menyelesaikan pekerjaan ku seharian lebih cepat. Aku tahu kamu sudah merindukan ku. Maka aku akan mempercepat kepulangan ku agar kita bisa liburan beberapa hari.]
aku kalau suka sama ceritanya gak nanggung nanggung ngasih hadiah tapi author pilih kasih ngasih cetrita nya nanggung muluk😌😌
setelah dewasa bukannya Orlando menikahi lupa nama istrinya tp bkn Enza bahkan istri Orlando hamil kembar 5. Sean kembarannya tdk menikah n kembaran perempuan Orlando terjebak urusan dg mafia lain saat menjauh dari keluarganya.
jk bener maka kemana istri Orlando n anak-anaknya g salah Elle nama istri Orlando klo g salah y, dah lama sih bacanya