menceritakan seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan keluarga yang bahagia. seketika hilang dan sirna begitu saja setelah kepergian dari mamahnya. kasus misterius yang membuat mamahnya harus merengut nyawa secara tidak wajar. dan bernekad ingin mencari siapa dalang pembunuhan mamahnya yang misterius
"Mah". Panggilnya dengan suara bergetar
"Mamah,.... Mah bangun mah". Tangis Aerin mulai pecah dia langsung mengambil alih kepala mamahnya dan ditaruh diatas pangkuan nya
Baju seragam putih nya pun mulai berubah menjadi merah karna darah.
"Mah bangun... MAMAHH!!". Teriak histeris Aerin
Tubuhnya begitu gemetar saat melihat dengan dekat darah segar yang terus mengalir dari tangan dan dadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bungapoppy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15
...Selamat datang dicerita ku, mohon dukungan kalian. jangan lupa like,komen dan vote nya yah teman-teman. Selamat membaca😚...
Beberapa menit kemudian Gavion benar-benar membawa Aerin kerumahnya. Padahal tadi gadis itu belum menjawab iya atau gak nya.
Sesampainya dikediaman Gavion rumah bak istana dengan gerbang besar menjadi pembatas rumah dibukakan oleh satpam rumah Gavion.
"Selamat datang den". Sapa pak satpam sebut saja namanya nya Udin.
TIN!
Gavion hanya mengklason untuk membalas nya.
Saat motor berhenti Aerin langsung turun dari motor. "Ayok". Ajak Gavion yang berjalan duluan
"MAMI!" teriak Gavion menggema diseluruh rumah
"MAM"....
"Yaampun ada apa sih Gav teriak²". Kata Sarah yang baru muncul
"Liat Gavi bawa siapa?"
"Aaa yaampun Aerin, kamu lama banget gak maen kesini". Wajah sarah berbinar saat melihat perempuan yang di bawa oleh Gavion.
"Sore Tante". Sapa Aerin dengan ramah
"Ayo, ayo masuk". Antusias Sarah mengajak duduk disofa ruang tamu
"Bi buatin minum yah...!" Teriak Sarah
"Baik nyah". Balas suara berasal dari dapur
"Mih Gavi mau kekamar dulu yah". Kata nya meninggalkan 2 wanita itu untuk berbicara
"Kamu apa kabar Aerin? Gimana Udah gak sakit lagi kan?" Tanya nya dengan mengembang senyuman
"Gak Tante, waktu itu juga Kan berkat Tante udah nolong Aerin".
Beberapa menit sudah mereka mengobrol ntah apa yang bicarakan sangat asik hingga membuat Gavion heran saat menatap nya dari kejauhan.
"cewek kalo udah ngobrol suka lupa sama jam. Padahal selisih usia mereka jauh beda kenapa bisa asik banget ngobrolnya yah". Gimana Gavion sedikit keheranan
"Tapi gak papa dengan ini justru gua bisa liat wajah Aerin tersenyum".
Tak kerasa hari sudah mulai gelap. "Maaf Tante kayanya Aerin mau pamit pulang soalnya udah malem takut dicariin sama papah". Pamit Aerin
"Yaahhh cepet banget, padahal Tante masih pengen ngobrol² sama kamu, lagian gak usah buru-buru kenapa, kan besok hari libur". Kata Sarah sedikit melas
"Lain kali kalo Aerin gak sibuk Aerin maen kesini lagi Tante".
"Benar ya kamu bakal maen lagi".
Aerin mengangguk pelan tersenyum sambil bangkit dari duduknya. "Iya Tante".
"GAVION"... Teriak Sarah
"Iya mam, kenapa?" Tanya Gavi menghampiri
"Kamu antar Aerin pulang, inget jangan kamu apa-apain dia. Awas kamu". Kata Sarah sedikit mengancam
"Iya,... Ayo". Kata Gavion sembari jalan duluan
"Tante Aerin pamit pulang dulu ya, titip salam buat om Burhan juga". Aerin menyalimi tangan Sarah dengan lembut
•
•
•
Diperjalanan hening tanpa suara tak ada percakapan dari mereka berdua.
Tak lama sampai lah dikediaman Aerin.
"Ini rumah Lo?" Tanya Gavion memastikan
"Iya, makasih". Ucap Aerin yang langsung meninggalkan Gavion masuk kerumah
"Bangke gue ditinggal gitu aja, gak nawarin masuk dulu kek, ngopi atau apa kek. Huuu untung gua suka coba kalo gak gua buang Luh ke laut". Cibir Gavion kesal
Dia kembali menancapkan gas nya dan memutar balikan motornya. Tin! Sapa Gavion pada satpam rumah Aerin sebelum pergi melajukan motornya.
