Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24.
"Nie.. kemari lah, kau dan aku sudah menikah, kita sekarang suami istri!" sahut Christopher, masih mencoba bersabar, tidak menarik Stefanie dari balik punggung sahabat gadis itu.
Dan, Christopher memanggil nama kecil Stefanie, agar gadis itu menyadari sesuatu, dengan panggilan nama yang hanya beberapa orang tertentu saja, yang mengetahui nama masa kecil Stefanie.
"Nie? dia memanggil akhir kata dari namamu, lucu sekali!" ucap Laura nyaris tertawa, mendengar panggilan Christopher pada Stefanie.
Stefanie hampir tertawa juga mendengar Christopher, memanggil akhir kata dari namanya.
"Jangan buat aku ikut tertawa, aku juga merasa lucu mendengar ia memanggil namaku seperti itu" bisik Stefanie yang nyaris tertawa.
Sementara Christopher, memandang Stefanie tidak percaya, karena Stefanie tidak merespon panggilan nama masa kecil Stefanie.
Mata Christopher nanar melihat Stefanie, yang tampak biasa-biasa saja, sepertinya tidak merasa terkejut sama sekali.
"Nie!" panggil Christopher lagi, seraya menatap dengan lekat Stefanie.
Yang di tatap cuek saja, tidak berani keluar dari balik punggung sahabatnya, membuat Christopher jadi bingung dengan sikap Stefanie.
Apakah dia bukan gadis yang aku cari selama ini? kenapa dia tidak merespon sedikit pun mendengar aku memanggil nama masa kecilnya? pikir Christopher, merasa tidak terima Stefanie begitu cuek padanya.
"Tuan Howard... ternyata anda datang juga, kenapa anda tidak memberitahu kan padaku, kalau anda di undang juga ke pesta, kita kan bisa pergi bersama!"
Suara seorang wanita terdengar di belakang Christopher, membuat pria itu mengerutkan keningnya, tidak menyukai nada sok akrab dari wanita itu.
Paul merentangkan tangannya, menghalangi wanita itu, hendak mendekat pada Christopher.
"Nona... harap jaga jarak kesopanan anda!" ujar Paul memperingati wanita itu, yang tidak lain adalah, kakak tiri Stefanie.
"Kenapa? Tuan Howard sebenarnya adalah suamiku, dan aku penolong dari Tuan Howard!" kata Jennie dengan nada kesal pada Asisten Christopher tersebut.
"Tolong Nona, jangan buat saya jadi kasar pada anda!" dengan nada memperingati, Paul menatap tajam Jennie.
Jennie merasa ciut melihat tatapan mata Paul, ia mengurungkan niatnya untuk mendekati Christopher.
Christopher dengan tatapan dingin melirik Jennie, tidak berani melangkahkan kakinya lagi padanya, setelah Paul memberi peringatan pada wanita itu.
Wajah Christopher mendadak berubah, melihat kalung pemberiannya pada Stefanie, di pakai Jennie, membuat Christopher ingin menarik kalung itu dari leher Jennie.
"Dari mana kau ambil kalungku, itu milikku!" sahut Stefanie, yang tiba-tiba berjalan cepat ke arah Jennie.
Lalu tangannya, dengan kencang menarik kalung tersebut dari leher Jennie.
"Awww, sakit!" jerit Jennie terkejut, dan spontan memegang lehernya.
"Bukankah kau paling benci barang murahan seperti ini! kenapa kau malah mencurinya?" ujar Stefanie menatap tajam Jennie.
"I.. itu.. itu kalungku, dari kecil aku sudah memiliki nya!" sahut Jennie kalang kabut, ia jadi takut di curigai Christopher.
"Milikmu? ini milikku! aku mengenali barang milikku sendiri, kalung ini sudah ada padaku cukup lama, dari mana kau ambil kalung ini?" tanya Stefanie dengan nada kesal.
"Aku tidak mencurinya, itu milikku.. berikan padaku!" ujar Jennie, lalu tangannya berupaya, mengambil kembali kalung tersebut dari tangan Stefanie.
Dengan cepat tangan Stefanie menggenggam kalung itu, dan menyembunyikan tangannya kebalik punggungnya.
Saat tangan Jennie, mencoba mengambil kembali kalung tersebut, tiba-tiba tangannya di cekal seseorang.
"Jangan mengambil barang, yang bukan milikmu!" suara dingin Christopher terdengar begitu menakutkan.
"Tu.. Tuan Howard, itu kalung pemberian anda padaku, tentu saja aku akan ambil kembali yang telah menjadi milikku!" ujar Jennie dengan nada sedih, ia memasang raut yang begitu kasihan sekali.
"Apa katamu? jangan mengarang cerita, ini milikku, sejak kapan kau menyukai barang murahan seperti ini, kau kan penyuka barang edisi terbatas, kalung yang seperti ini sangat menjijikkan bagimu!" kata Stefanie, semakin membuat Jennie terpojok.
Dengan kasar Christopher melepaskan tangannya, yang memegang pergelangan tangan Jennie.
Lalu Christopher menoleh memandang Stefanie, yang masih menyembunyikan tangannya ke balik punggungnya.
Mata Christopher berbinar menatap Stefanie, akhirnya ia semakin yakin, kalau Stefanie memang benar gadis kecil penolongnya saat remaja dulu.
Christopher meraih tubuh Stefanie, lalu memeluknya dengan erat, yang sontak membuat Stefanie terkejut, sampai matanya terbelalak, merasakan eratnya Christopher memeluk tubuhnya.
Bersambung.....
othor jangan lama lama lah up nya 🤗