TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEMBILAN
"Kok kamu mirip Kak Esa sih?" Snow tertawa cekikikan melihat wajah Mahesa yang dia kira hanya halusinasi.
Obat perangsang memiliki banyak efek samping salah satunya memang delusi tapi Snowy tidak sedang delusi. Yang Snowy lihat detik ini benar-benar Mahesa suaminya.
"Cium Aku!"
Snowy menarik kerah jaket hitam suaminya, memberikan pagutan rakus di sana. Mahesa menerimanya dengan lapang dada.
"Ayok kita icip-icip!"
Snowy mendorong tubuh Mahesa hingga terjatuh terlentang ke sofa. Snowy sudah setengah telanjang, hanya mengenakan rok dan bra saja.
Barusan Mahesa membawa masuk gadis itu dengan cepat sebelum ada orang hotel yang melihatnya.
Beruntung hotel-hotel di sini tidak di satu gedung, melainkan berupa cotage yang terpisah-pisah. Kemungkinan banyak orang berseliweran semakin tipis.
Snowy melangkah naik di atas perut Mahesa yang mendelik dengan aksinya, meremas pipi Mahesa begitu gemas, dia juga menjatuhkan kecupan cepat sambil berdesah.
Mahesa bisa apa selain pasrah. Hanya sesekali saja dia menepikan wajah Snowy, tepatnya di saat dia sudah kehabisan oksigen.
"Snow huh!" Mahesa mencekal kedua tangan Snowy, menatap meyakinkan. Berusaha menyadarkan istri cantiknya. "Setelah sadar, aku yakin kamu nyesel ngelakuin ini!"
Mahesa tak mau melakukan jika dalam kondisi mabuk. Ini tidak seru, Snowy saat sudah sadar pasti akan membunuhnya.
"Kok suara kamu mirip Kak Esa sih! Sebel, sebel, sebel!" Snowy memukuli dada Mahesa yang lekas dicegah.
"Aku emang Esa, Snow!" pekiknya.
Snowy memandang seksama kembali wajah tampan itu. "Beneran?" tanya yang lantas dijawab dengan anggukan kepala Mahesa.
"Kamu ditipu pacarmu kau tahu. Pacar kamu yang katanya paling sopan dan paling nggak bisa melakukan hal jahat, dia memberimu minuman perangsang!" Mahesa smirk puas.
"Jadi panas ini karena dia?" Snowy kecewa, dia benar-benar tak mencurigai kekasih yang paling sopan diantara yang lain.
Rick tak pernah berlaku buruk, bahkan dia selalu mendukung paham feminisme. Dia selalu menghormati wanita apa lagi padanya.
"Pantesan kamu masih ganteng!" Snowy mencubit geram kedua pipi suaminya, dan sungguh ini hal yang cukup menyakitkan bagi Mahesa. "Tapi, kamu terlalu cuek!"
"Aku jadi nggak suka sama kamu sekarang tahu nggak sih?! Aku tuh lebih suka sama orang lain!" jujur Snowy. "Kalo Rick nggak suka main curang, dia yang akan Snowy nikahi kalo nanti kita pisah!"
Mahesa penasaran, selain saat ulang tahun yang ditolak dulu apa yang membuat Snowy menjadi sangat benci padanya. "Emang kenapa bisa nggak suka lagi hmm?"
"Soalnya, Kak Esa gay!" Snowy meremas mulut Mahesa yang menepisnya. "Snowy pernah liat Kak Esa ciuman sama Kak Dewa! Di belakang rumah King!"
Mahesa menarik ingatannya kembali ke masa lalu, dia memang pernah.... "Sialan, itu nggak sengaja!" tegasnya menolak.
"Snowy gerah." Snowy merosot ke sofa, sekarang Mahesa yang beringsut bangkit dari tempat itu agar Snowy leluasa di sana.
"Berendam ya?" tawar Esa. Dia memeriksa dahi Snowy yang sudah sangat panas seperti ingin meledak.