Drt.....Drt.....
Gavion memberhentikan motornya ditepi jalan karna ponselnya berbunyi.
"Alvin". Gumam Gavion saat nama siapa yang tertera dilayar ponsel
"Apa". Sapa duluan Gavion saat deringanya diangkat
"📞Wooyy Lo dimana? Lupa kah kalo malem ini lu ditantang balapan lagi sama Bara". Ucap Alvin dari sebrang telpon
"Sebenernya gua males, nanti malah kejadian kaya waktu itu dia gak terima".
"📞Kalo Lo gak Dateng dia bisa makin gede kepala dongo. Tau sendiri Bara orangnya kaya mana. Tapi bilangnya sih kalo kali ini dia kalah dia gak bakal ganggu lagi".
"Ta* anying, bullshit omongan dia tuh"
"📞Iyaa gua tau, tapi apa mau juga repotasi Lo jelek? Disini udah banyak banget nih yang dukung Lo".
"Aish! Ya ya gua kesana sekarang".
****
"Gimana?"..
"OTW"...
"Mana jagoan Lo itu hah! Takut ya?" Itu Suara Bara dan dengan teman-temannya menghampiri Alvin dan yang lain.
"Cihh bukannya yang kalah itu Lo. Kemaren aja kalah marah, Hahaha". Tawaan dari Alvin dan temannya.
Wajah Bara dan kawannya berubah tak suka melihat kawannya Gavi menertawakan mereka.
"Kita buktiin kalo kali ini gua yang bakal menang". Tantang Bara
"Buktiin gak usah bacot!" Teriak Alvin saat Bara sudah pergi dari hadapan mereka lalu kembali ditertawakan.
"Oh my good Gavi Dateng".....
"Yaampun pangeran gue"....
Kehebohan para cewek-cewek menyambut kedatangan Gavion yang baru sampai.
"Dateng juga lu". Kata Gerry saat Gavion menghampiri mereka.
"Iyalah karna gua gak mau nama gua jelek karna ulah manusia edan modelan Bara". Seru Gavion
"Yaudah sana gih buru".
Gavion berlari kearah motornya dan memasuki arena balapan yang sudah ditunggu oleh Bara.
Bara menatap kedatang Gavion dengan senyum smriknya.
"Gua kira Lo gak Dateng karna takut kalah".
"Gua rasa ada manusia yang gak sadar diri-..." Katanya tergantung lalu menoleh menatap Bara.
"Bukannya kemaren yang kalah itu Lo, atau jangan² Lo mau nerima kekalahan untuk kedua kali nya ya dari gua". Gavion terkekeh pelan namun tidak dengan wajah Bara yang terlihat kesal.
"Kita liat siapa kali ini yang bakal menang". Kedua nya bersiap dan mulai memakai helm lalu menghidupkan motor mereka masing-masing.
Dua motor mengerung-ngerung memekik ditelinga para penonton yang bersorak ria. Berbeda dengan dua cowok yang saling pandang penuh permusuhan.
"Liat aja lo sejauh apa Lo bisa lawan gua ". Batin Bara yang masih bertatap dengan Gavion.
Hingga seorang cewek seksi menempatkan diri di depan tengah-tengah antara pembalap malem ini. "Ready! One, two.... GO!" Kain dilemparkan keudara oleh pemandu cewek tadi, hingga membuat dua motor itu menancapkan gasnya melaju cepat hingga semakin riuh heboh dari para penonton bertepuk tangan.
Dijalan balapan Gavion dan Bara terus saling menyalip menjadi terdepan, dan ada kesempatan Bara menjadi yang nomor satu di depan Gavion.
Dengan kesal Gavion lebih menancapkan Gas nya untuk menyusul Bara.
NNYYIIIITTTTTTTT ........
GUBRAKK!!!
Gavion jatuh hingga terguling beberapa senti jauh dari motornya, sedangkan Bara terus melajukan motornya.
Dia garis net finish terlihat Bara sudah melewatinya terlebih dahulu hingga membuat pendukung nya senang sedangkan dari para pendukung Gavion merasa kecewa.
"Yahhh kok bisa Gavi kalah sih". Geram Alvin saat melihat Bara lah yang sampai duluan.
Namun motor Gavion masih belum datang dan tidak ada tanda-tanda hingga membuat ke 4 temannya bingung.
"Loh kok sih Gavi gak nongol²". Heran Aidan
Ke 4 teman Gavi menghampiri Bara yang sedang dikerumuni oleh para pendukungnya.
