Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Cadar Maryam
Setelahnya Maryam mengambil beberapa Daun dan juga Akar dari beberapa tanaman obat yang ada di sana, sebagai bahan untuk pembuatan ramuan untuk nenek dan kakek nya.
Nenek Maryam dan kakek Amar telah berlalu meninggalkan Maryam yang sedang asyik memetik beberapa Bahan untuk pembuatan Ramuan herbal.
***
Sore hari
Maryam menyadari jika Reza belum pulang dari kantor bergegas menuju dapur untuk membuatkan kakek Amar dan nenek Halimah minuman herbal, Seperti yang sebelumnya dia janjikan kepada keduanya.
Maryam melakukan semua pekerjaannya dengan sangat cepat, karena tidak ingin jika Reza tau kalau Maryam berada di dapur.
Maryam masih mengingat betul kejadian tempo hari, yang membuat Reza sangat marah kepada dirinya, karena menggunakan dapur tanpa izinnya.
Pelayan yang menyadari jika Maryam tengah di dapur, kemudian segera menghampirinya dan ingin membantu, namun Maryam menolaknya.
"Tidak usah BI Siti, Maryam hanya membuat Minuman herbal saja untuk kakek dan nenek. " Ucap Maryam halus, menolak tawaran bi Siti yang akan membantunya.
Melihat Keperdulian Maryam kepada keluarga kakek Amar seketika membuat bi Siti merasa terharu dan Menitihkan air mata.
Maryam yang menyadari hal itu segera bertanya.
"Bi Siti kenapa ??, apa Bu Siti Sakit??" Ucap Maryam sedikit panik , mengetahui pelayan senior tersebut menangis.
"Tidak non, bibi tidak sakit!, Bibi hanya senang non Maryam datang ke keluarga ini" Ucap bi Siti penuh haru. Dan di balas senyuman manis di balik cadar yang dikenakan Maryam.
Meski senyum Maryam tidak terlihat oleh BI Siti, tapi bi Siti mengetahui jika Maryam tengah tersenyum kepadanya, melalui sorot mata yang di perlihatkan.
Maryam tetap menyibukkan diri dengan pekerjaannya yang belum selesai saat itu, dengan di temani ni Siti sebagai mandor lapangan.
Bi Siti Sangat mengetahui betul bagaimana karakter orang-orang yang ad di keluarga ini, Menyadari Perilaku Maryam sangat mirip dengan Almarhum ibunda Reza, tidak heran jika nenek Halimah dan Kakek Amar mudah sekali dekat dengan dirinya.
Terlebih dengan Sikap dan kepribadian Maryam yang lembut dan sopan, tidak hanya Majikanya saja akan senang, tapi tentunya setiap orang yang mengenalnya akan senang berada dekat dengan Maryam.
"Bi Siti kenapa melamun".. Ucap Maryam membuyarkan lamunan Pelayan tersebut.
"Ehhh.. emm.. tidak non hehe" Ucap bi Siti malu-malu.
Setelah menyelesaikan semua pekerjaannya di dapur, Maryam bergegas membawa minuman herbal tersebut kepada kakek dan neneknya.
"Bi.. Ini Maryam sudah selesai, Maryam tinggal dulu ya, Ohya, Maryam minta tolong ya Bi, ini Maryam belum sempat membereskan " Ucap Maryam memohon bantuan kepada pelayan nya tersebut.
"Dengan Senang hati non Maryam" Jawaban cepat Bi Siti.
***
"Kakek Nenek... Disini ternyata kalian" Ucap Maryam antusias, setelah berkeliling mencari keberadaan Kakek Amar dan Nenek Halimah.
Keduanya sedang menikmati pemandangan, dengan duduk di samping kolam renang di belakang rumah besar tersebut.
Kakek Amar dan nenek Halimah tersenyum melihat kedatangan Maryam , Yang sangat bersemangat untuk memberikan mereka Minuman herbal yang telah di buat nya.
"Wahh apa ini Maryam"... uCap nenek Halimah berbinar.
"Ini nek minuman yang Maryam Katakan, Coba kakek dan nenek Minum selagi hangat" Ucap Maryam lembut.
"Terima kasih nak, kamu jadi repot membuatkan ini " Ucap kakek Amar.
"Tidak kek, Maryam senang kok " Jawab Maryam kemudian.
Seketika keduanya meminum Minuman yang di buat oleh Maryam, Menikmati setiap tegukan dan merasakan Manfaat yang terkandung didalamnya.
Dari kejauhan Maryam dapat melihat Reza yang tergopoh-gopoh lari ke arahnya.
