NovelToon NovelToon
Semesta Asmara Pria Pecundang

Semesta Asmara Pria Pecundang

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Kebangkitan pecundang
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Nikodemus Yudho Sulistyo

Cerita ini menggabungkan komedi, horor dan bahkan intense romance di dalam penceritaannya. Mengenai seorang laki-laki bernama Dihyan Danumaya yang selalu merasa bahwa dirinya tidak beruntung, bahkan pecundang. Keadaan keluarganya yang sebenarnya biasa saja dirasa harusnya lebih baik dari seharusnya. Tampang ayahnya yang bule, dan ibunya yang campuran Jawa klasik serta Timur Tengah, seharusnya membuat dia menjadi sosok tampan yang populer dan banyak digemari wanita, bukannya terpuruk di dalam kejombloan yang ngenes. Sampai suatu saat, ia menemukan sebuah jimat di rumah tua peninggalan kakeknya yang berbentuk keris Semar Mesem tetapi beraksara Cina bukannya Arab atau Jawa. Tanpa disangka, dengan pusaka ini, Dihyan memiliki kemampuan masuk ke dalam mimpi perempuan manapun yang ia inginkan secara gaib serta mengatur jalan cerita sekehendak hati. Ia menjadi seorang penguasa mimpi yang menggunakan kekuatannya demi segala hasrat yang terpendam selama ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikodemus Yudho Sulistyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ashin dan Nurmaya

Pukul 08.00 malam, Ashin sudah duduk di atas tanah, tepat di belakang pohon beringin tempat ia dan Nurmaya bertemu siang tadi. Kegelapan malam merengkuh penuh seantero Gunung Kawi. Ada beberapa sumber penerangan remang-remang terlihat di sana-sini. Obor nun jauh disana, lampu teplok atau ublik – botol beling diisi dengan minyak tanah atau minyak kelapa, tutup botol dilubangi dan diberi sumbu – menempel di dinding pondok terbuat dari gedeg, alias anyaman bambu. Sisanya, sumber penerangan berasal dari langit, temaram cahaya kebiruan yang menjalar lemah.

Daun pintu gubuk terbuka. Dari situ, Ashin sudah dapat mendengar deritnya. Nurmaya muncul jua, tepat di hadapan Ashin. Di tangannya, Nurmaya memegang satu piring makanan lengkap. Liur Ashin terbit, bukan hanya karena makanan yang dibawa, melainkan pada Nurmaya pula. Bagaimana tidak, gadis itu hanya mengenakan selembar kain batik lusuh yang dililitkan ke tubuhnya sebagai kemban. Itu pun tidak sungguh-sungguh mampu menutupi lekukan tubuhnya. Dengan jelas Ashin dapat melihat sepasang dadanya yang terhimpit, menonjol, serasa ingin meloncat keluar dari balik kemban. Kulitnya luar biasa indah, bersatu di dalam malam, tetapi juga terlihat jelas.

“Ashin, silahkan makan.”

Ashin tidak berpura-pura, ia langsun meraih makanan yang diberikan Nurmaya dan langsung menyantapnya sampai tandas. Nurmaya melihat Ashin makan dengan mata berbinar. Ia girang karena telah membantu remaja laki-laki itu. Walaupun bertubuh kecil, Ashin memiliki otot-otot tubuh yang liat. Nurmaya pun tak berpura-pura, ia sungguh menikmati pemandangan ini.

“Terimakasih, Nur. Aku tidak akan melupakan bantuan kau ini,” ujar Ashin terdengar tulus.

Nurmaya mengangguk. Ia tersenyum manis.

“Ehm … apa kau tadi sedang melakukan ritual?” tanya Ashin. Ia memandang tubuh Nurmaya.

Nurmaya mengangguk. “Ada lelaku yang harus aku lakukan.”

“Lalu, sedang apa kedua orang tuamu sekarang?”

“Mereka sudah beristirahat. Sudah tidur. Seharian mempersiapkan keperluan upacara dan ritual. Kalau kau, lelaku apa yang kau kerjakan?”

Ashin mengedikkan kedua bahunya. “Aku di kelenteng bawah sana, bersembahyang, meminta … ah, entahlah, meminta kepada siapa. Siapa saja yang mau memberikanku kekayaan, aku tidak keberatan. Mau dewa dewi, peri, hantu gunung, setan dan iblis sekalian pun aku terima.”

“Kalau syaratnya kau harus mengorbankan orang-orang yang kau sayangi sebagai imbalan atas permintaanmu itu?”

Ashin tertawa. Ia berdiri, berbalik arah, kemudian berjalan pelan. Ashin mengikutinya.

“Aku tak punya orang yang aku sayangi. Kalau mereka mau ambil orang tuaku, silahkan saja. Sekalian dengan kokoh-kokoh dan adik-adikku sebagai bonus.”

Nurmaya mencelos. Ia tidak menyangka segetir itu hati remaja ini.

“Kalau kau? Apa syaratnya supaya bisa mendapatkan pasangan?” tanya Ashin.

