“Apa! Aku impoten.”
Super kaya dengan wajah tampan menawan membuat wanita menggilai dan bertekuk lutut di bawah kakinya, Namun hingga saat ini Devano Kaisar belum terlihat memiliki pasangan, membuat orang meragukan kelaki-lakiannya.
“Rumor sampah. Aku tidak akan menikah jika belum menemukannya,” Bayangan perempuan misterius berkalung emas terkenang yang menyelamatkan nyawanya.
Hingga suatu situasi membuat pertahanan Devan runtuh. Ia terpancing membuktikan keganasannya di ranjang dengan gadis cantik, pekerja keras bernama Jasmine putri. Namun sial, perempuan itu ternyata pelayan rumahnya.
Terjebak satu malam panas membuat Devan harus menikah dengan Jasmine si pelayan. Ini gila. Kenapa harus dia? Sungguh Devan tidak terima karena telah melanggar janjinya untuk tidak menikah. Bagaimana dengan perempuan misterius yang menolongnya?
Dan Jasmine segala upaya ia lakukan agar bisa membiayai kuliahnya namun takdir malah membawanya menikah dengan majikan. Ini gila!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Wawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terciduk
“Tuan jangan tuan! Lepaskan saya!” tahan Jasmine mendorong dada anak tuannya yang telah sejak tadi menindihnya, mengecup ceruk lehernya dengan kabut gairah.
“Aku akan memuaskanmu! Kau akan merasakannya! Akan aku buktikan jika aku lelaki perkasa,” ucapnya dengan gelora gairah menggebu. Ya tuduhan tentang dirinya bukan lelaki normal membuat harga diri Devan terluka.
Astaga semakin panik saja Jasmine, anak tuannya akan melakukan sesuatu padanya.
“Tuan Devan, jangan tuan!” Jasmine meronta dalam kungkungan Devan agar tidak melakukan hal tak pantas. Namun tubuh mungil Jasmine terkunci saat kedua tangannya di tahan oleh Devan.
“Tuan tolong jangan!” rintih Jasmine bergetar ketakutan, akan tetapi Devan tak menghentikan aksinya terus mencumbui setiap inci tubuh Jasmine.
“Aku akan membuatmu mendesah semalaman!” ucap Devan lalu membungkam bibir Jasmine dengan ciuman yang menuntut, membuat Jasmine kepayahan tak bisa bernapas.
“Tuan hentikan!” ucapnya dengan dada naik-turun saat tautan bibir itu terlepas.
Gairah Devan meluap sungguh ia tidak bisa menahan diri seolah ada desiran aneh di dalam dadanya saat menyentuh wanita ini. Rasanya ia tak asing dengan tubuh ini. Tubuhnya begitu mendambakannya banyak.
“Ahhh,” teriak Jasmine saat Devan mulai merobek pakaiannya, melucuti dengan kasar.
“Tuan jangan,” raung Jasmine bercampur dengan isakan, mencoba berontak namun ia kalah tenaga oleh pemuda bertubuh kekar itu, air matanya telah jatuh deras. Masa depannya akan hancur.
Tubuh polos Jasmine telah terpampang nyata. Devan telah berhasil membuka semua pelindung tubuh Jasmine, menatap kulit putih, mulus yang membuat gairahnya semakin tersulut oleh api birahi. Kini giliran Devan melepas kain pelapis tubuhnya.
“Kau akan tahu keperkasaanku!” ucap Devan berkabut gairah tak peduli pada Jasmine, Devan telah di kuasai oleh hawa nafsu tidak peduli dengan rintihan Jasmine.
Puas mencumbui Jasmine, Devan membuka paha Jasmine lebar mulai memosisikan dirinya. Devan mengarahkan kejantanannya ke pusat inti Jasmine, membuat gadis ini semakin terisak sembari meremmas sprei kuat saat merasakan ada sesuatu yang mendorong untuk masuk.
