Kehidupan Xavier perlahan berubah saat mendapati seorang gadis pindahan yang tinggal tepat di lantai atas dari apartemen miliknya,
Pria berandal yang memang kurang perhatian dari kedua orangtuanya itu sedikit demi sedikit mendapati kehangatan dari seorang Casandra! gadis rumahan yang lembut nan ramah dan hanya tinggal berdua dengan sang ibu.
Kepolosan Casandra mampu membuat Xavier hanyut dan dilema atas perasaan nya sendiri! jika biasanya ia sangat mahir dalam menaklukkan hati seorang wanita! kali ini ia justru kebingungan dalam menyatakan perasaannya pada Casandra.
Akankah Xavier menemukan jalan kebahagiaan dan meninggalkan segala kebiasaan buruknya demi Casandra???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ketakutan Theron Akan Jarum Medis
Suara pintu kamar yang di gedor-gedor kasar seketika membuat Theron membuka mata dengan tatapan kosong.
Gadis sialan satu itu!!! tak bisakah dia berhenti membuat keributan!?
Pria dengan rahang tegas serta tatapan tajam itu seketika menyibak selimut serta melakukan peregangan saat kakinya telah berdiri tegak sempurna.
Pintu ruangan yang akhirnya terbuka seketika membuat Dixie berteriak.
"Bite your tongue!!! Aaaiiissshhh!!! kau ini sungguh lebih berisik daripada ayam betina yang mau bertelur!!!" Theron mendengus kesal dengan tatapan sinis ke arah sang saudara.
"Kau!!! tak bisakah kau berpakaian dengan semestinya??"
"Apa maksudmu??" Theron berucap remeh serta menyandarkan kepala pada daun pintu.
"Dasar pria mesum!! di mana celana piyama mu???"
"Aku sungguh tak terbiasa mengenakannya!!! itu membuat mephisto ku sedikit kesulitan untuk bergerak!!"
"Kau ini sungguh keterlaluan!!! cepat turun dan makan lah!!!"
"Tidak biasanya kau mengkhawatirkan diriku, wahai adikku yang sialan!!" Theron terkekeh, ia justru bahagia melihat raut wajah kesal sang adik.
"Diam!!! jika bukan ibu yang meminta maka aku akan tetap membiarkan mu mengurung diri seharian di kamar!! sungguh merepotkan sekali kau ini!!!"
Dixie berucap ketus sebelum akhirnya memutar tubuh dan hampir melangkah pergi,
"Tunggu-, apa kau berhasil menemui Cassie semalam??" Dixie pun kembali berbalik badan dan menatap wajah lesu sang kakak.
"Pria incaran mu dia sungguh keterlaluan akhir-akhir ini!!"
"A-apa?? maksud mu, Xavier??" alis Dixie menukik tajam saat mendengar perkataan yang terlontar dari mulut Theron.
"Siapa lagi?? jika saja dia bukan kakak lelaki Cassie mungkin diriku sudah menodongkan senjata di kepalanya!"
"Jangan pernah berani melakukan hal itu, Theron!!! atau diriku yang akan membunuhmu!!"
"As you wish!!!"
Theron membanting pintu kamar dan kembali lenyap dari pandangan Dixie, membuat gadis itu kebingungan juga gelisah seorang diri.
Ada apa sebenarnya?? kenapa Theron terlihat berbeda dari biasanya? apa Cassie belum juga menerima perasaannya?
"Haruskah diriku menanyakan hal ini pada Cassie? sudah beberapa hari pula diriku tak mendapati Cassie di perpustakaan kota! apa dia baik-baik saja?"
Langkah kaki Dixie seketika melebar, ia kembali menghampiri Nyonya Fleur Thania Delanciena yang kini berkutat dengan kain alat sulam kain di sofa ruang keluarga.
"Ibu ...," suara lirih Dixie serta dekapan erat sang putri seketika membuat Nyonya Delancie tersenyum hangat.
"Ada apa dengan mu sayang? apa Theron tak bersedia turun juga untuk makan? apa yang terjadi sebenarnya pada kakakmu Dixie?"
"Entahlah! bukankah dia memang selalu acuh terhadap ku?" Dixie menegakkan postur tubuh dan menatap paras sang ibu yang perlahan memudarkan senyum.
