Gadis berusia 24 tahun seorang guru SD berparas cantik dan berpakaian tertutup, menemuka seorang gadis kecil yang tengah menangis.
"Mamah..!"
Mendengar dirinya di panggil Mama oleh gadis kecil yang tidak ia ketahui asalnya, shock.
Gadis kecil itu meminta dirinya untuk membawanya bersamanya. Padahal dari apa yang di gunakan anak itu tidak terlihat seperti anak terlantar. Siapakah anak itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sholat?
Mendengar ucapan terima kasih dari Shaka, Khyra merasa kagum, karena pria yang terlihat angkuh dan untuk mengucapkan kata terima kasih adalah hal mustahil yang dia ucapkan. Malah, mengucapkan kata tersebut dengan tulus.
Khyra berbalik melihat Shaka sudah tidak ada، dia pun keluar dari ruang kerja dan berjalan menuju kamar Lea. Khyra berjanji dia akan melakukan pekerjaan ini dengan ikhlas, dia akan menjadi sosok ibu yang di butuhkan Lea, meskipun dia hanya ibu Asuh.
Setiba Khyra di kamar Lea, dia melihat Lea masi tertidur dan sebuah kereta makanan di sampingnya, yang berarti baru saja makanan itu di antarkan oleh pelayan, Khyra menghampiri Lea bermaksud untuk membangunkannya.
"Lea.. Bangun sayang.." ucap Khyra dengan lembut, sambil mengusap wajah Lea. Gadis kecil itu menggeliat memberikan respon, perlahan mata Lea terbuka. Khyra memberikan senyuman.
"Ayo Lea, saatnya Lea makan, biar Lea cepat sembuh dan jalan-jalan bersama Mama." ucap Khyra membangunkan Lea dengan sangat pelan.
"Mama serius mau jalan-jalan lagi bersama Lea? Mama tidak akan meninggalkan Lea lagi kan?" ucap Lea yang begitu pelan karena masi tidak kuat untuk berbicara, badannya masih terasa sangat lemas.
"Iya, mama akan membawa Lea jalan-jalan ke tempat yang Lea inginkan, dan tentunya mama akan selalu bersama Lea. Makanya Lea harus cepat sembuh ya," ucap Khyra mulai memberikan suapan pertama, perlahan Lea membuka mulutnya.
"Lea udah sembuh kok," mendengar itu Khyra hanya bisa tersenyum, dan mengangguk mengiyakan ucapan Lea dan terus menyuapkan makanan.
Setelah beberapa menit kemudian tak terasa makanan yang ada di tangan Khyra sudah habis, gadis kecil itu memakan makanannya dengan baik.
"Sekarang Lea harus minum obat dan kembali istirahat oke?" ucap Khyra dan di jawab dengan anggukan, Khyra memberikan obat ke pada Lea, gadis kecil itu menerimanya dan segera meminumnya.
"ibu mu kemana Lea? Anak pintar seperti ini tidak mungkin di tinggalkan oleh ibunya," batin Khyra yang kagum melihat Lea.
"Nah.. Saatnya Lea istirahat, mama berharap Lea cepat sembuh," ucap Khyra perlahan kembali menidurkan Lea.
"Mama.."
"Hm? Ada apa sayang?" Khyra menunggu ucapan Lea selanjutnya, apa yang akan di lontarkan gadis kecil itu.
"Lea mau.. di bacakan dongeng," ucap Lea terlihat ragu-ragu.
"Oh.. Lea mau di bacakan dongeng, baiklah mama akan membacakan dongeng, begitupun selanjutnya mama akan terus membacakan Lea dongeng sebelum tidur," ucap Khyra berhasil membuat gadis kecil itu tersenyum. Melihat Lea yang tersenyum, Khyra tersentuh dan mengusap lembut rambut gadis kecil itu. Dan mulai membaca dongeng.
Tak terasa Lea sudah tertidur dan di tengah membacakan dongeng terdengar suara adzan ashar, Khyra segera menyimpan buku dongeng, dan pergi untuk mengambil air wudhu. Untungnya Khyra selalu membawa alat sholat kemana-mana jadi dia tidak perlu meminta jilbab sholat kepada pelayan, Khyra juga khawatir di kediaman ini tidak memilikinya.
Setelah Khyra memakai jilbab sholatnya dia mengambil hpnya untuk memeriksa kiblatnya ke arah mana, setelah dia ketahui, perlahan ia membentangkan sajadah nya dan memulai sholat ashar.
Cek'lek
Pintu kamar Lea terbuka, Shaka kembali karena ingin memeriksa kondisi Lea, namun Shaka menemukan Khyra yang sedang sholat. Shaka yang tidak paham akan itu dia terheran dengan apa yang dilakukan Khyra. Wajar saja, karena Shaka masih awam dengan agama Islam.
