Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misteri Pelaku Penembakan
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...--------Menuju Laboratorium--------...
"Paman Revan!" seru Claudia mengenali dosen pria dewasa yang tak sengaja menyenggol bahunya.
"Claudia, akhirnya kita bertemu lagi keponakan kecilku!" ujar Revan sebagai salah satu dosen disitu.
Revan Al Artha adalah kakak kandung Isabella El Artha, yaitu pamannya Claudia.
Revan dan Isabella dulunya tinggal bersama sebagai kakak beradik yang tidak di asuh lagi oleh kedua orang tua mereka sejak beranjak remaja, karena orang tua mereka meninggal akibat insiden kebakaran dirumah mewah mereka pada usia Isabella masih 17 tahun dan sementara Revan saat itu masih 20 tahun.
Saat itu Revan sebagai anak pertama yang akan menafkahi Isabella sampai kejenjang pendidikan paling tinggi, sehingga adiknya itu bisa menggapai cita-citanya sebagai perawat di salah satu rumah sakit Eropa.
Sementara Revan bekerja di sebuah perusahaan yang di wariskan kedua orang tuanya semenjak kepergian mereka. Ia bekerja sebagai CEO perusahaan teknologi dan juga mencari pekerjaan sampingan untuk mencari pengalaman lain yaitu sebagai Dosen di Green Light University.
Mencari pekerjaan sampingan itu adalah alasan terbesar Revan agar identitas aslinya tidak terbongkar sebagai pemilik perusahaan teknologi di bagian Eropa.
"Paman Revan, ini beneran paman Revan?" tanya Claudia yang tak percaya bertemu kembali pada pamannya yang sudah lama tidak bersilaturahmi dengan dirinya dan sang ibu.
"Iya keponakanku, ini paman!"
"Paman hampir dua tahun mengajar sebagai dosen baru di kampus ini!" ucap Revan.
"Ya ampun paman, aku gak nyangka bisa kuliah disini dan bertemu dengan paman juga!" ucap Claudia yang sangat senang.
"Paman juga tidak menyangka bisa bertemu denganmu!"
"Oh ya Clau, apa ibumu ada di rumah sekarang. Nanti kalau ada waktu, paman singgah ke rumah kalian ya!" ujar Revan yang sudah lama tidak melihat adik kandungnya.
Ekpresi wajah Claudia langsung berubah menjadi sedih, saat sang paman menanyakan soal ibunya.
"Ibu...., lagi koma di rumah sakit paman. Akibat serangan jantung!" lirih Claudia.
Deggg.....
Sontak Revan kaget mendengar kabar buruk itu, dia tak percaya saat kabar buruk tersampaikan di telinganya.
"Isabella koma sejak kapan Clau?" tanya Revan dengan cemas.
"sejak kemarin paman, saat mendengarkan kabarku di culik, ibu langsung mengalami serangan jantung dan memang mempunyai riwayat jantung koroner" jelas Claudia.
Revan menghelakan nafasnya dengan berat, dia baru tau jika adiknya mempunyai riwayat penyakit seperti itu.
"jadi kamu kemarin di culik? Siapa yang berani menculikmu?" tanya Revan lagi.
"Emmm....itu Kekas-"
"Claudia, ayo kita harus segera ke laboratorium. Bu Sabrina pasti sudah menunggu kita!" ucap Zen memotong pembicaraan dengan tak sopan.
"Ah iya, maaf paman. Aku harus ke laboratorium dulu, ada mata kuliah yang harus aku pelajari"
"Nanti kita lanjutkan lagi kalau paman ada waktu, aku tunggu di kantin saja ya paman!" ucap Claudia baru teringat jika dia harus segera masuk laboratorium.
"Hmm iya, paman tunggu kamu di kantin nanti kita lanjutkan lagi ya keponakanku!" Revan tersenyum kepadanya.
"Maaf ya pak, saya tidak berniat memotong pembicaraan tadi. Tapi, kami sudah sedikit terlambat!" lirih Zen yang takut akan disangka tidak punya etika dan sopan santun.
"it's okay!"
Revan berlalu meninggalkan mereka dengan sebelah tangan ada di saku celananya sambil berjalan gagah menuju ke ruang server.
Sementara Claudia dan Zen kembali melangkah menuju laboratorium sambil sedikit perbincangan.
"Itu tadi paman mu?" tanya Zen kepo.
"iya kak Zen, beliau adalah kakak kandung ibuku!" jawab Claudia singkat.
sementara Kenzie ternyata ada di belakang mereka berjalan sambil tertatih dan ketinggalan sangat jauh.
"Claudia...., tunggu aku!" teriak Kenzie dari kejauhan.
