Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemui Abraham
Keesokan harinya Jonatan datang ke perusahaan Black Diamond untuk menemui Abraham.
"Papa." sapa Felix ketika melihat Jonatan baru saja masuk ke gedung perusahaan.
Jonatan terlihat terkejut melihat Felix ada di sana.
"Felix, sedang apa kau di sini ?" tanya Jonatan berusaha menutupi keterkejutannya.
"Aku kerja di sini." jawab Felix jujur.
"Papa mau ke mana ?" tanya Felix lagi.
"Papa ada urusan bisnis dengan Tuan Abraham." jawab Jonatan sambil berlalu tergesa-gesa masuk ke dalam lift menuju ruangan CEO.
Felix menatap heran melihat gelagat Jonatan yang sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu.
Jonatan baru mengetahui jika selama ini Felix bekerja di perusahaan milik Abraham. Apa mungkin Abraham mengetahui jika Felix adalah suami dari Revina ?
"Selamat pagi Abraham." sapa Jonatan ketika masuk ke ruangan CEO.
Abraham tersenyum smirk melihat kedatangan bekas kakak ipar almarhum kakaknya.
"Aku sudah menyelesaikan permasalahan di kantor ku. Sudah meminta maaf kepada Revina dan memintanya kembali." kata Jonatan tanpa basa basi.
"Lalu ?" suara Abraham terdengar dingin.
"Revina sudah memaafkan semuanya. Tapi, dia belum mau kembali. Masih ingin menikmati waktu sendiri." lanjut Jonatan.
"Bagai mana dengan pelakunya ?" Abraham memandang Jonatan dengan mengintimidasi.
"Aku sudah melaporkannya ke polisi." jawab Jonatan yakin.
"Aku mau polisi mengusut tuntas masalah ini. Aku tidak akan membiarkan pelaku yang memfitnah keponakan ku begitu saja." ucap Abraham dengan tegas yang membuat Jonatan menelan ludah dengan susah payah.
Jonatan tahu jika Abraham sudah turun tangan maka Jasse tidak akan bisa selamat. Sebenarnya Abraham sudah mengetahui jika Jasse lah pelaku yang sebenarnya. Hanya saja ia masih membiarkan Jasse karena Revina juga tidak memperpanjang masalah ini.
"Ba-baiklah, aku akan memastikannya." Jonatan mengangguk.
"Aku juga minta maaf pada mu." lanjutnya lagi.
"Aku tidak butuh permintaan maaf mu. Aku hanya ingin kau mempertanggung jawabkan janji mu. Ini yang pertama dan terakhir. Ingat itu." Abraham memperingatkan Jonatan.
"Aku mengerti. Terima kasih." Jonatan mengangguk sebelum ia memutar tubuhnya untuk menuju pintu keluar.
Tapi Jonatan kembali berbalik sebelum ia membuka pintu. Ia ingin menanyakan sesuatu kepada Abraham. Tapi saat melihat tatapan dingin pria itu, pertanyaan Jonatan seperti tercekat di tenggorokannya.
"Apa ?" tanya Abraham dengan suara dingin.
"Em. Tidak ada. Aku permisi." Jonatan langsung keluar dari ruangan CEO.
Ia sedikit lega karena Abraham masih memaafkannya kali ini. Meskipun masih ada yang mengganjal dalam benaknya. Sebenarnya tadi Jonatan ingin menanyakan tentang Felix. Apakah pria itu sengaja menyuruh Felix untuk bekerja di perusahaan miliknya dan apakah Felix tahu jika Abraham adalah paman dari istrinya.
Ah, sudahlah. Yang penting saat ini posisinya di perusahaan masih aman. Batin Jonatan.
Sementara itu Abraham langsung menghubungi seseorang setelah Jonatan meninggalkan ruangannya.
"Terus awasi ketiga orang itu." perintah Abraham kepada orang suruhannya.
*
Sore harinya Felix pulang ke rumah saat Revina sedang memasak di dapur. Felix langsung menghampiri istrinya dan mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan. Revina hanya melirik sekilas, tanpa menyapa.
Felix juga hanya diam. Tapi matanya terus memperhatikan Revina. Tampaknya wanita itu sangat menikmati apa yang ia lakukan sekarang. Felix kemudian tiba-tiba teringat akan pembicaraan antara papa mertuanya dengan Abraham tadi pagi. Ia sengaja melewati ruang CEO dan sekilas mendengar saat Abraham meminta pertanggungjawaban atas janji Jonatan, karena pintu ruangan yang tidak tertutup sempurna.
Felix ingin menghubungi Sonia untuk menyelidiki tentang perjanjian antara Jonatan dan Abraham. Saat ia baru saja akan beranjak, suara Revina terlebih dahulu menegurnya.
"Mau ke mana ?" Revina meletakkan dua buah piring berisi makanan di hadapan Felix.
"Aku mau mandi." bohong Felix. Tidak mungkin jika ia mengatakan ingin menghubungi Sonia. Nanti Revina akan curiga padanya.
"Nanti saja. Ayo, makan dulu dan setelah itu baru mandi." perintah Revina.
Felix memandang wajah istrinya. Entah mengapa wajah itu selalu jutek setiap kali berbicara kepadanya. Tapi anehnya, Felix selalu menuruti setiap perintah Revina. Meskipun wanita itu berbicara dengan nada ketus.
Sementara itu, Asila langsung mencerca Jonatan dengan pertanyaan ketika suaminya baru saja sampai di rumah.
"Bagaimana pa ? Apa yang dikatakan oleh Abraham ?"
"Untuk kali ini Abraham masih membiarkan papa. Tapi tidak lain kali." jawab Jonatan sambil menyandarkan tubuhnya di sofa.
"Benarkah ?" Asila tampak senang dengan jawaban yang diberikan oleh suaminya. Pasalnya mereka tidak jadi kehilangan perusahaan.
"Di mana Jasse ?" tanya Jonatan.
"Jasse sudah pulang."
"Mulai hari ini kalian berhenti mengganggu Revina. Berhati-hatilah dengan setiap tindakan kalian. Karena Abraham tidak akan membiarkan siapapun menyakiti Revina." Jonatan memberikan peringatan tegas kepada istrinya.
"Dan selalu awasi putri mu itu. Jangan sampai ia berbuat sesuatu yang bodoh hanya karena hal yang sepele." lanjut Jonatan sambil berlalu meninggalkan Asila yang sedang kesal. Karena lagi-lagi suaminya itu membela Revina.