Putri Kecil Sang Penguasa "Bayi Genius 100 Milyar"

Sejenak Nadine menelan salivanya, sesaat setelah Andre menghilang, dia masuk ke dalam mobil nya diikuti oleh laki-laki berwajah dewa Yunani itu, Seketika Jantung Nadine berdetak tidak beraturan, telapak tangannya Seketika mendingin.

"So?"

Heidar bertanya ke arah Nadine, laki-laki itu terlihat begitu Santai dan biasa-biasa saja, memiringkan tubuhnya, lantas menatap dalam wajah Nadine.

Seketika yang di tatap membeku.

So? yah memang nya so kenapa? apa aku harus bilang, tuan tolong bertanggung jawablah, aku hamil, ada kecebong didalam perut ku, ah maksud ku ada bayi didalam perut ku.

Batin Nadine

Tapi tunggu dulu, bukan kah kemarin aku meninggalkan catatan di kamar hotel? Jangan meminta pertanggungjawaban dari ku! Aku pasti sudah gila saat menulis nya.

Heidar mengerutkan dahinya, menatap wajah Nadine yang tampak bingung harus berkata apa.

"Aku fikir kami harus bertanggung jawab terhadap diri ku"

Tiba-tiba heidar berkata sambil memajukan wajah nya, membuat Nadine Seketika memundurkan kepalanya.

"Ada cukup banyak kerugian yang aku dapatkan hari itu"

Ucap Heidar lagi.

Nafas mereka jelas terasa begitu dekat, aroma mint tercium begitu lembut di balik hidung Nadine, seketika wajah laki-laki itu terasa begitu indah dipandang, begitu tampan, kharismatik, wajah yang terlihat begitu memabukkan yang di penuhi jambang disisi kiri dan kanan nya.

Seketika otak Nadine mulai traveling kemana-mana, sesi percintaan yang panas, bibir yang sensual, ciuman yang memabukkan, tubuh yang berotot dan begitu meng..gairah..kan. Tangan Nadine rasanya ingin sekali Menyentuh wajah itu, tidak tahu kenapa seolah-olah ada jiwa lain yang tiba-tiba memberontak di balik perutnya, seolah-olah meminta agar Nadine segera menyentuh wajah laki-laki itu, memeluk tubuh Kokok itu dan..

akhhh aku pasti sudah gila.

Nadine menggeleng-geleng kan kepalanya.

"Maafkan aku tuan"

"Tuan?"

Heidar menaikkan alisnya.

Aku lupa siapa nama mu.

Pekik Nadine dalam hati.

"Bahkan kita melewati sesi panas bersama, berulang kali kamu menyebutkan nama ku di malam panas itu, tapi hari ini kamu memanggil ku, tuan?"

Protes Heidar ke arah Nadine.

Aku benar-benar lupa nama mu, tuan.

"Heidar, kau harus bisa mengingat nya dalam seumur hidup mu"

Ahhhh ok heidar.

Batin Nadine lagi.

"Kamu tahu berapa banyak kerugian ku?"

Tanya heidar cepat.

Nadine menggeleng-geleng kan kepalanya.

"Kehilangan waktu, menunda rapat dan pertemuan penting, kehilangan proyek berharga, bahkan aku juga menyerahkan seluruh tubuh ku pada mu, dari atas hingga kebawah"

Keluh Heidar cepat kearah Nadine.

"Apa yang terakhir termasuk kerugian?"

Tanya Nadine dengan polos nya.

"Tentu saja, aku menghabiskan banyak keringat, menghabiskan banyak tenaga bahkan juga menghabiskan cairan penting yang aku tanam kan di bawah sana, dan jika beruntung kamu bisa mendapatkan benih super dari laki-laki 💯 milyar, jika dia berkembang biak dengan baik nilai nya setara dengan 💯 milyar"

"Hahhhh apaa?"

Jelas saja Nadine terbelalak kaget.

"💯 milyar? bagaimana bisa?"

Tanya Nadine sambil membulatkan bola matanya.

"Jika kamu tidak bertanggung jawab pada ku, kamu harus membayar 💯 milyar nya, tapi jika kamu bertanggung jawab pada ku, maka 💯 milyar nya menjadi milik mu"

Tunggu dulu, bagaimana maksud nya? aku tidak paham itu.

Nadine bertanya bingung didalam hatinya.

"Tapi tuan, bukankah yang harusnya di rugikan itu aku?"

Protes Nadine cepat.

Kenapa dia yang di rugikan hingga 💯 milyar? yang rugi kan seharusnya Aku, aku ini seorang perawan? memang nya dia punya kekayaan sebesar 💯 milyar hingga berkata jika benih kecebong nya berbuah bisa mengeluarkan uang dengan nilai segitu banyak nya.

Melihat ekspresi Nadine jelas membuat Heidar mengulum senyuman nya.

Tentu saja 💯 milyar, karena jika berhasil membuahi benih dari nya, artinya anak yang dilahirkan akan menguasai seluruh kekayaan ZAHRAZ HEIDELBERG COMPANY yang nilai nya tidak kurang dari 💯 milyar dalam USDolar.

"Oh ya? kamu merasa begitu dirugikan?"

Heidar bergerak semakin memajukan tubuhnya, membuat Nadine tidak bisa bernafas dengan baik, apalagi saat wajah mereka tampak tidak memiliki jarak, bahkan hidung laki-laki itu jelas telah menyentuh hidung nya.

"Iya"

Ucap Nadine sambil memejamkan bola matanya.

"Kalau begitu mari kita menikah"

"Ya?"

Seketika Nadine membuka bola matanya, tatapan mereka jelas saling menyatu begitu dalam.

Apa? apa tadi? aku tidak salah dengar kan?Menikah?