Kini keduanya berhenti, berdiri berdampingan. Ada satu dataran kecil dimana mereka dapat melihat sebagian besar wilayah gunung. Lampu-lampu redup berkelap-kelip berasal dari rumah dan bangunan-bangunan pedesaan.

“Kita berada di tempat yang tinggi, ya?” ujar Nurmaya. Kini suaranya yang terdengar getir.

Ashin berpaling menatap gadis cantik di sampingnya itu.

Nurmaya terlihat berkaca-kaca, tetapi ia tidak menangis. Ia mengangkat kedua bahu telanjangnya sedikit. Sepertinya Nurmaya menerima takdirnya.

“Aku tidak mau tidur dengan laki-laki asing demi mendapatkan jodoh, yang mana sudah pasti adalah laki-laki asing juga. Syaratku adalah menyerahkan kegadisanku kepada sembarang laki-laki yang juga melakukan lelaku di tempat ini. Bagaimana bila aku mendapatkan laki-laki setua bapakku? Yang … ah, amit-amit. Aku tidak tahu lagi apa yang harus kurasa dan kupikirkan.”

Ashin mencelos. Bahkan ia sendiri tak berani membayangkan bila gadis secantik dan semenarik Nurmaya harus bergumul dengan sosok laki-laki sembarang dalam penuh dan syahwat.

Hening …

“Wuk … Wuk … Wuk …,” suara itu terdengar, hanya bagi mereka yang memiliki kemampuan dan kepekaan gaib yang tinggi.

Sang mahluk purba serupa manusia, serupa kadal raksasa, dengan belasan mata tersebar di kepala dan rongga mulutnya, merangkak cepat dari dalam kegelapan. Dengan cakarnya yang lancip dan melengkung, menancapkannya tepat ke punggung Ashin.

“Kau tidur saja denganku. Eh … mungkin, mungkin itu bisa membantu. Orang tuamu juga tidak akan peduli dengan siapa kau tidur, bukan? Dibanding kau nanti mendapatkan laki-laki tua bertubuh mengkerut dan kendur, kenapa tidak denganku saja. Walau kecil dan kurus begini, paling tidak, kita sebaya, tidak beda jauh.”

Nurmaya tersentak. Ia memandang tajam ke arah Ashin.

Ashin yang kemudian sadar dengan ucapannya yang lugas itu langsung menunduk. “Sialan. Maaf, aku terlalu lancang dan kurang ajar. Soalnya, kamu … eh, kamu menarik. Ehm … aduhai … semlohai …”

Ashin tidak memiliki pengalaman apapun dalam hal hubungan laki-laki dan perempuan. Mengetahui bahwa Nurmaya harus tidur dengan lawan jenis sebagai syarat lelakunya, keinginan nalurinya yang lugas itu langsung keluar saja, terdengar lugu dan wagu.

Kini, Ashin agak menyesal telah mengucapkannya. Mau bagaimana lagi, Nurmaya memang semenarik itu.

Nurmaya meledak dalam tawa.

Ashin kini yang terkejut. Ia memandang ke arah gadis itu yang kini menatapnya tetapi tak bisa menutupi tawa. Saking serunya tertawa, ia sampai menangis.

“Apa yang lucu, Nur?”

“Kau mengajak aku bercinta?”

“Ah, aku sudah minta maaf tadi, kan?”

Nurmaya menahan laju tawanya sebisa mungkin. Ia menghapus air matanya, kemudian tersenyum lebar. “Kau tahu apa soal tubuh perempuan?”

Ashin menggeleng.

“Sudah ada pengalaman?”

Ashin kembali menggeleng.

“Nah, lucunya disitu. Kau masih lebih muda dariku, dan perempuan berkembang lebih cepat dibanding laki-laki, lho. Seumur kau saja sudah banyak temanku yang kawin.”

“Lalu, bukan berarti aku tak … ehm, tak bisa melakukannya. Gimana-gimana aku laki-laki normal, kok. Naluri saja nanti yang membimbingku. Lagipula, memangnya kau punya pengalaman? Bukannya malah syaratnya kau harus tidur dengan laki-laki sebelum mendapatkan pasangan? Terus, kalau pun aku tak punya pengalaman, apa kau mau yang punya pengalaman? Berarti tunggu saja dapat bapak-bapak, atau kakek-kakek sekalian. Semoga beruntung!”

Ashin kesal karena diejek oleh Nurmaya. Harga dirinya terluka. Masalah seperti ini memang bisa membuat laki-laki sensitif, kejantanannya ditantang.

“Eh, tunggu dulu, kok ngambek gitu kau.”

Nurmaya menyentuh lengan Ashin yang hendak berangkat pergi. Sentuhan biasa, tetapi keduanya pun tiba-tiba tahu dan merasakannya, gejolak dan letupan berahi muncul disana. Sosok mahluk purba serupa manusia serupa kadal raksasa dengan belasan biji mata di kepala dan rongga mulutnya itu kini sudah mencengkram keduanya.

“Ashin … kau tak bohong mengatakan bahwa aku … ehm, menarik?”

