"Aku, Dia, dan Sahabatku" adalah sebuah novel yang mengeksplorasi kompleksitas persahabatan dan cinta di masa remaja, di mana janji dan pengorbanan menjadi taruhannya. Lia Sasha putri, seorang siswi SMA yang ceria, memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan Pandu Prawinata , sahabatnya sejak SMA . Mereka membuat janji untuk bertemu kembali setelah 8 tahun, dengan konsekuensi yang mengejutkan: jika Pandu tidak datang, berarti Pandu sudah meninggal. Namun, seiring berjalannya waktu, hubungan mereka diuji ketika Lia jatuh cinta dengan Angga, seorang laki-laki yang pengertian dan perhatian. Di tengah gejolak cinta segitiga, persahabatan mereka menghadapi ujian yang berat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvia Febri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Lia sampai di kamar pun langsung tertidur. Ia merasa lelah setelah berjalan-jalan bersama Angga.
Pada keesokan harinya, Pandu datang ke rumah Lia. Ia ingin mengajak Lia pergi ke sekolah bareng.
"Assalamualaikum," sapa Pandu dengan senyum yang menawan.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu Lia dengan senyum yang menawan.
"Pandu, kamu mau ngapain ke sini?" tanya Ibu Lia dengan nada yang sopan.
"Mau ngajak Lia ke sekolah bareng, Bu," jawab Pandu dengan senyum yang menawan.
"Oh, ya sudah silahkan masuk," jawab Ibu Lia dengan senyum yang menawan.
Pandu kemudian masuk ke rumah Lia. Ia mencari Lia di kamar nya.
"Lia, bangun," sapa Pandu dengan senyum yang menawan.
Lia terbangun dari tidur nya. Ia merasa kaget mendengar suara Pandu.
"Pandu? Kok lo udah di sini?" tanya Lia dengan nada yang penasaran.
"Iya, gue mau ngajak lo ke sekolah bareng," jawab Pandu dengan senyum yang menawan.
"Oh, ya udah siap-siap," jawab Lia dengan senyum yang menawan.
Lia kemudian bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia merasa bahagia bisa bertemu dengan Pandu.
Pandu kemudian menunggu Lia di ruang tamu. Ia mengobrol dengan orang tua Lia.
"Pak, Bu, makasih ya udah ngasih izin buat ngajak Lia ke sekolah," ujar Pandu dengan senyum yang menawan.
"Sama-sama, Pandu," jawab Ayah Lia dengan senyum yang menawan. "Kamu baik banget ngajak Lia ke sekolah."
"Iya, Pak," jawab Pandu dengan senyum yang menawan.
"Pandu, kamu kok baik banget sih sama Lia?" tanya Ibu Lia dengan nada yang penasaran.
Pandu terdiam sejenak, merenungkan pertanyaan Ibu Lia. Pandu merasa sedikit malu.
"Nggak apa-apa, Bu," jawab Pandu dengan senyum yang menawan. "Gue cuma pengen baik sama Lia."
Ibu Lia menangguk mengerti. Ia merasa senang melihat perhatian Pandu pada Lia.
Beberapa saat kemudian, Lia sudah siap untuk pergi ke sekolah.
"Pandu, ayo ke sekolah," sapa Lia dengan senyum yang menawan.
"Oke, Lia," jawab Pandu dengan senyum yang menawan.
Pandu kemudian berjalan bersama Lia menuju mobil nya.
"Pak, Bu, assalamualaikum," sapa Pandu dengan senyum yang menawan.
"Waalaikumsalam," jawab Ibu Lia dengan senyum yang menawan.
Pandu kemudian menjalankan mobil nya. Ia membawa Lia ke sekolah.
Di jalan, Pandu menatap Lia dengan senyum yang menawan.
"Lia, lo kemarin jalan-jalan sama Angga ya?" tanya Pandu dengan nada yang sedikit cemberut.
Lia terkejut mendengar pertanyaan Pandu. Lia tidak menyangka kalau Pandu tahu kalau ia berjalan-jalan bersama Angga.
"Iya," jawab Lia dengan senyum yang menawan. "Kenapa emangnya?"
"Nggak apa-apa," jawab Pandu dengan muka yang sedikit cemberut. "Gue cuma penasaran aja."
Lia menangguk mengerti. Ia merasa sedikit penasaran dengan reaksi Pandu.
"Pandu, lo nggak usah cemberut," ujar Lia dengan senyum yang menawan. "Gue cuma jalan-jalan biasa kok."
Pandu menangguk mengerti. Ia merasa sedikit cemburu. Namun, ia tidak ingin menunjukkan perasaan nya pada Lia.
"Oh, ya udah," jawab Pandu dengan muka yang sedikit cemberut. "Gue cuma penasaran aja."
Mereka kemudian terus menikmati perjalanan mereka ke sekolah. Mereka berbincang tentang berbagai hal. Mereka merasa bahagia bisa berjalan-jalan bersama.
"Lia, lo kemarin nggak nemu surat yang gue kasih?" tanya Pandu dengan nada yang sedikit cemberut.
Lia terkejut mendengar pertanyaan Pandu. Lia masih belum menemukan surat yang dimaksud Pandu.
"Belum," jawab Lia dengan nada yang penasaran. "Gue udah cari di mana-mana tapi nggak nemu."
Pandu terdiam sejenak, merenungkan perkataan Lia. Pandu merasa sedikit kecewa. Ia berharap Lia sudah menerima surat yang diberikan oleh penggemar rahasia nya.
"Oh, ya udah," jawab Pandu dengan muka yang kecewa. "Nanti gue kasih lagi ya."
Lia menangguk mengerti. Ia merasa sedikit penasaran dengan surat yang dimaksud Pandu.
"Ya udah," jawab Lia dengan senyum yang menawan. "Gue tunggu."
Mereka kemudian terus menikmati perjalanan mereka ke sekolah. Mereka berbincang tentang berbagai hal. Mereka merasa bahagia bisa berjalan-jalan bersama.
Saat sampai di sekolah, Pandu menghentikan mobil nya.
"Lia, gue parkir dulu ya," ujar Pandu dengan senyum yang menawan.
"Oke," jawab Lia dengan senyum yang menawan.
Pandu kemudian memarkirkan mobil nya. Ia kemudian berjalan bersama Lia menuju gerbang sekolah.
"Lia, gue pergi dulu ya," ujar Pandu dengan senyum yang menawan. "Gue mau ke perpustakaan."
"Oke, Pandu," jawab Lia dengan senyum yang menawan. "Hati-hati di jalan."
Pandu kemudian berpamitan pada Lia. Ia berjalan menuju perpustakaan.
Lia berjalan menuju kelas nya. Ia ingin menikmati pelajaran di hari itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
maaf ya author gak sempat melanjutkan ceritanya kemaren, author sakit, maaf y teman-teman 🙏
kyk"Lia menghela nafas dalam-dalam", "Jangan takut, pandu itu sebenarnya baik" kasih kyk cerita lai gt spy pembaca juga menikmatinya tdk hny kalimat itu" sj dr bab 1-5 Lia cerita k keluarganya, tmn" ny bhkn guru" nya di mohon dong jgn terlalu banyak cerita seperti itu! tolong berikan cerita yang lebih menarik lagi!