Claudia dan Zen menoleh ke arah belakang, tenyata Kenzie sangat kesusahan untuk berjalan cepat. Kenzie juga sempat bertemu Revan sekilas di lorong kelas, dia tidak terlalu mengenali dosen pria dewasa itu.
"Hadehhh....., kenapa dia harus masuk kuliah sih kalau belum pulih begini!" gerutu Zen dengan kesal.
"Mungkin dia tidak mau ketinggalan mata kuliah!" ucap Claudia.
"tapi dia selalu ngerepotin kita Clau" ucap Zen.
"ya namanya teman, pasti ada juga yang bakalan ngerepotin kita!" kata Claudia.
"benar sih, yaudah mending kita duluan masuk laboratorium aja. Dari pada nanti kita di hukum karena telatkan!" Zen menarik tangan Claudia untuk segera melangkah cepat dan meninggalkan Kenzie yang tertatih-tatih.
"Sh*tt, bangs*t si Zen. Malah narik tangan Claudia!" umpat Kenzie.
"Andai kaki ku tidak tertembak, pasti aku bisa merampas balik tangan Claudia jatuh ke tanganku!" timpalnya dengan emosi.
"Ini semua gara-gara pria asing itu, siapa sih sebenarnya dia? Apa maksudnya nembak aku?"
Kenzie bertanya-tanya dan menggerutu sambil berjalan tertatih-tatih menuju laboratorium juga.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...--------Laboratorium--------...
(Hanya Ilustrasi)
Sesampainya di laboratorium. Zen dan Claudia akhirnya tepat waktu sebelum dosen Sabrina memulai penjelasan materi kuliah hari ini.
Semua masing-masing mahasiswa sudah mengenakan pakaian khusus laboratorium yang sudah disediakan di ruangan itu. Kenzie akhirnya tiba juga dengan langkah yang di paksanya.
Tatapan tajam mata Kenzie menatap ke arah Zen saat mereka sedang mengenakan jas lab. Sementara Zen seperti mengejeknya sambil tersenyum miring.
"Apa yang sebelahnya lagi, perlu aku lukai? Supaya kau lumpuh total!" bisik Zen mendekati ke arahnya.
Kenzie mendengarkan itu melebarkan matanya.
"Kau yang menembakku saat itu?" tebak Kenzie karena dari ucapan Zen seperti mendapatkan jawaban.
"rencananya seperti itu, tapi kau tidak punya bukti untuk menuduhku seperti ini Kenzie!" ucap Zen mendorong sebelah bahunya menggunakan jari telunjuk.
Zen melenggang meninggalkan Kenzie menuju ke arah Claudia yang berkumpul sama teman lainnya.
"Lama banget si Zen, pakai jas labnya!" seru Claudia sedikit berbisik karena kini dosen sedang menjelaskan materi.
"sorry Clau, tadi Kenzie sedikit butuh bantuanku!" ucap Zen berbohong.
Sedangkan Kenzie sudah melangkah maju dan berdiri sedikit jauh di antara mereka berdua.
"Awas saja kau Zen, akan ku buktikan jika kaulah pelaku penembakan saat itu dan Claudia pasti akan menjauhi dirimu!" tutur batin Kenzie berharap akan menemukan buktinya.
Sementara Sabrina menerangi materi hari ini, yaitu tentang Anatomi dan fisiologi dengan sangat jelas dan mudah di pahami.
Di pertengahan penjelasan, seperti biasa. Dosen Sabrina melemparkan pertanyaan pada mahasiswanya.
"Pada sistem anatomi tubuh manusia, terdapat ada 13 sistem. Ada yang tau sistemnya apa saja?" tanya Sabrina yang lebih fokus melirik ke arah Claudia.
Claudia mengangkat tangannya dengan cepat menjawab.
"Sistem rangka, sistem otot, sistem peredaran darah, sistem pencernaan, sistem endokrin, sistem saraf, sistem pernafasan, sistem kekebalan tubuh, sistem limfatik, sistem ekskresi, sistem per kemuhan, sistem reproduksi, dan sistem indra!" jawab Claudia dengan cekatan dan tepat.
(Hanya Ilustrasi)
Semua orang bertepuk tangan dan kagum dengan jawaban serta kepintaran Claudia yang seperti sangat sudah mendalami materi itu.
"Extraordinary, Claudia!"
"Saya bangga dan kagum sama kamu, yang bisa menjawab pertanyaan ini!" Sabrina memberikan apresiasi kepadanya.
"Awesome...., Clau. Aku sangat beruntung memiliki adik angkat sepintar dirimu!" lirih Zen tersenyum simpul kepadanya.
Sementara Claudia mulai tersipu malu karena baru kali ini dia mendapatkan apresiasi dari orang lain.
