Skuel Terra The Best Mother
Lanjutan kisah dari Terra kini berganti dengan. tiga adik yang ia angkat jadi anak-anaknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maya Melinda Damayanty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUKA PUASA BERSAMA
Mansion Bram sudah penuh manusia. Terlebih suara anak-anak yang mendominasi percakapan. Sky yang menjadi ketua para bayi dan memberi instruksi.
"Pita peusti blama ladhi?" tanya Bariana tak suka.
"Biya ... pita dlama ladhi ... poalna talo banyi-banyi ... bas madhlib eundat teuldenelan!" ujar Sky.
"Posen tau ... ceulitana eundat peulubah!" protes bayi itu.
"Tlus pita bawu matain? Pasa biem aja?" tanya Sky putus asa.
Semua bayi diam. Mereka padahal tak berpuasa, tapi mereka lemas melebihi orang berpuasa.
"Kok pada lemes sih?" tanya Benua.
"Tan pita buasa Ata'Penua!" jawab kompak Bomesh dan Sky.
"Puasa apanya. Orang tadi kalian baru minum susu!" celetuk Kean sengit.
"Ih pita buasa beutenah hali!" teriak Bomesh lagi.
Saf gemas bukan main. Ia ikut bergabung dengan para bayi.
"Hei ... siapa yang puasa?" tanya wanita itu.
"Payah!" semua acungkan jarinya.
Saf terbahak mendengar jawaban para bayi itu.
"Saya ... bukan payah!" ralat wanita beriris abu-abu itu.
"Payah!" ulang semuanya.
"No ... sa ... ya!" ulang Saf.
"Fa ... yah ...!"
"Sa!"
"Tsa!"
"Tsaya!"
"Tsayan!"
"Oteh deh tsayan!" Saf membenarkan sebutan bayi-bayi menggemaskan itu.
"Tsayan ... popo tue blunu ... ceulite atitu ... peulhalap entau teumbali ... tsayan pampai beunutih lambuttu la batal buntul plesno tuh!" sahut Bomesh bernyanyi lagu milik Via Vallen.
Saf lagi-lagi terbahak mendengarnya. Semua pun larut dalam kegembiraan.
Waktu pun berlalu. Buka puasa pun tiba-tiba. Semua mengucap syukur atas semua rejeki yang melimpah.
"Baby, kamu nggak boleh banyak minum es!" peringat Terra pada Rion.
"Mama ... Ion udah gede ... bukan bayi lagi!" rengek bayi besar itu protes.
"Baby, kamu sudah minum lebih dari dua gelas loh!" peringat Haidar lagi.
Rion hanya memberengut kesal. Saf mendatangi dan membawakan satu mug besar es buah pada pemuda itu.
"Ini baby, yang terakhir!" Rion tersenyum senang.
Terra hanya bisa menghela napas panjang, begitu juga Haidar. Usia berbuka puasa, mereka lalu berwudhu. Ada dua tempat untuk berwudhu dan terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Setelah itu mereka mulai merapatkan barisan. Ditya mulai qomat. Bocah laki-laki itu sudah berusia enam tahun sedang Radit sudah lima tahun.
Virgou yang menjadi imam shalat berjamaah ini.
"Luruskan shaf!"
Semua meluruskan barisan. Anak-anak diapit oleh para remaja. Mereka dilarang untuk ribut. Kean sudah memperingati semuanya tadi.
"Allahuakbar!" Virgou membuka takbir.
Semua mengikuti. Lantunan demi lantunan ayat keluar dari mulut pria sejuta pesona itu. Begitu khusyuk dan tenang. Sepuluh menit saja mereka melakukan shalat maghrib. Usai salam semua anak muda saling mencium punggung tangan para orang tua.
Anak-anak dibiarkan bermain bersama. Sky bermain tebak-tebakan.
"Puah ... puah pa'a yan peulamput tulitna?"
Bariana dan Arraya berpikir keras. Arion mencari kode pada kakaknya Sean. Sedang Harun dan Azha menatap Rion.
"Ata' ... bawapna pa'a?" bisiknya.
"Janan culan don!" protes Sky.
"Pemana tamu pawu ipu puah pa'a?" tanya Bomesh pada Sky.
"Woh, bemana pamu bewum Pahu?" tanya Sky pada Bomesh.
"Pawu sih ... puman atuh lupa ladhi ... yan atu inat ipu puah bulian!"
"Ipu tulitna beuldili eh ... beulduli Bom!"
"Pemana peda?"
"Peda wah!" sahut Sky sombong.
"Imi Ata' bada pewit pemuana woh!" teriak Bariana sangat kesal.
