Happy reading readers!
Menceritan seorang gadis yang diberikan kesempatan untuk hidup kembali setelah kematiannya yang begitu mengerikan.
Purple anak dari Duke Vierra yang dititipkan pada Duke Hadid setelah kematiannya. Purple yang tumbuh dengan menjadi gadis yang cantik, dia begitu mencintai anak sulung dari Duke Hadid yang bernama Keyron.
Namun sayang cintanya yang begitu dalam tak terbalaskan bahkan cinta tulusnya dibalas dengan kematian yang begitu mengerikan, sehingga meninggalkan trauma yang begitu dalam pada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Burik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Pertanyaan Aneh Elion
“Ada apa ini?” Tanya seorang pria yang baru saja datang yang tak lain adalah Elion.
“Kakak” ucap Jenny yang melihat kedatangan Elion.
“Ada apa ini Jenny?” Tanya Elion mendekat ke arah adiknya.
Elion melihat keributan sehingga dia memilih untuk kesana walaupun dia masih ada urusan yang harus diselesaikan.
“Maaf tuan Marquies saya tidak sengaja menumpahkan teh panas ke tangan lady Purple” ucap Pelayang itu sambil terus berlutut sambil membungkuk.
Pandangan Elion pun mengarah pada Purple, “gadis ini” guman Elion pelan.
Elion memandang wajah cantik Purple hingga turun ke tangannya yanh sudah memerah.
“Kamu tidak papa?” Tanya Elion mendekat ke arah Purple.
“Saya tidak papa tuan Marquies” jawab Purple.
“Pengawal” panggil Elion.
Dua pengawal pun datang, “hormat tuan Marquies” ucap mereka.
“Tolong bawa pelayan ini, beri dia hukuman cambuk 20 kali karena sudah lalai dalam tugas” ucap Elion tegas.
“Tuan Marquies saya tidak papa, jadi tidak udah menghukum pelayan ini” ucap Purple.
“Tidak papa lady, ini memang sudah menjadi aturan di keluarga Marquies jadi pelayan ini harus menerima hukumannya” ucap Elion lembut.
Dua pengawal itu pun membawa pelayan itu pergi untuk menerima hukuman.
“Ayo ikut saya lady” ucap Elion sopan dan manarik tangan Purple yang tak terkena teh panas.
Semua para lady pun melihat pemandangan itu, mereka terkejut melihat kedekatan antara Purple dan Elion.
Sementara Anneth dan Ciera nampak kesal karena rencananya tak berjalan mulus, padahal mereka ingin membuat Purple marah dan mengacaukan acara ini sehingga membuat keluarga Marquies membenci Purple.
“Kakak aku ikut” ucap Jenny.
“Kamu disini saja Jenny, sebagai tuan rumah kamu harus menemani tamu undangan yang lainnya” ucap Elion pada sang adik.
“Tapi lady Purple” ucap Jenny pelan setelah melihat Elion dan Purple menjauh.
Karena kekacauan itu membuat semua orang berbisik- bisik, “bukankah tuan muda Marquies itu dingin dan kejam” ucap salah satu lady.
“Iyaa tapi lihatlah dia berbicara lembut dan tersenyum pada lady Purple” ucap yang lainnya.
“Maaf semua, mari kita lanjutkan acaranya” ucap Jenny.
Dan akhirnya acara itu pun berlangsung kembali walau tadi ada kekacauan.
Sementara di ruang kerja Elion Purple dengan anteng duduk di sofa sambil menunggu Elion menyiapkan obat untuknya.
“Hemm tolong ulurkan tangan anda lady” ucap Elion sopan yang sudah duduk di samping Purple.
“Biar saya sendiri tuan Marquies” tolak Purple.
“Biar saya yang mengobati anda sebagai permintaan maaf atas kejadian yang menimpa anda lady” ucap Elion.
“Terima kasih tuan Marquies” ucap Purple.
Elion dengan hati- hati member berikan salep pada kulit tangan Purple yang memerah.
“Apakah perih?” Tanya Elion.
“Sedikit” ucap Purple.
Setelah memberi salep dia langsung mengambil kain kasa dan memperban tangan Purple yang memerah agar tak terkena air yang dapat membuat luka itu semakin parah.
