Kamu Milikku..

Tampak seorang wanita cantik yang sedang duduk santai di balkon apartemennya, ditemani suasana sore hari dan hembusan angin yang sudah mulai terasa dingin.

 wanita itu adalah mona, dia adalah mantan kekasih eric.

"huft... "

Terdengar hembusan nafas yang terasa berat dari mulut mona, dia berjalan ke arah pembatas balkon, mona melihat pemandangan yang penuh dengan keramaian orang yang berlalu lalang dan deretan mobil serta kendaraan bermotor yang saling mendahului untuk pulang kerumah mereka masing masing.

"apa yang sedang kamu lakukan mon...?"

Tanya seorang laki laki yang tak lain adalah selingkuhan mona sekaligus sahabat eric yang bernama rendy.

"tadi gue datang ke perusahaan eric."

ucap mona lirih sambil masih asik melihat pemandangan di bawah balkon apartemennya.

Rendy mengeryit heran melihat ke arah mona, sebenarnya rendy tidak mau tahu apa mona akan balikkan dengan eric atau tidak, yang terpenting bagi rendy mona selalu ada saat dia membutuhkan kehangatan di ranjangnya.

"trus reaksi eric saat lihat lo, gimana...?"

rendy melangkah mendekati mona dan memeluknya dari belakang.

"sepertinya dia sudah punya kekasih, tapi gue nggak yakin kalau dia kekasih eric, dilihat dari gelagat mereka, pasti ada yang eric sembunyiin dari gue."

mona memegang tangan rendy yang melingkar di perutnya, dia benar benar terbuai dengan perlakuan rendy saat ini.

"sudahlah sekarang lo jangan mikirin eric lagi, yang terpenting saat ini gue milik lo, dan cuma gue yang bisa puasin elo kan."

rendy mencium pundak terbuka mona, saat ini mona menggenakan mini dress tanpa lengan.

Rendy yang terpancing gairahnya gara gara pakaian yang mona pakai sekarang, dengan tiba tiba dia membalikkan tubuh mona menghadap ke arahnya, dengan pelan tapi pasti rendy mencium bibir merah mona yang terlihat seksi di pandangan rendy saat ini.

"eugh... "

terdengar lenguhan dari mulut mona, yang membuat hasrat rendy semakin terpancing.

Rendy dengan cepat mengangkat tubuh ramping mona ala bridal style, dengan langkah perlahan dengan bibir mereka yang masih saling bertautan.

Rendy mengendong mona menuju ke ranjang mereka, bukan ranjang mereka tapi lebih tepatnya ranjang mona, karena saat ini mereka ada di apartemen milik mona.

Setelah meletakkan tubuh ramping mona ke atas ranjang, dengan perlahan rendy melepaskan pakaian mona dan pakaiannya.

Terlihat mereka sudah polos seperti bayi baru lahir, dan dengan penuh kelembutan rendy melakukan perbuatan itu ke mona, perbuatan yang seharusnya tidak mereka lakukan sebelum menikah.

...****************...

Tepat pukul 16.30 WIB, sudah waktunya elsa pulang ke rumahnya.

elsa menata semua berkas berkas yang dia kerjakan tadi, dia memasukan ke dalam filling cabinet yang terletak di samping meja kerjanya.

"huh... Akhirnya selesai dan gue bisa pulaaaanng."

elsa mengangkat kedua tangannya ke atas, dia menggeliatkan tubuhnya.

"elsa sayang... Jadikan kita pergi hari ini."

Tiba tiba memei muncul dari balik pintu tempat kerja elsa saat ini.

"OMG, gue lupa"

Elsa menepuk keningnya dengan telapak tangannya.

"kenapa elsa sayang, lo pasti nggak lupa kan sama janji kita tadi."

Memei melipat kedua tangannya di depan dada, dia menatap tajam ke arah elsa.

"ah... mm... Eng... Engak lah."

Dengan tergagap elsa membalas tebakkan memei tadi yang seratus persen benar tidak salah.

"kalau begitu gue tunggu elo di sini, kita turun bareng."

Memei mendudukkan bokongnya ke kursi di depan meja kerja elsa, dia menunggu elsa yang sedang berbenah.

"sudah pesan taksi onlinenya mei....?"

Memei yang dari tadi sedang asik menatap elsa, menggelangkan kepalanya.

"pesan dulu gih, sambil nunggu gue selesai."

Ucap elsa memberi perintah ke sahabatnya memei,

dengan cekatan memei membuka aplikasi yang berwarna hijau di layar hpnya dan dia memesan taksi online di aplikasi tersebut.

Tak lama pesanan taksi online yang memei pesan memberi pesan bahwa lima belas menit lagi akan sampai ke perusahaan tempat elsa dan memei bekerja.

"sudah gue pesen taksi nya, sekitar lima belas menit akan sampai di depan perusahaan."

Ucap memei menjelaskan ke elsa.

"kalau begitu kita turun sekarang...?"

Elsa mencangklong tas kerjanya di tangan kirinya, sedang kan tangan kanannya dia gunakan untuk menggandeng tangan memei.

dengan saling bergandengan tangan, mereka masuk ke dalam lift yang sudah terbuka pintunya.

"ayo masuk, keburu pak sopir nunggu dari tadi."

Memei menarik tangan elsa untuk masuk kedalam lift tersebut.