Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.
Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.
Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?
Happy reading 😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 ( Diambang kebangkrutan )
Baru up sore, harusnya siang. Maap kan aku ya😁🙏
Johan tengah sibuk di kantornya, dia tengah mengerjakan pembukuan keuangan perusahaannya. Namun, dia merasa ada beberapa laporan yang mengganjal banyak sekali selisih di catatan pembukuannya.
“Kenapa selisihnya banyak sekali?” gumam Johan. Lalu ia mengambil telepon genggam yang tersedia di meja. Dia menghubungi bagian keuangan, tetapi tidak ada yang mengangkatnya. Lanjut ia menghubungi sekretarisnya Bagas
Tak lama, seorang pria muda datang menghampirinya dengan wajah tidak biasa, seolah tahu apa alasan atasannya memanggil dirinya.
“Ada yang bisa saya bantu, pak Johan?” tanya Bagas.
Johan mendongak menatap Bagas lalu memberikan dokumen itu sedikit melemparnya,”Kenapa selisihnya banyak sekali? Pemasukan perusahaan kita tertera 35 miliar. Di situ tertulis hanya ada 20 miliar sisanya kemana? Apa saja kerjaan bagian keuangan, hah!” sentak Johan menatap dingin Bagas yang hanya tertunduk takut.
“Saya tidak tahu, pak. “ lirih Bagas yang tidak pernah memeriksa keuangan perusahaan karena itu bukan bagiannya.
“Panggilkan Teo untuk datang kesini dan menjelaskannya padaku!” Sebelum Bagas melaksanakan perintah Johan seseorang masuk tanpa mengetuk pintu dan itu adalah pak Arash yang merupakan investor terbesar di perusahaannya selain Wiliam.
Brak
Arash langsung menggebrak meja seraya melemparkan surat perjanjian kerjasama dengan perusahaan Johan. Arash langsung mencecar Johan yang tidak tahu apa-apa, ia mengatakan jika keuntungan yang ia dapat selalu berkurang. Bahkan perusahaan lainnya pun mengeluhkan hal yang sama. Sontak Johan pun dibuat terkejut pasalnya ia juga baru tahu dari Arash sekarang.
“Kalau begini terus aku dan para klien lainnya yang bekerjasama dengan perusahaan mu akan membatalkan kerjasama kita. Perusahaan ku mengalami banyak kerugian, Johan! Aku akan segera menarik saham ku sekarang juga!” ancam Arash segera ia menghentakkan kakinya meninggalkan ruangan Johan dan mengindahkan Johan yang berusaha menjelaskan dan memohon agar kerjasama dan saham kliennya tidak ditarik kembali. Akan tetapi, usahanya sia-sia saja karena Arash tipe orang yang sekali dikecewakan tidak akan ada lagi kesempatan untuk kedua kalinya.
“Bagas …!” teriak Johan lalu Bagas menghampiri Johan.
“Cepat cari Teo bawa dia segera ke hadapanku?!” marah Johan dengan rahangnya yang mengeras.
“Ba-baik, pak,” balas sang sekretaris.
Sementara itu saat Johan sedang pusing tujuh keliling di ruangannya tiba-tiba suara ponsel mengusik Johan yang sedang berpikir sambil menangkan diri. Ternyata Daisy yang menelepon, ia bertanya kenapa kartu kreditnya tidak bisa digunakan. Padahal saat ini ia sedang berbelanja bersama sang putri kesayangan.
“Kalian ini kerjaannya shopping terus!” desis Johan dan langsung mematikan sambungan teleponnya.
“Halo … pah! Ish, kenapa dimatiin sih!” kesal Daisy mencoba menghubungi sang suami kembali, tetapi ponselnya tidak aktif.
“Ada apa, Mah? Cepatlah sedikit mbak nya udah nungguin dari tadi loh,” pekik Stella di tempat kasir menunggu Daisy untuk membayar semua pakaian yang sudah mereka pilih.
“Mbak, gak jadi. Lain kali aja,” ujar Daisy segera menarik Stella keluar dari butik itu yang mana membuat Stella terkejut.