"Mosot eundat aba yan tasih pawu!" lanjutnya marah-marah.
"Pialin paja ... euntal eundat poleh bada yan sium-sium ladhi!" ancam Arraya serius.
"Oh ... baby, jangan dong ... oteh deh yang ditanya sama Ata' Sky itu namanya ...."
"Janan tasih tawu penata sih ... wowan pewasa ini eundat pisa pibajat teuljasyama!"
Saf gemas. Ia tak perduli dengan ancaman pada bayi-bayi menggemaskan itu. Ia menciumi semuanya hingga protes.
"Buahnya namanya rambutan!" Saf menjawab tebakan dari Sky.
"Pambutan?"
"Banbutan?"
"Landupan?"
"Sambutan?"
Nama berbeda disebut oleh para bayi dengan kepala miring. Darren pun menunjukan gambar yang dimaksud oleh Sky.
"Ini loh yang namanya rambutan!"
"Oh ... ipu toh!" sahut semua bayi.
Ketika Darren menunjukkan buah durian, pria itu menanyakannya.
"Ini buah apa yo?"
Semua miring kepalanya. Mereka mengernyitkan kening. Saf kembali ingin mencium para bayi menggemaskan itu.
"Ini duri ...?"
"Yan!" sahut semuanya kompak.
Saf terbahak begitu juga Lidya dan Demian. Sedangkan bayi-bayi baru lahir itu sudah tenang dalam tidur mereka.
"Payo pita bain ladhi!" teriak Azha.
"Oteh ... pita atan tebat matsut!"
"Pisalna imi, peunda ipu peulbentut sedipapat. Pada tatina!"
"Tusying!" teriak Harun menjawab.
"Palah! Peunda Alun putan pinatan!" sahut Sky.
"Peja!" teriak Bomesh.
"Nah petul ipu!” sahut Sky.
"Menuelti?" lanjutnya. Semua pun mengangguk.
"Imi peunda beuldelat ...."
"Pana lada peunda peuldelat?!" protes Harum. "Peunda tan pemuana bati!"
Sky diam. Ia bingung ingin menjelaskan apa. Domesh membisikkan sesuatu pada adiknya itu.
"Oh peundana beuldelat talna besin!" sahut Sky.
Mendengar jawaban itu, kini Harun terdiam. Semuanya kembali menyimak pertanyaan Sky.
"Peundana beuldelat bunya loda tida ... peunda pa'a ipu?"
"Bajaj!" teriak Kaila.
Semua menoleh pada kakak perempuannya itu. Para bayi belum tahu bentuk bajaj seperti apa. Darren lagi-lagi mengunggah gambar bajaj.
"Pemana pasih lada pajaj?" tanya Harun.
"Sudah tidak ada baby," jawab Darren.
"Talo yan lodana buwa?"
"Pepeda totol!" teriak Arion dan Bariana bersamaan.
Lidya tertawa terpingkal-pingkal. Begitu juga semuanya. Hanya dua bayi itu yang bingung kenapa semuanya tertawa.
Waktu isya mulai. Semua bersiap untuk menjalankan ibadah satu itu. Yang sudah batal wudhunya kembali berwudhu. Nyaris semua batal wudhu karena ulah para bayi yang mengocok perut mereka hingga nyaris pipis di celana. Bahkan Herman sudah dua kali buang angin gara-gara ocehan para bayi.
Kini yang menjadi imam adalah Gio. Pria itu kembali meminta semuanya meluruskan barisan.
"Allahuakbar!"
Shalat dimulai. Semua khusyuk menjalankan ibadah empat rakaat itu. Para bayi juga tenang menjalankannya. Bahkan Bomesh, Domesh juga Bariana dibiarkan kedua orang tuanya ikut ibadah mereka.
Usai isya mereka akan melanjutkan ibadah tarawih. Rion mengisi kultum.
"Seperti firman Allah
Q.S. Al-Baqarah:183 -
yang artinya
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa!"
"Maka yang diwajibkan adalah mereka yang beriman pada Allah ...."
Usai kultum. Shalat tarawih pun dimulai yang diimami oleh Bram sebanyak sebelas rakaat.
Semua kembali khusyuk dalam ibadah mereka. Hingga usai mereka berdoa dan bersalawat.
Para bayi sudah mulai mengantuk. Gio pulang bersama istri dan anak dan dua adiknya. Budiman pun pulang bersama istri dan putrinya hanya tiga putranya menolak pulang.
"Sudah biarkan mereka menginap di sini, Bud!" ujar Bram.
Pria itu mengangguk dan pulang.
Bersambung.
selamat berbuka puasa!
next?