“Ah,” pekik Jasmine kesakitan saat milik Devan mencoba memaksa memasukinya namun ternyata sangat sulit.
Setelah mencoba beberapa kali dengan sentakan keras, Devan telah menyatu.
“Ah ...” pekik Jasmine saat selaput daranya terkoyak, tangisannya semakin kencang Saat merasakan sesak, penuh, sakit berbaur menjadi satu di inti tubuhnya.
Darah yang menetes kini telah menjadi tanda jika Jasmine telah hancur pertahanannya roboh.
Devan mulai menggerakkan pinggul, memompa berpacu mengejar kenikmatan. oh sungguh tubuh ini terasa nikmat hangat dan begitu mencengkram miliknya kuat.
“Aku telah hancur,” batin Jasmine dengan air mata terus mengalir dari sudut pipinya. Anak majikannya ini telah merampas kehormatan yang selama ini dia jaga.
Bagaimana dia nanti akan menjelaskan pada keluargannya di desa jika dia sudah tidak suci lagi. Apa masih ada pemuda yang akan menerimanya sebagai istri?
****
“Memalukan!”
Suara berat penuh kemurkaan menggelegar, memenuhi ruangan kamar. Dari seorang berdiri di ujung tempat tidur.
Jasmine menggeliat pelan mengumpulkan separuh nyawa, badannya terasa remuk redam, terutama tubuh bagian bawah. Ia pun perlahan tersadar mulai membuka kelopak mata sayu menyadari hari telah pagi.
Apa yang telah terjadi padanya?
Jasmine menurunkan pandangannya, mengamati tubuh polos yang berada di balik satu balutan selimut dengan Devan.
Astaga ....
Memori Jasmine berputar mengingat apa yang telah terjadi. Oh, tidak! Semalam dia telah menghabiskan satu malam dengan pemuda itu, yang tak lain adalah anak pemilik rumah.
Ya tuhan
Deg ...
Wajah Jasmine seketika memucat, belum lagi hilang keterkejutannya berada dalam pelukan anak majikannya. Kini jantungnya seakan terjun bebas ke dasar perut.
Melihat lelaki paruh bayah menatapnya dengan kemurkaan.
“Tu ....Tuan,” ucap Jasmine terbata dengan tubuh bergetar ketakutan.
Tamatlah riwayatnya. Dengan cepat mencoba menjauhkan tubuhnya dari Devan.
Pemuda yang berada di samping Jasmine pun mulai menggeliat tersadar dari tidurnya. Memegang kepalanya yang terasa berat.
"Devano Kaisar Raditya" sentaknya.
“Papa,” Devan terjengkit kaget mendengar suara menggelegar dari papanya, dengan cepat mengubah posisi menjadi duduk.
“Apa yang telah kalian lakukan?” bentak lelaki paruh baya bernama Bagas Raditya.
“Kau tidur dengan pelayan!” geram Bagas.
“Pa.”
Mendengar itu seorang perempuan ikut masuk ke dalam kamar.
“Ada apa Mas?”
Netra membola saat melihat ke arah ranjang sepasang anak manusia duduk di atas kasur dengan selimut menutupi tubuh polosnya.
“Jasmine,” seru perempuan itu terkejut melihat pelayan, berada bersama dengan putra tirinya.
Jasmine tertunduk dalam, saat perempuan bernama Mayline yang tak lain nyonya rumah ini itu menatap dirinya. Sungguh rasanya dia ingin menghilang dari dunia ini. Rasa malu, kecewa, merasa bersalah tersemat dalam dirinya untuk Mayline karena telah tidur dengan anak majikannya. Walau dia sama sekali tak menginginkannya.
Brukk ...
Suara benturan keras terdengar. Membuat kepanikan.
“Papa!” pekik Devan saat melihat papanya telah terjatuh di lantai. Tak sadarkan diri.
“Mas,” jerit Mayline. “Mas bangun! Buka matamu!”
Bagaimana selanjutnya like, coment, vote