"hehehe....."
Sabrina mulai melanjutkankan lagi materinya hingga jam mata kuliah pun berakhir pada hari ini.
"Oke All, materi hari ini sudah selesai. Sampai bertemu hari esok!" ucap Sabrina menutupi penjelasan materinya.
Semua mahasiswa bersorak gembira, karena tidak ada satupun mahasiswa merasa bosan mengikuti setiap mata kuliah yang di ajarkan oleh dosen Sabrina.
Sabrina melenggang berlalu meninggalkan semua mahasiswa, sedangkan Claudia harus menuju ke kantin sesuai perkataanya tadi akan menunggu pamannya disana.
"Zen, aku ke kantin duluan ya. Kamu kalau mau pulang, pulang aja!" ucap Claudia.
"Hmmm, aku sebenarnya mau temani kamu kesana tapi sepertinya aku harus segera pulang ke restoran ibuku sebentar karena ada urusan!" ucap Zen.
"Oh yaudah, kamu ke restoran aja. Lagian aku harus jumpai pamanku dulu, paling nanti pulangnya di jemput sama ayah!" ujar Claudia yang memang tidak berharap Zen untuk ikut gabung ke kantin karena dia akan berbicara empat mata dengan sang paman.
"Oke Clau, aku pamit duluan ya. Kamu harus was-was, karena takutnya kekasih mu itu masih mengincar kamu!" pesan Zen.
"baik kakak kuuuuu...." ucap Claudia dengan genit membuat Zen tersenyum bahagia.
"jaga diri baik-baik ya adikku!" pungkas Zen berlalu meninggalkan dirinya.
Claudia mengangguk iya, entah kenapa ia sangat senang memanggil Zen dengan sebutan kakak.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...--------Ruangan Server--------...
(Hanya Ilustrasi)
Di tempat lain dalam waktu bersamaan. Sky dan satpam baru serta bersama Dosen Revan dalam ruangan server.
Sky baru sampai sekitar 10 menit lalu dan langsung di arahkan oleh satpam baru ke arah ruangan server yang ada di dekat kantin.
"Pak, ini beneran hasil rekaman cctv-nya hilang?" tanya Sky yang berulang kali melihat tempat penyimpanan hasil rekaman cctv kampus itu.
"Saya juga baru tau, kalau hasil rekamannya hilang begitu aja. Karena saya baru masuk kampus hari nih!" jawab Revan.
"Mungkin anda sengaja menghapusnya tadi pak!" tuduh Sky.
"Mana mungkin saya menghapus data hasil rekaman cctv kampus ini, lagian saya juga baru masuk barengan sama kamu!" ucap Revan membela dirinya.
"Kamu saja ada lihat tadikan, saya baru membukakan kunci ruangan ini dan saya sudah beberapa hari tidak masuk dan ngajar sebelum kejadian kasus pada kampus ini!" timpalnya dengan nada marah karena sudah di tuduh dengan asal.
"benar juga, maaf pak saya sedikit berprasangka buruk!" lirih Sky.
Revan mendengus kesal dan mengatur emosinya.
"Kalau begitu jangan tuduh saya seperti ini lagi!"
"Saya memaafkan kamu kali ini karena kebetulan kamu adalah anak rekan kerja saya!" ujar Revan yang tidak ingin ribut.
Sky tak menanggapinya, tapi ia terus mencari solusi lain agar mendapatkan bukti kasus penembakan itu.
sementara Revan langsung pergi meninggalkan Sky dan satpam tanpa pamit menuju kantin di dekat ruangan server.
"Hmmm, apa anda tidak melihat ada orang asing memasuki halaman kampus ini?" tanya Sky kepada satpam baru.
"Tidak tuan, saya satpam baru disini dan belum sama sekali melihat ada orang asing masuk ke halaman kampus!" ucap satpam baru itu dengan jelas.
"Hmmm...., aneh sekali!"
"Kalau tidak ada orang asing yang masuk, kenapa rekaman cctvnya hilang semua!" buncah Sky menggarukkan tekuknya.
"saya juga tidak tau tuan, karena saya hanya satpam baru dan bahkan saya juga baru tau kalau hasil rekaman cctv kampus ini ada di ruang server!" ujar satpam itu.
"Hmmm, okelah terimakasih!"
Sky melangkah keluar dari ruangan itu dengan perasaan mengjanggal yang belum terpecahkan.
"Aneh! pasti pelakunya ada di halaman kampus ini, jika memang tidak ada orang asing masuk ke kampus ini. Kemungkinan pelakunya merupakan salah satu mahasiswa atau dosen kampus ini!" gumam Sky di dalam hatinya menjabarkan menurut logikanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...bersambung..........
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