*
*
Sepanjang jalan Stella terus saja protes karena gaun kesukaannya tidak jadi dibeli, padahal ia akan memakai nya minggu depan untuk menghadiri pesta ulang tahun temannya. Daisy yang juga tidak tahu kenapa kartu kreditnya tidak bisa digunakan itupun berdecak kesal ditambah lagi Johan tidak bisa dihubungi.
Akhirnya mereka sampai di rumah, Stella yang masih marah itupun bergegas lebih dulu keluar mobil melangkah masuk ke dalam dengan wajahnya yang yang ditekuk. Daisy terus saja memanggil sang putri berusaha membujuknya, tetapi Stella mengindahkan panggilnya.
Brak
Pintu kamar ditutup dengan sangat keras yang mana membuat Johan terkejut ketika ia baru saja masuk ke dalam rumah. Ia pun langsung bertanya pada Daisy yang berada di depannya membuat Daisy menoleh dan menatap bingung suaminya karena pulang lebih awal.
“Papa sudah pulang? Tumben jam segini sudah di rumah?” tanya Daisy.
Bukannya menjawab pertanyaan Daisy ia menyuruh istrinya untuk memanggil Stella dan ingin bicara serius. Daisy menurut dan langsung memanggil Stella untuk menemui Johan, walaupun sedikit sulit karena saat ini putri kesayangannya sedang merajuk.
Di ruang tengah kini Stella, Daisy serta Johan sedang membicarakan perusahaannya yang sedang mengalami masalah. Johan meminta semua kartu kredit Stella dan Daisy untuk sementara mereka tidak diperbolehkan menggunakannya sampai keuangan di perusahaannya tetap stabil.
Bukan Stella namanya kalau tidak protes, apalagi ia tidak bisa hidup tanpa kartu kreditnya, mau ditaruh di mana wajahnya kalau teman-temannya tahu dia tidak memakai kartu itu lagi. Karena Stella selalu mentraktir semua teman-temannya agar mendapat pujian dari mereka.
“Memangnya perusahaan sedang kenapa, pah? Kok kartu kita di sita?” ujar Daisy tidak terima.
“Perusahaan kita diambang kebangkrutan, Mah. Jadi, mulai sekarang kita harus berhemat sampai keuangan di perusahaan stabil kembali. Khusunya kau Stella yang selalu menghamburkan banyak uang untuk shopping dan party dengan teman-temanmu. Papa menguliahkan mu bukan untuk bergaul dengan teman-temanmu yang gak jelas. Fokus ke kuliahmu atau papa akan memberhentikan kuliahmu untuk membantu papa di perusahaan!” ancam Johan.
“Apa? Kok bisa, pah!” pekik Daisy sangat terkejut.
“Gak mau, aku gak bisa kerja di perusahaan papa, cita-cita ku ingin menjadi model terkenal. Mana mengerti aku tentang perusahaan,” protes Stella.
“Kalau begitu belajar yang benar! Mulai besok kau naik bis saja ke kampus karena mobilmu mau papa jual,” ujar Johan lalu bangkit menuju kamarnya meninggalkan Daisy dan Stella dengan wajah terkejutnya.
“Papa …! Mah, aku gak mau naik bis!” rengek Stella.
Daisy tidak bisa berbuat apa-apa sekarang selain menenangkan putrinya. Ia masih penasaran kenapa perusahaanya baru kali ini terkena masalah. Apa yang disembunyikan suaminya padanya dan bagaimana mungkin ia bisa hidup hemat? Seumur hidup Daisy selalu dimanjakan orang tuanya yang sangat kaya raya dibandingkan keluarga Johan dan perusahaan yang ia kelola adalah perusahaan yang dibangun suaminya sendiri karena Johan menolak saat mertuanya ingin memberikan satu perusahaan keluarga Cliere padanya.
*
*
Disisi lain dua insan manusia sedang menikmati indahnya cinta yang dimiliki keduanya. Siapa lagi kalau bukan Arrayan dan Bella yang saat ini sedang menikmati indahnya malam di pinggir jalan menikmati sepiring nasi goreng.