"Dixie-,"
"Kenapa Theron tak menyukai diriku ibu? apa yang salah dengan ku? kenapa hubungan ku dengan Theron tak bisa seperti Xavier juga Cassie?"
"Apa yang kau katakan Dixie?? Theron kakak mu, dia memang tampak keras juga acuh tapi sebenarnya dia memiliki hati yang lembut Nak! dia juga peduli terhadap kita! dia bahkan memiliki tekad yang kuat untuk menyakiti seseorang yang telah membuat kita kecewa! itulah alasan kenapa ayahmu mengirim Theron keluar negeri!"
"A-apa??"
Nyonya Delancie seketika termenung dengan tatapan kosong, wanita itu tertunduk sembari memejamkan mata sebelum akhirnya kembali membuka suara.
"Theron hampir mencelakai seseorang saat itu! dia sangat menyayangi kita Dixie!! hanya saja-, rasa sakit hati yang begitu dalam membuat ia jadi berubah seperti saat ini! dan seharusnya ibu tak membiarkan ayah mu mengirim nya ke luar negeri! "
****
Dering gawai milik Xavier yang terus berbunyi akhirnya membuat Cassie beranjak menghampiri sosok kakak sambungnya.
"Apa ada masalah? kenapa tak menjawab panggilan?"
Xavier membuang nafas kasar dan seketika meletakkan gawai di atas rak tanaman.
"Xav! Dixie-,"
"Jangan mencoba untuk menjawab panggilan nya!! aku sungguh muak dengan gadis itu, Cassie!!"
Tak berselang lama,
Ponsel dalam saku celana training yang dikenakan Cassie pun terasa bergetar,
Dixie?? ada apa sebenarnya?? kenapa ia terus menghubungi ku bahkan Xavier? apa ada sesuatu yang genting?
**
Melangkah terburu-buru memasuki sebuah ruang rawat pada klinik terdekat di area Sungai Gurkha, Casandra juga Xavier seketika disambut oleh Dixie juga seorang wanita paruh baya.
"Cassie!!! akhirnya kau kemari!!"
"Dixie-, bibi!! maaf saya-,"
"Tak apa!! masuklah segera! Theron sama sekali tak ingin mendengar perkataan siapapun!! luka nya bahkan masih dibiarkan begitu saja karena ia terus mengamuk!!"
Cassie pun bergegas masuk, dan seketika melepas genggaman dari tangan Xavier.
Apa dia mengkhawatirkan Theron?? tapi kenapa?? seharusnya diriku tak terburu-buru menyatakan bahwa aku mengizinkan Theron untuk mendekati Cassie saat itu! sialan!!!
"Xav ..., aku minta maaf! karena aku-, selalu mengganggu dirimu! tapi Theron! dia sungguh membutuhkan kehadiran Cassie saat ini!"
"Tak apa! kuharap dia baik-baik saja!!" Xavier berucap datar sebelum akhirnya memilih untuk mendudukkan diri pada sudut kursi ruang tunggu.
Kecanggungan tampak terjadi antara Dixie juga Xavier, kedua anak manusia itu terlihat lebih hening dan terduduk secara berjauhan.
Dia benar-benar tak ingin dekat denganku?? tapi kenapa jantungku tetap berdetak tak beraturan seperti sekarang??
Dixie melirik sepintas pada Xavier yang kini lebih menikmati menyandarkan kepala dengan memejamkan mata.
Sementara itu di ruang penanganan,
Cassie nampak menggenggam telapak tangan Theron dan meyakinkan bahwa sang pria mampu melanjutkan penanganan jahitan pada luka di area dahi juga kepala.
"Tak apa semua pasti akan baik-baik saja, dirimu ketua dari geng gagak hitam bukan?? kenapa harus takut pada jarum medis?"
"Igloo-, masalah nya adalah -,"
"Ssstsssttt!! jangan terlalu banyak bergerak! atau jahitan pada luka mu akan semakin melebar!!"
Theron seketika terdiam, ia hanya mampu memandangi paras manis Cassie yang turut fokus memperhatikan gerak-gerik dari tangan sang petugas medis.
Dia?? apa benar dia gadis kecil itu?? tapi rasanya tidak mungkin -, dia bahkan memiliki saudara laki-laki! ini sungguh bukan dirinya!
Nyonya Delancie justru tertegun saat melihat sosok gadis asing yang kini berada dalam satu ruangan dengan dirinya dan begitu digandrungi oleh Theron sang putra.