Khyra tiba di rakaat terakhir, dan bersalam bertanda sholatnya sudah selesai. Khyra mulai membereskan kembali alat sholatnya, saat Khyra hendak berbalik dia kaget.
"Astaghfirullah!!" ucap Khyra kaget yang melihat sosok Shaka berdiri di belakangnya, yang berarti pria itu dari tadi sudah ada di belakang.
"Ada apa Tuan?" tanya Khyra mengira Shaka ada perlu dengan dirinya.
"Setelah Pak sekarang kamu memanggilku Tuan ya," ucap Shaka dan duduk di pinggiran ranjang Lea.
Khyra terdiam sebentar, dia memutuskan memanggil Shaka Tuan karena sekarang dia sudah bekerja dengannya, yang otomatis Shaka sekarang adalah bosnya, dia mengikuti pelayan yang memanggil Shaka Tuan.
"Yang tadi apa itu?" tanya Shaka lagi tanpa melihat Khyra.
"Ha?" balas Khyra bingung dengan pertanyaan Shaka. Yang tadi apa?
"Yang kamu kerjakan."
"Ohh.. saya sedang sholat," ucap Khyra memasukkan kembali alat sholatnya ke dalam tas.
"Sholat?" Shaka kembali bertanya. Khyra sedikit heran karena ternyata masih ada orang yang tidak mengetahui apa itu Sholat di zaman ini. Tapi mengingat Shaka yang gila kerja otomatis hal yang seperti itu yang tidak ada sangkut paut dengan dirinya dia tidak peduli.
"Sholat itu adalah ibadah dalam agama Islam, juga merupakan kewajiban bagi umat Muslim," jelas Khyra.
Shaka hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, dan tidak berniat bertanya lagi. Shaka mengarahkan tangannya ke kening Lea bermaksud untuk memeriksa apakah demam Lea sudah turun, dan ternyata benar demamnya sudah turun. Shaka melirik kereta makanan yang dimana makanannya sudah habis dan juga obat yang sudah di minum. Yang artinya Khyra sudah merawat Lea dengan baik.
Khyra yang merasa canggung dengan adanya Shaka, Khyra memutuskan untuk keluar tapi sebelum dia melangkah jauh Shaka melontarkan pertanyaan.
"Mau kemana kamu?" tanya Shaka yang sudah berdiri dan memperbaiki jas nya. Khyra yang tidak tahu akan kemana, dia hanya ingin keluar karena merasa tidak nyaman.
"Aku akan kembali bekerja tetap di samping Lea," ucap Shaka berjalan dan berlalu pergi. Jantung Khyra tidak berhenti berdetak karena rasa canggung dan tidak nyaman. Khyra benar-benar takut setiap kali melihat Shaka.
Shaka pria yang bertubuh besar, bisa terlihat jelas otot tubuhnya yang atletis meskipun menggunakan jas, tinggi badan 190 cm, wajah yang selalu datar, dan kulitnya yang sangat putih. Jika ingin mengibaratkan, Shaka seperti patung hidup yang di buat dengan sempurna.
"Huff.." Khyra menghembuskan nafasnya sambil memegang dadanya yang terus berdetak. Mulai sekarang dan seterusnya dia harus menghadapi pria yang terlihat menakutkan itu. Khyra kembali duduk di samping Lea. Tiba-tiba saja dia kepikiran apakah barangnya sudah tiba atau belum, karena saat ini dia merasa tubuhnya sudah lengket.
Khyra menekan bel, dia sebelumnya sempat melihat ibu Shaka menekan bel itu untuk memanggil seorang pelayan, dan tak lama seorang pelayan masuk.
"Apa anda butuh sesuatu?" tanya pelayan itu.
"Maaf, saya hanya ingin bertanya apakah barang saya sudah tiba?" tanya Khyra merasa tidak enak, karena dirinya seolah-olah pemilik kediaman ini. Tapi dia tidak ada maksud seperti itu dia memanggil pelayan karena dia tidak tahu akan bertanya ke siapa dan Shaka juga sudah bilang semuanya akan di urus oleh pelayan.
"Iya, semua barang anda sudah ada di kamar, apa ingin saya antarkan ke kamar anda?" ucap pelayan itu.
"Iya, maaf sudah merepotkan," ucap Khyra tersenyum canggung.
Dan kemudian Khyra pergi mengikuti pelayan itu, ternyata kamarnya tepat di samping kamar Lea. Khyra melihat kamarnya yang sangat mewah dan juga barangnya sudah di atur dengan rapi. Lagi-lagi Khyra hanya bisa kagum, pelayan itu bahkan menyusun rapi pakaiannya, memisahkan pakaian formal dan pakaian biasa. Tidak bisa di ragukan lagi pelayan Virendra.
***
Terima kasih sudah membaca novel saya🤧💗 berharap pembaca suka, jangan lupa berikan semangat dengan memberikan Hadian hehe😅 kalau ada kesalahan bole di berikan saran. Author juga berharap mendapat komentar🥺😊