Setelah mengungkapkan perasaannya pada Bella gadis itu sempat menolak dengan sangat keras dan selalu mengusir Arrayan dari tokonya. Ia beralasan tidak memiliki perasaan apapun pada pria itu karena mereka baru beberapa kali bertemu. Akan tetapi, Arrayan tidak percaya dia sangat tahu alasan Bella menolaknya karena kekurangan yang gadis itu miliki. Berkali-kali Arrayan mengatakan padanya akan menerima Bella apa adanya karena Arrayan sudah jatuh cinta pada Bella sejak pandangan pertama. Tidak mudah bagi Arrayan untuk jatuh cinta pada seorang wanita. Namun, entah mengapa pertama kali ia melihat Bella Arrayan merasakan keanehan pada dirinya yang tidak bisa melupakan Bella dan selalu terbayang wajahnya.
Akhirnya hati Bella luluh juga melihat perjuangan Arrayan untuk mendapatkan hatinya dan gadis itu menerima cinta Arrayan karena pria itu tidak pernah malu berjalan dengannya.
“Bella, terimakasih karena kamu telah menerimaku dengan keadaanku yang bukan orang kaya,” ujar Arrayan.
“Aku yang harusnya berterimakasih padamu, Riyan. Apa kamu gak malu punya kekasih c4 ….”
“Syuttt, kamu sempurna buat aku. Jangan pernah berkata seperti itu lagi, ya,” sela Arrayan seraya mengelus pipi Bella yang terlihat memerah tersipu malu.
Drett
Drett
“A-aku angkat telpon dulu, ya,” ujar bella sedikit gugup.
Arrayan mengangguk ia menatap sendu kekasihnya karena ia merahasiakan statusnya dari Bella karena berpikir jika Bella tau kalau dia berasal dari keluarga kaya Bella tidak akan mau menjadi istrinya. Jangan kan jujur pada status yang sebenarnya, dengan terlihat miskin saja bella masih tidak menerimanya karena keadaan kekurangan dirinya. Arrayan terpaksa menggunakan nama palsu karna kalau tidak Bella akan tahu keluarga Mahendra karena memang sangat terkenal di kalangan masyarakat.
Begitu dengan Bella, Arrayan tidak pernah tahu dan sepertinya tidak begitu peduli tentang keluarga Bella serta statusnya yang hanya seorang anak angkat. Beberapa kali Bella berusaha memberitahu pada Arrayan. Namun, pria itu mengatakan tidak penting Bella berasal dari keluarga mana.
“Riyan, kak Nuri bilang ia tidak enak badan, Aku harus menutup toko sekarang. Bisa kita pulang sekarang?” tanya Bella merasa tidak enak.
“Tentu saja, lagipula sudah malam gak baik terlalu lama di luar,” jawab Riyan yang langsung membantu Bella menaiki motornya dengan menggendong gadis itu tanpa merasa malu padahal di sekitarnya semua orang sedang menatap dirinya.
Arrayan menaiki motornya dan langsung menarik tangan Bella hingga gadis itu memeluk Arrayan,”Tidak usah memperdulikan mereka, pegangan yang erat, sayang,” bisik Arrayan melajukan motornya.
Bella memeluk erat sang kekasih dan sesekali Arrayan mengelus tangannya membuat jantung Bella berdetak sangat kencang. Hingga terbitlah senyuman manis berbalut kebahagiaan yang dirasakan Bella. Bertemu Riyan dan mendapat perhatian serta kasih sayang yang amat tulus adalah anugrah terindah untuk Bella.
Saat berhenti di lampu merah seseorang melihat Bella dari kaca mobilnya. Ia menatap intens pada keduanya khusunya Bella untuk memastikan itu adalah dia,”Itu … bukannya kak Bella, ya? dan Pria itu, dia siapa? Malah mesra banget lagi. Apa dia kekasihnya?” gumam Stella dalam hati seketika ide muncul dari dalam pikirannya. Sebuah ide untuk memeras sang kakak karena jatah uang jajan Bella dikurangi sang papa sampai keuangan perusahaannya stabil.
“Kamu memang selalu beruntung Stella”
*
*
Bersambung.
😅