Bara yang melihat memperlihatkan wajah yang begitu senang seolah meledek kekalahan mereka.
"Gimana, udah terbuktikan kalo temen kalian payah". Ejek Bara
"Gue gak peduli, pasti Lo maen curang kan?" Tuduh Alvin
"Curang gimana?" Bara sok polos
"Buktinya Gavi belum muncul juga, ini pasti cara kotor Lo kan sama gang Lo itu, ngaku!" Aidan semakin emosi
"Dih mana gua tau, mungkin dia malu buat nunjukin muka nya karna kalah".
"Udah gaes mending kita susulin Gavi aja". Ajak Keano melerai temannya.
"Awas Lo!" Tunjuk kasar Alvin dengan mata melotot
"Huuuuu, kalah kok marah". Sorak dari beberapa pendukung Bara
Kini ke 4 temannya menyelusuri jalanan balapan yang minim cahaya untuk mencari Gavion.
"Eh liat tuh". Tunjuk Gerry saat samar² melihat motor di tengah jalan
Dengan cepat mereka mendekat, benar saja Gavion yang tergeletak ditepi jalan tak sadarkan diri dengan motor berposisi tidur ditengah jalan.
"Woy Gav, bangun".
"Gavion". Panik dari mereka
"Gaes liat ini". Tunjuk Keano membuat temanya menoleh
"Oli". Gumam Gerry menatap temannya.
Saat Gerry menyentuh aspal dan mengoleskan sedikit pada jarinya terasa licin dan hitam
"Brengsek!! Ternyata mereka naburin oli dijalan nya Gavi". Kesal Aidan
"Bara SIALAN!!... Umpat Alvin
"Udah gaes sekarang kita bawa dulu Gavi kerumah sakit". Usul Gerry
Mereka menuju perjalan kerumah sakit hingga beberapa menit mereka sampai dan langsung cepat Alvin memanggil suster dan membawakan brankar.
*****
PIYARRR!...
"Yaampun nyonya, nyonya gakpapa". Panik Bi Lina saat melihat Sarah menjatuhkan gelas yang dipegang nya.
Sarah terbengong karna terkejut.
"Perasaan apa ini, kenapa kok perasaan aku gak enak". Monolog panik juga bingung
"Nyonya gak papa kan?" Tanya Bi Lina kembali
"Bi kenapa perasaan saya gak enak ya bi". Ucap Sarah pada bibi
"Deddy pulang"... Suara dari arah pintu utama
"Astaga ini kenapa? Mami kenapa mi? Bi mami kenapa?" Burhan yang baru pulang dari kantornya dan melihat keadaan dapur berantakan dengan pecahan beling berserakan dimana-mana
"Saya juga gak tau tuan, tiba-tiba saja nyonya sedikit aneh". Jawab Bi Lina dan langsung membersihkan pecahan.
"Mi, mami kenapa?" Tanya Burhan pada sang istri yang bengong
Sarah tersadar lalu menatap wajah suaminya yang baru pulang.
"Ded perasaan mami gak enak". Ucapnya
"Gak enak gimana maksud mami?" Burhan ditambah bingung
"Gavi, dia belum pulang".
"Memang Gavi kemana?"
"Tadi Gavi mami suruh anterin Aerin pulang dan mami baru sadar kalo sampe sekarang dia belum juga pulang".
"Mungkin dia masih dirumah Aerin mih". Burhan yang berusaha menenangkan sang istri
"Mami mau coba telpon dia".
(*Nomor yang anda tuju tidak aktif*)
"Ded nomor Gavi gak aktif". Sarah semakin panik apalagi telpon Gavi tidak bisa dihubungi
"Coba mami telpon Aerin". Usul Burhan lalu Sarah mengangguk dan menghubungi orang yang disarankan oleh suaminya.
"📞Halo tante, ada apa ya telpn Aerin?" Sambungan diangkat dan langsung disambut oleh suara Aerin duluan
"Maaf Aerin Tante mau tanya apa Gavi ada dirumah kamu?"
"📞Gak, tadi waktu ngnter Aerin Gavi langsung pulang dari tadi".
Jantung Sarah semakin berdegup kencang tak karuan. Terlebih mendengar ucapan Aerin kalo Gavi sudah pulang dari tadi.
"Oh gitu ya Rin. Yasudah Tante matiin ya telponnya malem Aerin".
"📞Iya Tante, malem juga". Tut!
"Gimana nih?" Tanya Burhan
"Aerin bilang kalo Gavi udah pulang dari tadi".
"Mami tenang dulu ya, Deddy bakal suruh anak buah Deddy buat cari Gavi".
