Bagaimana jadinya,jika seorang kakak harus menggantikan posisi adiknya untuk menikah dengan seorang wanita yang sama sekali tidak ia kenal,wanita yang akan ia nikahi adalah Anjani Pratiwi,ia seorang gadis yang telah menjadi korban pemerkosaan oleh adiknya sendiri yakni Cakra,hingga akhirnya Anjani hamil dan meminta pertanggung jawaban dari Cakra,namun naas,saat menjelang hari pernikahan mereka,Begitu teganya Cakra memilih untuk kabur bersama mantan kekasihnya,Elang Abimana Wijaya,pada saat itu sedang berada di luar kota karena urusan pekerjaan yang tidak bisa ia tunda,terpaksa menggantikan posisi Cakra karena desakan dari papahnya dan juga untuk menjaga nama baik keluarga Abimana,pada akhirnya mereka melakukan pernikahan secara online,kini Anjani telah resmi menikah dengan Elang,bukan dengan Cakra!
Akankah dua orang asing yang tidak saling mengenal ini bisa menjalani bahtera rumah tangga?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan untuk Anjani
Setibanya di kantor, baik Elang dan tuan Malik, keduanya masuk ke dalam ruangan mereka masing-masing, pagi ini pekerjaan Elang sudah sangat menumpuk, dan rencananya kali ini ia akan mengadakan lagi rapat penting dengan Mr.Anthony mengenai proyek empat perusahaan miliknya yang sedang berjalan dan di kelola di bawah naungan perusahaan HEROIC PASIFIC. Beruntungnya tidak ada kendala, hanya saja Elang ingin menjelaskan beberapa rincian anggaran pembangunan proyek perusahaan tersebut. Elang sendiri selalu transparan mengenai anggaran serta pemasukan dan pengeluaran biaya proyek para kliennya, itu sebabnya banyak perusahaan yang mempercayakan pembangunan perusahaan mereka kepada perusahaan HEROIC PASIFIC milik keluarga Abimana..
Tepat pukul sepuluh pagi, baik Assisten Jo dan juga sekertaris Ana, keduanya sudah menyiapkan ruang meeting serta berkas penting untuk bahan presentasi, Elang sendiri selalu merasa puas atas kinerja dua orang kepercayaannya tersebut.
"Sekertaris Ana, tolong kau kroscek berkas-berkas ini, setelah itu kau buat rekapannya untuk di simpan di dalam document perusahaan, karena berkas ini akan di bawa oleh klien kita, yakni Mr.Anthony."
"Baik tuan!" sekertaris Ana pun langsung meraihnya dan segera melaksanakan apa yang di perintahkan oleh bosnya tersebut.
Tidak lama kemudian Mr. Anthony dan juga assisten nya yakni Renata telah tiba, mereka pun di persilahkan menuju ruang meeting, dimana sudah ada Elang, assisten Jo dan juga sekertaris Ana, tidak lupa pak Samuel sebagai arsitektur kawakan yang telah merancang dan mendesain empat gedung yang sebentar lagi akan segera di bangun, serta beberapa pemimpin jajaran Divisi lain yang ikut terlibat dalam pembangunan proyek besar ini.
Renata sendiri tetap tidak bisa putus pandangannya ke arah Elang, padahal sedari tadi Elang selalu saja bersikap acuh padanya.
'apakah di hatimu sudah tidak adalagi diriku, Elang? Semudah itu kau melupakanku? Aku tidak ikhlas kau bertanggung jawab kepada wanita itu, ia tidak pantas mendapatkan mu apalagi cintamu, aku akan berusaha untuk mendapatkan mu kembali, aku tidak akan pernah menyerah, kau di ciptakan hanya untuk Renata.' batinnya sangat percaya diri.
Kali ini tuan Malik ikut serta dalam meeting tersebut, Renata sendiri langsung menyapanya. Tuan Malik sempat kaget saat melihat Renata kembali, karena walau bagaimanapun, baik Renata dan keluarganya pernah dekat dengan keluarga Abimana.
