Semua sudah diatur kita hanya menikmati alur yang sudah ditentukan dan juga ditakdirkan untuk kita.
Alisha seorang Dokter umum yang mengambil spesialis di salah satu rumah sakit. Wanita cantik yang sehari-hari menggunakan hijab yang memiliki wajah teduh yang menenangkan semua orang yang siapa saja melihat dirinya.
Siapa sangka calon pewaris rumah sakit itu dijodohkan pada dia.
Dalam usia yang sangat muda Alisha harus menikah dengan Adrian sang calon pewaris rumah sakit. Adrian sangat terpaksa menikah dengan Alisha. Karena tidak ingin hak waris rumah sakit jatuh kepada orang lain.
Pernikahan yang indah yang pernah menjadi impian Alisha yang ternyata tidak sejalan dan semulus itu. Bagaimana tidak dia harus menikah dengan laki-laki yang tidak menginginkannya.
Alisha harus menjalani rumah tangganya yang tidak seperti rumah tangga pada umumnya. Laki-laki yang dia nikahi bersikap tidak baik.
Lalu apakah Alisha akan bertahan dalam pernikahannya atau justru akan mundur?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 1 Insiden.
Tuk tak, tuk, tak.
Suara heels yang menuruni anak tangga, wanita cantik yang anggun dengan menggunakan stelan berhijab, memakai celana dan juga kemeja yang terlihat sangat rapi. Tidak lupa wanita wanita berhijab itu menggandeng almamater dokter di tangan sebelah kanannya yang selalu dia bawa. Karena memang kebutuhan pekerjaan.
"Selamat Pagi, Ma, Pa! Kak," sapa Alisha dengan tersenyum yang begitu lebar yang memancarkan aura positif.
"Pagi Alisha, ayo sarapan!" ajak wanita yang juga berhijab itu. Riana yang tak lain adalah ibunya.
Riana yang sedang menyiapkan sarapan untuk suaminya Agam yang dan sementara pria tampan yang baru saja di sapa Alisha juga sudah mulai sarapan.
Alisha yang menarik kursi yang langsung duduk di depan kedua orang tuanya. Alisha meneguk air putih yang sudah disiapkan di atas meja dan kemudian mengambil setangkap roti dan memberi selai Nutella.
"Bagaimana Alisha di rumah sakit, tempat kamu praktek. Apa mengalami kesulitan saat bimbingan specialis?" tanya Agam.
"Alhamdulillah semua lancar saja untuk saat ini Pa!" jawab Alisha.
"Alisha apa senior-senior kamu di rumah sakit galak-galak. Mama dengar-dengar dari teman Arisan Mama, kalau dokter umum yang mengambil spesialis akan mendapatkan perundungan dari senior. Terkadang mereka berperilaku tidak wajar dan sok berkuasa," ucap Riana yang berbicara terlihat ngeri-ngeri sedap dan takut jika hal itu terjadi pada putrinya.
Alisha hanya tersenyum yang memakan roti. Dia tampak santai dengan mengunyah santai.
"Di jawab, Nak, bukan malah tersenyum seperti itu," sahut Riana.
"Benar Alisha, apa semua baik-baik saja?" tanya Mike sang Kakak yang juga sangat penasaran.
"Alhamdulilah semua baik-baik saja dan mereka bukan sok berkuasa. Tetapi mungkin memang lebih tahu dan banyak pengalaman. Alisha sebagai junior di rumah sakit hanya menurut saja dan mengikuti peraturan yang ada selagi itu masih dalam wajar," sahut Alisha yang memberikan jawaban begitu positif dan sangat tenang.
Wajahnya yang teduh memang menggambarkan jika dia baik-baik saja. Sebagai seorang ibu pasti Riana mengkhawatirkan sesuatu dan apalagi sekarang terdengar berita viral bahwa dokter yang ingin mengambil spesialis mendapatkan perundungan dan bahkan sampai ada yang mengakhiri hidup. Jadi Riana sangat khawatir pada putrinya yang memang sudah lulus kedokteran dan sekarang kembali belajar untuk mengambil spesialis jantung.
Riana takut, Aruna tidak mau cerita apa-apa dan menahan semua sendiri yang justru mengganggu mental saat praktek di rumah sakit itu. Sangat wajar sekali jika Riana overthinking.
"Sudah Mama jangan seperti itu melihat Alisha. Apa Alisha terlihat berbohong?" tanya Alisha yang memang sejak tadi mendapatkan tatapan yang sangat mengintimidasi.
"Mama berharap apa yang kamu katakan memang benar Dan apapun yang kamu alami, kamu harus cerita pada Mama dan Papa. Jangan dipendam sendiri," ucap Riana menegaskan.
"Papa berdoa semoga semua lancar-lancar saja dan kamu diberikan kemudahan agar cepat bisa lulus," ucap Agam yang hanya bisa berharap yang terbaik untuk Alisha.
"Amin! selagi Mama dan Papa yang terus memberikan ridho kepada Alisha. Maka semua akan diberi kelancaran," sahut Alisha tersenyum yang kembali melanjutkan sarapannya.