"Kakek .. Nenek... Sedang apa kalian di sini, Udara di sini tidak akan baik untuk kesehatan kalian" Ucap Reza dengan sorot mata tajam ke arah Maryam yang sedari tadi duduk disana.
"Zaa... Nenek dan kakek hanya menikmati pemandangan sore hari ini, disini sangat sejuk Za" Ucap nenek Halimah kemudian.
"Tapi tetap saja Nek, nenek harus banyak beristirahat saat ini " Tukas Reza kemudian.
" Meskipun dibalik sikap kasarnya ternyata dia sangat perhatian terhadap nenek dan kakek" Gumam Maryam dalam hati
"Sudah-sudah kalau begitu Dorong Nenek Ke dalam Za, " Ucap nenek Halimah memecah ketegangan . Dan merasa tidak ingin berdebat dengan cucu nya tersebut.
Melihat Reza yang kesulitan membawa tas dan Jas di tangannya Seketika Maryam Mengambil nya dari tangan Reza , Agar Reza dengan mudah mendorong kursi roda nenek Halimah.
Menyadari tindakan kecil yang di lakukan Maryam, Seketika membuat Kakek Amar dan nenek Halimah bahagia.
Setelah Mengantarkan keduanya masuk ke dalam kamar, Reza bergegas untuk menuju kamar nya.
Reza dan Maryam masuk kedalam lift bersamaan. namun tidak ada obrolan diantara keduanya. Reza yang sibuk dengan smartphone miliknya dan Maryam yang selalu menundukkan pandanganya.
Setibanya di kamar , seperti biasa Maryam bergegas untuk menyiapkan Air untuk Reza mandi, Menyiapkan perlengkapan lainnya seperti Baju dan celana yang akan di kenakan Reza.
Setelah semua kebutuhan Reza disiapkan Maryam, Maryam bergegas untuk Menuju Ruang kecil miliknya. merebahkan dirinya di atas kasur yang berukuran kecil , dan mungkin hanya cukup di kenakan untuk satu orang, namun karena Maryam memiliki tubuh yang ramping membuat kasur tersebut masih terasa lega untuk dirinya.
Tak berselang lama Reza pun Menyelesaikan ritual mandinya. Namun dengan sedikit tergesa-gesa reza keluar dari kamar tersebut, Entah apa yang membuatnya tergesa-gesa keluar kamar saat ini.
Tidak ingin terlalu memikirkan Reza, Maryam memejamkan matanya, sembari menunggu datangnya Azan Magrib.
Maryam tersadar setelah mendengar suara Adzan berkumandang, segera Maryam menuju kamar mandi , Maryam melepaskan cadarnya dan meletakkan ke sembarang tempat, setelahnya segera masuk kedalam kamar mandi dan mengambil wudhu.
Setelah Mengambil wudu maryam segera Keluar dari kamar mandi, dan alangkah kagetnya dia mendapati Reza telah berada di dalam Kamar , Maryam yang masih merasa kaget hanya terdiam , begitu pun dengan Reza yang seketika mematung memandang kecantikan dari wajah Maryam. Pandangan Mata keduanya pun Seketika beradu.
Maryam yang menyadari , dirinya tidak mengenakan cadar , segera mencari -cari ke sekeliling tepat, Maryam berjalan mondar -mandir dengan menutupi wajahnya menggunakan kerudung besarnya.
"Duhhh .. Dimana sih tadi !!!" Ucap Maryam lirih, namun masih dapat di dengar oleh Reza .
"Ya Ampun , Kenapa kamu bisa lupa Maryam, !!!" Ucap Maryam merutuki kecerobohan dirinya.
Reza yang masih terkejut dengan betapa cantiknya wajah Maryam pun, masih saja mematung melihat kebingungan dan kepanikan Maryam mencari dimana Cadar miliknya.
Menyadari Maryam yang semakin panik, Reza segera Mengambil cadar milik Maryam yang dia letakkan di Bawah Televisi.
Reza Melangkah ke arah Maryam yang merasa sangat gugup, dan Mengulurkan Cadar miliknya. Dengan perasaan gugup dan malu Maryam menerima uluran tangan Reza, dan segera mengambil cadar miliknya.
"Apa Kau memang Selalu Ceroboh?? " Ucap Reza dengan nada dingin
Berdiri tepat dihadapan Maryam yang tidak mengenakan cadar, Reza merasa jantungnya serasa akan copot.
"Tidak Ku sangka ternyata Dibalik kain penutup itu, terdapat wajah yang begitu sangat cantik, Pantas dia selalu menutupinya" Batin Reza yang masih merasa kagum dengan kecantikan Maryam.