Meeting pun Akhirnya di mulai, kali ini pak Samuel di tunjuk untuk menjelaskan kembali masalah rancangan gedung serta desain interior untuk empat gedung yang telah menjadi tanggung jawabnya. Sebuah gedung di desain dengan gaya minimalis, serta desain interior di dalam gedung perusahaan yang di bangun sesuai keinginan Mr. Anthony, yakni dengan gaya khas Eropa, Mr. Anthony sendiri ingin jika dirinya saat berada di Indonesia serasa berada di negaranya, yakni Jerman.
Kemudian beberapa perwakilan divisi mulai mempresentasikan hasil kinerja mereka, mereka telah memberikan hasil yang sangat memuaskan, mereka pun sangat tahu jika sampai melakukan kesalahan, maka tuan muda Elang tidak akan segan-segan untuk memecat mereka secara langsung. Ia tidak perduli jika harus di cap sebagai pemimpin yang kejam, baginya tidak akan pernah mempekerjakan seorang pegawai yang tidak becus dalam hal pekerjaan.
Kemudian yang terakhir, barulah Elang mempresentasikan keseluruhan mengenai proyek tersebut, tidak lupa ia menjelaskan anggaran yang harus di persiapkan. Mr.Anthony sendiri merasa sangat puas atas presentasi dari Elang.
"Saya benar-benar suka atas usaha dan kinerja perusahaan anda tuan Elang!"
"Terima kasih Mr. Anthony, saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas kepercayaan anda terhadap perusahaan HEROIC PASIFIC!" tuturnya sembari berjabat tangan.
Tidak lupa tuan Malik ikut serta menyapa dan berjabat tangan dengan Mr. Anthony.
Waktu jam makan siang pun tiba, Elang sengaja mengajak Mr. Anthony beserta jajaran karyawan yang ikut terlibat dalam meeting tersebut untuk makan siang bersama disalah satu Restaurant terkenal di kota ini, letaknya pun tidak begitu jauh dari perusahaan.
Ada satu pemandangan yang membuat netra mereka tertuju kepada Elang, yakni dimana orang-orang memesan makanan enak untuk mereka santap, tapi tidak dengan Elang, ia hanya memesan minuman untuk dirinya dan selebihnya ia malah membuka bekal kotak makan siang miliknya. Tuan Malik sendiri hanya tersenyum lebar menyaksikan putranya akan segera menikmati masakan dari istrinya tersebut.
"Apa yang anda bawa tuan Elang?" tanya Mr. Anthony penasaran, begitu pun karyawan dari divisi lain yang posisi mereka tidak jauh dari tempat duduk Elang.
Sambil tersenyum renyah, dengan bangganya Elang menjelaskan apa yang sedang ia bawa saat ini.
"ini bekal makan siang ku Mr. Anthony, istriku yang memasaknya!"
Mendengar penjelasan dari Elang, Renata tiba-tiba saja menjadi kesal sampai darahnya pun mendidih
'Kenapa kau begitu bangga dengan wanita itu Elang? apakah kau begitu mencintai istrimu? Aku iri pada istrimu, ia bisa di cintai seperti itu oleh dirimu, harusnya aku yang ada di posisi itu!' Batin Renata sangat geram.
"Waw, istri anda sangat hebat! sepertinya kalian berdua adalah pasangan yang saling mencintai!" puji Mr. Anthony kepada Elang.
"Apakah menurut anda seperti itu Mr.Anthony?"
"Iya, tuan Elang, aku bisa melihat dari sinar yang terpancar di kedua bola matamu serta wajah anda yang selalu bersemu merah saat membicarakan tentang istri anda!" jawab Mr.Anthony sembari menatap serius ke arah Elang.
Lagi dan lagi, Elang malah mengulum senyumnya.
'Apakah benar, jika aku telah jatuh cinta terhadap Anjani? Aaarrrkkkhhh ini gila, aku kan hanya berniat ingin mengerjainya saja, tapi kenapa aku malah terjebak di dalamnya, tidak mungkin aku mencintai wanita itu!' Batinnya terus menyangkal.