Sarah mengangguk. Tapi bohong jika Sarah tenang, ibu mana yang tidak panik saat mendapati perasaan tak enak ini tentang anaknya apalagi handphone nya tidak bisa dihubungi.
\*\*\*\*\*
"Keluarga pasien?" Tanya seorang dokter yang baru saja keluar dari sebuah ruangan
"Kami temennya dok, dan gimana keadaan temen kita?" Tanya Alvin panik
"Kalian jangan khawatir pasien Gavi tidak parah, hanya cedera ringan saja akibat benturan,tapi pasien harus dirawat beberapa hari".
"Syukurlah"...kompak dari mereka dengan perasaan lega
"Kita boleh liat dok?" Tanya Aidan
"Boleh kalo gitu saya permisi dulu ya". Berlalu meninggalkan mereka dan dengan tergesa-gesa mereka masuk keruangan dimana Gavi ditempatkan.
Saat mereka masuk ternyata Gavi sudah tersadar dengan dengan jarum infus menempel ditangannya sambil menatapi teman-temannya.
"Syukurlah Gav Lo gak papa". Ucap Gerry
"Iya Gav, gua tadi panik banget tau". Sahut Alvin
"Lo pada lebay tau gak". Celetuk Gavion
"Heh manusia purba enak ya lu ngomong gitu, tau gak kita panik nya setengah mati tau gak takut Lo kenapa-kenapa kalo beneran iya gimana coba kita ngomong sama nyokap bokap lo". Kesal Alvin
"Hehe sorry, tapi sekarang liat kan gua gak papa". Kata nya dengan cengar-cengir
"Malah nyengir lagi kaya kuda". Cibir Aidan
"Eh Btw ini pasti nyokap gua khawatir nih, kan gua bilangnya cuman mau nganterin Aer-" Ucapnya terhenti saat sadar hampir dia keceplosan pada temannya jika dia habis mengantar Aerin.
"Hah Aerin?" Kaget kompak dari mereka
"Waahh ada maen belakang apa lu sama Aerin Gav?"
"Gavi diem-diem jalan bareng sama Aerin".
"Wahhh gak cerita² lu gak solid Luh sama kita".
Semua temannya terus bertanya bagai mengintrogasi.
"Eeee gak si-siapa yang jalan bareng sama cewek judes itu, boro-boro mau jalan diajak ngobrol aja ogah ogahan". Kata Gavion ngeles walau sedikit gelagapan.
"Halah bohong lu yaa". Kata Alvin memasang wajah curiga
"Apasih lorang tuh, udah mana hp gua". Gavion mengalihkan pembicaraan
Keano menyodorkan ponsel yang dia keluarkan dari saku jaketnya. "Nih, tapi hp lu mati mungkin karna jatuh kebanting tadi".
"Rusak gak?" Tanya Gavion sedikit panik sembari meraih ponselnya ditangan Keano
Keano berdigik kedua bahunya tanda tidak tahu.
"Cailah Gav, Lu minta sama bokap lu hp 5 pun bakal dijabanin jadi gak usah takut hp rusak". Seru Alvin
"Bukan apa-apa, cuman ada hal penting di hp ini". Balas Gavion
"Yaudah gua pinjem hp lorang".
"Nih hp gua aja". Gerry menyodorkan benda pipih miliknya
*****
"Mami tenang dong, kan Deddy udah nyuruh anak buah Deddy buat nyari Gavi, lagian mami kaya gak biasa aja Gavi maen pulang malem". Ucapnya yang terus dari tadi menenangkan sang istri.
"Tapi malem ini perasaan mami gak enak ded, dan biasanya juga Gavi selalu angkat telpon mami gak pernah hp nya gak aktif".
Drt....
Dengan cepat Sarah meraih ponselnya tertera nomor asing yang terpampang dilayar hp.
"Siapa mi?" Tanya Burhan
"Gak tau ded nomor asing".
"Coba angkat aja terus lockspeker".
Sarah menggerangkan tombol hijau keatas untuk mengangkat telponnya.
"Halo siapa ya?" Tanya Sarah
"📞Halo mami ini Gavi".
"Yaampun sayang kamu kemana aja sih, dari tadi mami telponin gak diangkat terus ini kamu pake nomor siapa?"
"📞Maaf mih, ini aku pake hp nya Gerry."
"Sekarang kamu dimana, bikin mami sama Deddy cemas aja". Sahut Burhan ikut berbicara
"📞Mih, ded Gavi mau ngasih tau sekarang Gavi ada di RS cempaka putih tadi diperjalanan Gavi jatuh dari motor dan sekarang-"
"APA!..." Sarah berkoar kaget secara spontan hingga ucapan Gavi dipotong
"Tapi sekarang keadaan kamu sekarang?" Tanya Sarah panik
"📞Gavi udah gak papa kok, cuman butuh dirawat beberapa hari aja kata dokter".