“Kenapa aku bohong? Memang itu kenyataannya.”

Wajah Nurmaya kembali memerah. Ia melepaskan sentuhannya di lengan kurus tetapi berotot liat milik remaja laki-laki itu. Nurmanya mundur dua langkah. Ia menatap sepasang mata sipit Ashin, tetapi kemudian berpaling. Sungguh, laki-laki Cina itu tampan.

Kedua tangannya merambat ke dadanya. Jari-jarinya meraba sempalan jarit, kemudian dengan perlahan, Nurmaya melepaskannya. Selembar jarit batik kusam yang membalut tubuhnya kini terlepas dan jatuh di tanah.

1
🍁ოհҽs💃🅷🅴🆁🅼🅸🅽🅰❣️💋👻ᴸᴷ
masih penasaran dengan mimpi2 itu.. apa itu karena campur tangan Wardhani dan wuk wuk? soalnya kan waktu itu blm nemu keris semar itu kan?
fia
bukannya kalau gak sakit2an berarti namanya sesuai ya sama orang yang pakenya
Nikodemus Yudho Sulistyo: iya. tapi berhubung Dihyan selalu merasa rendah diri, ya dia berpikir nama itu terlalu berat buat dia. 😁
total 1 replies
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
Wardhani nih yg di tubuh nya Stefanie
αʝιѕнαкα²¹ᴸ
mr. bule biar bawahnya puyeng ternyata msh bisa mikir 😂
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩: wkwkwkwk logika masih berjalan
total 1 replies
ℛムメနんム⭑ⷫ ᭄ⷶ°♬
mampir kakk
Nikodemus Yudho Sulistyo: Terimakasih. silahkan menikmati
total 1 replies
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
Dihyan lgi tidur di mobil, awas mimpi nya jngn smpe mimpi kek lgi sama Vivian, bisa kaget Centhini yg tak tidur disebelahnya.

klo yg ketemu di mimpi Dihyan Stefanie Indri, mungkinn wae sih, terakhir ketemu juga Dihyan mimpi yg di ksh nomer hp itu
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
Stefanie Indri kah? penari yg dikenalkan Veronica Bungas ke Dihyan?
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
mantap tuh kekuatan keris semar warisan Ashin wkwkwkwk, mimpi juga bisa di imitasi kan, cuma mungkin bedanya tak bersentuhan nyata gitu yaak, ehh bener tak tuh?
🍁ოհҽs💃🅷🅴🆁🅼🅸🅽🅰❣️💋👻ᴸᴷ
jd siapa? Stefanie? atau veronica?
🍁ოհҽs💃🅷🅴🆁🅼🅸🅽🅰❣️💋👻ᴸᴷ
ya iya lah.. orang tidur siang , coba kalo tidur malam pasti mimpi di malam bolong eh apa malam mampet? 😅
🍁ოհҽs💃🅷🅴🆁🅼🅸🅽🅰❣️💋👻ᴸᴷ
padahal kalo tidur bisa mimpi loh Yan 😅😅
🍁ოհҽs💃🅷🅴🆁🅼🅸🅽🅰❣️💋👻ᴸᴷ
akhirnya memiliki pemahaman tentang itu Yan 😅
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
Betul sekali Yan... Vivian mengalami mimpi yg sama dan perasaan nya sama seperti yg kmu rasakan wkwkwkwk.
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
kira-kira di jakarta Ashin bertemu sapa lagi nih di dalam mimpi Centhini? masih lanjut kah mimpi Centhini atw gantian Asuk Dihyan yang mimpi wkwkwkwk
🍁ოհҽs💃🅷🅴🆁🅼🅸🅽🅰❣️💋👻ᴸᴷ
udah bisa dibilang agak kaya lah ya 😅😅
🍁ოհҽs💃🅷🅴🆁🅼🅸🅽🅰❣️💋👻ᴸᴷ
kalo aku mah langsung Terima Shin 😅😅
🍾⃝ ͩIɴᷞᴅͧʀᷡɪͣ_𝐊ᵉʸᶻ'𝐆🌷
judulnya Ling2 terbangun apa Centhini terbangun kak
Nikodemus Yudho Sulistyo: halah..nulisnya sambil mimpi..🤣🤣
total 1 replies
🍾⃝ ͩIɴᷞᴅͧʀᷡɪͣ_𝐊ᵉʸᶻ'𝐆🌷
Dihyan, bkn Ashin kak
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
untungnya baca nya siang hari wkwkwkwk.

klo dibandingkan sama Dihyan, Ashin banyak beruntungnya. Ashin mah langsung praktek lahh Asuk Dihyan mah kan cuma di mimpi 😂

next
Nikodemus Yudho Sulistyo: Ashin kan dedengkotnya soalnya..hehe
total 1 replies
𝕃α²¹ℓ 𝐒єησяιтα 🇵🇸🇮🇩
emang boleh, tak ngelupain masa masa itu klo ntar Ashin atw Ling Ling udah punya pasangan masing-masing? wkwkwkwk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!