Kemudian Elang mulai mencicipi Bitterballen buatan Anjani, saat Bitterballen mendarat di dalam mulutnya, ia sangat terkejut dengan rasa makanan tersebut.
'Oh my God! Kenapa rasanya sangat mirip dengan Bitterballen buatan mamah? Bukan hanya mirip tapi ini adalah masakan mamah Helena, Sulit di percaya!' Batinnya merasa takjub dengan masakan Anjani, Elang pun sampai menggeleng karena tidak percaya.
Setelah makan siang selesai, Mr. Anthony memutuskan untuk undur diri, karena rencananya ia akan segera kembali ke negara asalnya karena akan mengurusi bisnisnya yang lain, tapi tidak dengan Renata, ia di utus oleh Mr. Anthony untuk selalu mengawasi jalannya proyek pembangunan empat gedung yang sebentar lagi akan segera di laksanakan, dan Renata sendiri di minta oleh Mr. Anthony untuk selalu standby di perusahaan HEROIC PASIFIC sesuai perjanjian awal. Tadi nya Elang tidak menjadi Maslah karena yang ia tahu sebelumnya jika Renata bukanlah Assisten dari Mr. Anthony, karena setahu dia jika Mr. Anthony memiliki seorang Assisten yang sama-sama berasal dari negara Jerman, dan Elang sendiri pernah bertemu dengannya sekali saat Elang mengadakan kunjungan bisnis ke sana.
Sekitar pukul empat sore, Jordan membawa sebuah Tote bag dengan ukuran kecil untuk di berikan kepada tuan muda Elang.
"Permisi tuan muda, ini ada kiriman dari Victoria jewelry untuk anda!" imbuhnya sembari meletakan Tote bag tersebut di atas meja kerja Elang, dengan perasaan senangnya, Elang langsung meraih Tote bag tersebut, kemudian ia membuka kotak di dalam Tote bag itu.
'Sangat cantik, pasti Anjani akan menyukainya!" batinnya terus saja tersenyum.
sedangkan Jordan terus saja memperhatikan tingkah aneh tuannya yang terus-terusan tersenyum seorang diri sembari memperhatikan benda berbentuk kotak dalam genggamannya.
"Sepertinya itu untuk istri anda ya tuan?" tanya Jordan begitu penasaran.
Tanpa menjawab apa-apa, seketika Elang menjadi gugup dan langsung memasukan kembali kotak tersebut kedalam tote bag, Elang pun malah berusaha mengalihkan Jordan.
"Jo, bisa kau ambilkan dokumen itu?" tunjuk Elang kepada rak berukuran besar yang berada di samping pintu masuk
Jordan pun mengangguk dan segera mengambilkan document tersebut, kini ia tersenyum tipis sembari memperhatikan tuan mudanya
'Ck..ck..ck! Sepertinya anda sudah mulai mencintai nyonya Anjani, saya bisa melihatnya tuan muda, anda tidak bisa menyembunyikannya dariku!' batinnya sangat yakin.
Menjelang malam, Elang dan tuan Malik buru-buru pulang menuju kediaman mereka, seperti biasa Anjani menyambut kedatangan suaminya, melihat wajah Anjani, entah kenapa Elang begitu bahagia, sampai-sampai netranya tidak pernah putus memandanginya, sehingga Anjani menjadi salah tingkah di buatnya. Malam ini keadaan rumah cukup sepi karena dua wanita yang selalu Elang anggap rese itu sudah hengkang dari rumahnya, ia pun merasa sangat lega.
Saat di dalam kamar, Elang tiba-tiba saja memberikan Tote bag kepada Anjani.
"Apa ini suamiku!" tanya Anjani masih kaku memanggil Elang dengan sebutan Suamiku.
"Buka saja istriku, kau pasti suka! Ini adalah kejutan untukmu karena telah membuatkan Bitterballen yang sangat lezat untukku!" tanpa ada rasa kecanggungan, Elang pun sudah berani memuji Anjani secara terang-terangan.