“Sudah selesai” ucap Elion.
“Terima kasih tuan Marquies” ucap Purple sambil tersenyum.
Melihat senyuman manis dari gadis itu membuat detak jatung Elion berdegup dengan kencang. Ada rasa aneh saat dia melihat Purple seperti rasa ingin melindungi dan memiliki gadis itu.
“Tuan Marquies” ucap Purple gugup karena Elion terus menatapnya.
“Maaf lady saya tidak sopan, tapi kalo saya boleh jujur anda sangat cantik” ucap Elion.
Wajah Purple memerah, dia malu dengan pengakuan Elion yang begitu barbar, setaunya Elion hanya akan begitu saat bersama Ciera di masa lalu tapi mengapa Elion bersikap seperti ini kepadanya.
“Maaf membuat anda malu lady” ucap Elion sambil tersenyum.
“Karena sudah selesai, saya permisi tuan Marquies, sekali lagi terima kasih” ucap Purple hendak pergi namun tangannya dicekal oleh Elion.
“Tunggu lady” ucap Elion.
“Iya.. tuan Marquies?” Ucap Purple.
“Itu.. apa saya boleh bertanya sesuatu? Tapi saya mohon lady tidak akan marah” ucap Elion gugup.
“Anda ingin bertanya apa tuan Marquies?” Tanya Purple.
Elion sadar saat pertemuan pertama dia sudah jatuh hati pada gadis yang berada di hadapannya ini awalnya dia menyangkal walau setiap saat dia terus teringat dengan wajah Purple, sekarang dia saat gadis itu berada tepat di depannya dia yakin bahwa perasaannya nyata.
“Apakah hubungan memiliki hubungan spesial dengan tuan Duke Keyron?” Tanya Elion.
Purple hanya menatap Elion dengan tidak percaya, mengapa pria ini menanyakan hal itu.
“Saya dan tuan Duke tidak memiliki hubungan sama sekali tuan Marquies” ucap Purple.
Seketika hati Elion menjadi tenang dan senyuman muncul dibibirnya.
“Ohhh baguslah” ucap Elion tanpa sadar.
“Maksud anda tuan Marquies?” Tanya Purple membuat Elion kelimpungan.
“Maaf lady saya tidak bermaksud” ucap Elion malu.
“Kalo begitu saya permisi tuan Marquies” ucap Purple sopan.
“Baik lady semoga kita bertemu lagi” ucap Elion.
Purple pun berlalu dari sana meninggalkan pria yang kini memegang dadanya, dia juga mencium tangannya karena masih ada aroma Purple yang melekat disana.
“Purple aku harus mendapatkannya” ucap Elion.
******
Setelah diobati oleh Elion, Purple berpamitan pada Jenny dan pulang.
“Nona akhirnya anda sudah balik” ucap Lili ceria.
Namun setelah melihat tangan Purple yang diperban langsung menjadi panik.
“Tangan anda kenapa nona?” Tanya Lili.
“Tidak papa Lili hanya terkena teh panas” ucap Purple.
“Dan juga ini sudah diobati” lanjut Purple.
“Mengapa anda bisa terkena teh panas nona?” Tanya Lili.
“Itu ada pelayan yang tidak mengaja menumpahkannya padaku Lili” ucap Purple.
“Nona yang malang, mengapa pelayan itu tidak berhati- hati dan malah membuat tangan anda jadi seperti ini” ucap Lili kesal dan sedih.
“Sudahlah Lili aku tidak papa” ucap Purple.
Namun Lili masih saja terlihat khawatir walau sudah mendapat penjelasan dari Purple.
Purple pun meminta Lili untuk keluar karena dia ingin beristirahat sungguh dia merasa lelah dan ingin tidur.
Lili pun keluar, “selamat beristirahat nona” ucap Lili sambil menutup pintu.
Kini tinggal Purple yang tengah berbaring sambil memikirkan hal tadi.
“Apa maksud dari tuan Marquies bertanya seperti itu, sangat aneh” ucap Purple.
Dan tanpa menunggu lama mata cantik itu pun terpejam.
#########
Happy reading🤗
mangat.
Semoga suka cerita ini ya guys