**
Rumah sakit.
Mobil BMW berwarna merah yang berhenti di rumah rumah sakit Medical Center.
"Alhamdulillah akhirnya aku sampai juga walau hampir telat," gumam Alisha yang merasa lega.
Alisha yang langsung memasuki area parkir dengan sedikit terburu-buru.
Bruk
Alisha terkejut saat mendengar suara tabrakan yang membuat dia kaget dan langsung melihat dari kaca spion.
"Astagfirullah!" ucapnya dengan menutup mulut menggunakan satu tangan yang melihat dengan jelas bagaimana dia telah menabrak mobil di belakangnya saat ingin memasuki parkiran.
"Ya ampun Alisha kamu benar-benar ceroboh sekali apa yang kamu lakukan, kamu tidak lihat-lihat dan sekarang lihat mobil itu!" Alisha menjadi panik dan langsung buru-buru membuka sabuk pengaman dan langsung keluar dari mobil.
Sang pengemudi dari mobil berwarna hitam itu langsung keluar yang terlihat seorang bapak-bapak sekitar berusia 50 tahunan dengan perut buncit yang sesuai dengan wajahnya yang tampak bulat.
"Neng, bagaimana sih?" bapak itu langsung marah sembari memeriksa mobil yang bagian depan yang terlihat peyot.
Huhhh, ternyata tabrakan yang Alisha lakukan cukup parah juga.
"Maafkan saya, Pak! saya benar-benar tidak sengaja. Saya tadi sangat buru-buru dan tidak tahu jika ada mobil dari belakang yang maju," Alisha yang begitu panik mencoba untuk menjelaskan.
"Tapi tetap saja, Neng, sudah merusak mobil majikan saya dan saya bisa di amuk!" pria itu yang terlihat tampak pusing dan mungkin memang takut disalahkan. Karena dia seorang supir yang berarti memiliki tanggung jawab yang besar atas mobil itu.
"Saya akan mengganti kerugiannya, saya akan bertanggung jawab," sahut Alisha.
"Ini bukan hanya permasalahan tanggung jawab, majikan saya juga punya uang dan bisa memperbaiki mobil ini sendiri. Bahkan mengganti yang baru. Tetapi mobil ini tidak pernah lecet dan sekarang lecet di tangan saya. Saya akan dimarahi. Saya sudah sangat hati-hati, Nona tidak tahu saja bagaimana majikan saya," ucap pria itu semakin pusing.
Tiba-tiba pintu mobil bagian belakang terbuka yang keluar seorang wanita paruh baya yang berpenampilan sangat rapi.
"Sudah-sudah kenapa ribut-ribut seperti ini?" tanya wanita itu.
"Apa itu majikannya!" batin Alisha yang menduga-duga.
"Nyonya, mobilnya rusak seperti ini dan bagaimana saya tidak marah. Nona ini terlalu ceroboh," pria itu langsung mengadu kepada wanita tua itu.
Alisha langsung menghampiri wanita tua itu dengan memegang tangan wanita itu, mata wanita itu melihat tangan bergetar Alisha dan juga terasa begitu dingin.
"Nyonya maafkan saya, saya benar-benar tidak sengaja melakukan hal itu. Saya berjanji akan bertanggung jawab, akan mengganti semua kerugian apapun itu," ucap Alisha dengan sungguh-sungguh. Dia memang sama sekali tidak punya niat untuk kabur.
"Sudahlah Toni. Kamu jangan marah-marah terus seperti itu dan kamu lihat gadis ini begitu takut melihat kamu. Lagi pula hanya lecet seperti itu saja dan kamu sudah semarah itu," ucap wanita itu yang merasa sang sopir begitu berlebihan.
"Nyonya tahu sendiri ini mobil tuan Adrian. Saya bisa habis nanti," sahut Toni menegaskan yang sepertinya lebih takut pada nama pria yang disebutnya barusan daripada mendengarkan kata-kata wanita tua itu.
"Itu hanya mobil saja dan lagi pula jika diperbaiki akan kembali lagi seperti semula. Kamu jangan terlalu melebih-lebihkan. Lagi pula ini akan dipertanggungjawabkan!" tegas wanita itu yang ternyata tidak masalah dan mungkin karena memang bukan dia yang menjadi pemiliknya dan sementara Toni yang merupakan sopir tersebut sejak tadi panik.
Wanita itu juga mungkin malas mendengar pertengkaran dan lebih baik diselesaikan secara baik-baik.
Mendengar kata-kata wanita tua itu membuat Aruna tampak sedikit tenang. Wanita itu melihat Aruna dari bawah sampai atas yang mengamati penampilan Aruna dan juga melihat wajah cantik yang masih saja gelisah. Wanita itu malah tiba-tiba tersenyum yang penuh dengan arti.
"Kamu benar-benar ingin bertanggung jawab pada mobil ini?" tanya wanita itu.
"Benar Nyonya!" Alisha yang mengangguk cepat.
"Baiklah! kamu bawa saja mobil ini ke bengkel," ucap wanita itu.
"Tidak Nyonya...." sahut Toni dengan cepat.
Bersambung