Anjani sendiri sangat senang saat mendapatkan kejutan dari suaminya, ia pun tidak sabar membuka Tote bag tersebut, Anjani sempat terkejut dengan isinya.
Sebuah gelang couple dan terdapat ukiran namanya dan juga Elang, Anjani sempat menutup mulutnya dengan tangannya, karena ia tidak percaya dengan apa yang ia dapatkan.
"Gelang couple, ini untukku suamiku?"
"Iya istriku, sini biar aku kenakan di pergelangan tanganmu!" kemudian Elang memakaikan gelang tersebut di tangan kiri Anjani, begitu pun Anjani, tanpa di suruh, ia pun memakaikan gelang tersebut di tangan kanannya Elang. Ada satu hal yang membuat Anjani takjub, yakni saat kedua tangan mereka berdekatan, tiba-tiba gelang tersebut seperti mengeluarkan kekuatan magnet yang cukup besar, seolah tangannya tertarik, rupanya di dalam gelang tersebut terdapat sebuah kandungan magnet yang cukup tinggi, gelang tersebut pun kini saling berdempetan. Baik Anjani dan juga Elang keduanya saling melempar senyum atas kejadian ini.
"Wah, gelangnya bagus sekali suamiku!"
"Apakah kamu menyukainya?"
"Iya, aku sangat menyukainya, suamiku!" jawab Anjani dengan wajah mulai merona.
Lalu terbesit fikiran nakal di dalam benaknya, Elang pun langsung tersenyum smirk.
"Kau tidak ingin memberikan ucapan terima kasih untukku hah?"
"I iya, maaf suamiku, ehhh...terima kasih atas hadiahnya, aku sangat menyukainya!" ucap Anjani tiba-tiba menjadi gugup.
"Sudah, hanya itu saja? Apa tidak ada hal yang lain selain ucapan terima kasih hah?" tanya Elang sedikit membentak.
Anjani sendiri menjadi bingung atas sikap Elang padanya.
'Memangnya Anda mau apa lagi? Anda ini sungguh sangat membingungkan tuan!' Batin Anjani sangat kesal.
Tanpa rasa malu, Elang menunjuk pipi kirinya oleh jari telunjuknya, Anjani pun di buat heran.
"Maksud tuan apa?"
"Kau jangan pura-pura bodoh, ayo cepat lakukan!" pintanya sambil membentak.
'Ini gila, anda memintaku untuk mencium pipi anda? apa otak anda ini masih waras, tuan?' batinnya penuh rasa kesal.
"Ayo cepat!" pinta Elang memaksa dan kemudian menarik tangan Anjani, hingga akhirnya tubuh Anjani jatuh ke dalam pelukannya. Kini Anjani mencoba mendekatkan wajahnya, jantungnya kembali berdebar cukup kencang karena Elang terus saja menatapnya tanpa berkedip, sampai akhirnya Anjani malah memejamkan kedua matanya, sialnya Elang telah memindahkan posisi wajahnya, yang semula niat Anjani ingin mengecup pipi kirinya, namun kini malah mengenai yang lain, tanpa rasa malu, Elang dengan beraninya melakukan penyatuan, Anjani sempat berontak, tapi Elang justru telah mengunci tubuhnya dan menekan tengkuk lehernya, agar Anjani lebih mendekat ke padanya, kali ini Anjani pasrah, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi, bibirnya pun terasa panas seperti di sengat oleh lebah akibat ulah dari Elang.
'kenapa tuan selalu bertindak seperti ini? Bagaimana jika seandainya aku tidak bisa mengendalikan perasaanku padamu? Sedangkan pernikahan kita tinggal beberapa bulan lagi, aku tidak sanggup untuk merasakan patah hati, tuan muda!' Batinnya meronta-ronta.
Bersambung....
🌹🌹🌹🌹🌹
Alhamdulillah... Elang sudah sembuh dari amnesia...