"Yaudah mami sama Deddy kesana sekarang". Tut!
Telpon langsung dimatiin secara sepihak oleh Sarah.
Beberapa menit Sarah dan Burhan sampai dirumah sakit dan langsung buru-buru keruangan dimana putranya dirawat.
"Yaampun Gavi, kenapa bisa gini sih, ada yang sakit gak? Terus apa kata dokter?" Suara heboh Sarah saat sampai dipintu hingga mendekati putranya. Dia memegang putra nya sambil melihat lihat dan menyakini bahwa tubuh putra nya tidak ada yang hilang satupun atau luka parah.
Kehebohan Sarah tadi membuat semua Gavi dan temannya terkejut. Mereka langsung memundurkan diri mereka dan memberikan ruang untuk orang tua Gavion.
"Aduhh mih, jangan di kunyek kunyek dong aku nya". Kata Gavi sedikit protes karna wajahnya tangan dan tubuhnya dilihat puter² oleh Sarah.
"Mami cuman mau mastiin kalo di diri kamu gak ada yang hilang".
Gavi mengambil alih kedua tangan Sarah dan menggenggam nya. "Gak mih, gak ada yang hilang, Gavi gak papa kok".
"Kok ini bisa terjadi si Gav? Gimana ceritanya?" Tanya Burhan membuka suara
"Sebenernya tadi Gavi mau nyusulin teman Gavi, karna lalai Gavi banting stang karna melihat mobil didepan Gavi dan akhirnya jatuh". Jelas Gavion dengan berbohong
"Kamu tuh bikin khawatir mami aja, ditelpon gak diangkat sampe² mami telpon Aerin dikira kamu masih dirumahnya".
Gavion terkejut dia menundukan kepalanya dengan mata terpejam. Tadi aja dia dengan susah payah untuk mencari alasan dari temannya agar tidak ketahuan ehh justru mami nya sendiri dengan enteng mengatakan itu didepan teman-temannya.
Sarah itu typical seorang ibu yang cerewet dan asal nyeplos walaupun itu Sarah juga ibu yang baik dan sayang keluarga. Wajar itu semua bukan dikalangan seorang ibu-ibu jika dia cerewet terhadap anaknya.
Dibawah tundukan Gavi dia sedikit melirik pada temannya yang berada dibelakang orangtuanya. Terlihat jika mereka sedang bisik² juga menahan senyumnya.
"Eehhh ada kalian". Ucap Sarah yang baru sadar saat menoleh kebelakangnya.
"Hehe iya Tante".
"Malem Tante".
Sapa ramah teman-teman Gavion sambil menyembunyikan senyumnya.
"Maaf tadi saking paniknya mami gak nyadarin kalo ada kalian".
"Gak papa Tante"... Kata Aidan
Drt...
"Mih, Deddy angkat telpon dulu yah, ayo semua".
"Iya om"...
Burhan meninggalkan ruangan untuk mengangkat telpon sedangkan keadaan Gavi justru tidak baik² saja sekarang, ntah apa yang ada dipikiran temannya sekarang dan bagaimana cara dia menjawab semua pertanyaan dari mereka.
"Tadi mami panik banget, orang izin nya cuman mau nganterin Aerin tapi hampir 2 jam gak pulang-pulang".
"Aduuhhh mami kenapa diulang lagi sihhh".. gerutu Gavi dalam hati
"Aerin Tante?" Ucap Alvin
"Iya, pasti kalian tau lah Aerin, kan satu sekolah. Buktinya aja Gavi kenal".
"Kenal Tante, kenal". Kompak Alvin dan Aidan
"Aduuhh mami mau ketoilet dulu yahh". Pamit nya pada temannya Gavi
"Gav mami ketoilet dulu yah, titip tas mami".
"Kiw....kiww.... Siapa yahh tadi yang bilang gak mungkin lah gua jalan sama Aerin, tapi justru kenyataannya udah sampe kerumahnya". Ledek Alvin dengan wajah tengil
Begitupun yang lain ikut menggodai Gavi.
CIE....CIE......
"Diem lu pada bacot". Kesal Gavi
Gavi benar-benar dibuat malu sekarang, ingin marah tapi ini bertentang dengan mami nya sendiri.
...Thanks untuk para pembaca aku, see you next bab selanjutkan yah. Jangan lupa vote,like, dan komen yah, biar makin semangat Hehe😁...