"Nggak mau, maunya...." Setelah menggeleng Snowy menarik sebelah tangan Mahesa agar menyentuh dadanya. "Diyemes."
"Kamu nggak nyesel?" Snowy menggeleng, dia memejamkan matanya menikmati. "Itu lebih baik..."
Ada rasa gatal, berungsung aneh, dan denyut tak biasa yang Snowy rasakan. Itu semua karena obat yang Rick buat berdosis kuat.
Snowy lupa jika pacar yang satu itu lulusan farmasi terbaik. Pasti Rick sengaja meracik sendiri agar lebih mendapat hasil maksimal.
Snowy juga menuntun tangan Mahesa untuk sampai ke titik bawahnya. Snowy melek untuk menatap suaminya. "Sentuh bagian itu."
Mahesa menurut, ini hal yang tidak sulit, bahkan sangat candu bagi Mahesa. Mulut istrinya yang terus terbuka benar-benar terlihat sangat seksi. "Kamu suka?"
Snowy tidak hanya suka, dia ingin dimasuki suaminya, tapi jika mengingat bagaimana Mahesa mempermalukan dirinya di depan semua orang, dia berjanji tidak akan pernah bisa memaafkan lelaki itu.
Snowy ingin lepas dari rasa ini, tapi tidak ingin menyerahkan dirinya. Sudah Snowy bilang, dia tak mau hamil apa lagi bersama orang yang tidak pernah menyukainya.
Snowy ingat, Mahesa mengatakan ke semua temannya. "Gue nggak suka Snowy, dia cewek aneh, cewek playgirl, cewek manja yang cuma mengandalkan kekuatan ayahnya, cewek non faedah, cewek yang sama sekali nggak valuable buat dinikahi, jelas kalian hah!?"
Saat itu Snowy bahkan sudah capek-capek membuat acara kejutan untuk lelaki itu, dan Mahesa justru menghina dirinya sejahat itu.
'"Kita putus! Ok kita bukan lagi tunangan, kamu boleh bebas dan nggak perlu lagi tersiksa sama status kita! Ingat Esa! Snowy bisa dapatkan ganti kamu berlipat-lipat!"
"Snowy buka makhluk lemah, Snowy bukan cewek yang bisa kamu hina dan terima gitu ajah, Snowy balikin nih cincin kamu!"
Mahesa terdiam menatap berlalunya punggung Snowy setelah lemparan cincin yang akhirnya dia cari hingga ke selokan, dan beruntung dia menemukannya.
"Ahh..." Snowy beranjak dari masa lalunya yang menyakitkan. Dia tidak ingin mengingat kejadian itu, karena dia sedang butuh bantuan suaminya.
Mahesa yang mulai tak terkendali, lelaki itu mau-mau saja saat istrinya menyuruh jari jari tangannya bermain-main di area sensitif.
Terlebih, desah Snowy masih membuatnya semangat untuk melakukan hal itu. Mahesa juga ingin segera menyudahi rasa yang menyiksa wanita itu.
"Enakan kan?" Snowy mengangguk sambil mengeluarkan lenguh runtut. Suara yang muncul seiring dengan gerakan Mahesa.
Keduanya kembali berciuman, Snowy mulai tak berdaya dia meledak berkali-kali tentu saja karena tak sekalipun pernah merasai ini.
Satu dua sentuhan akan lebih sensitif bagi si pemilik perawan, dan permainan ini bertubi tubi dilakukan oleh Mahesa.
Snowy menggila tanpa perlu Mahesa menggagahinya. Mahesa bahkan tersenyum melihat wajah cantik Snowy yang seperti memohon untuk disudahi siksaannya.
"Masih tidak kapok kamu punya pacar bajingan hmm?" tanya Mahesa. Snowy masih kekeuh, dia ingin membuktikan jika dia tidak akan pernah kalah dari Mahesa.
"Snowy baru jumpa satu cowok yang brengsek, yang lainnya mereka semua cinta Snowy dengan tulus!"
"Kamu yakin?" Mahesa memberhentikan permainannya. Dan hal itu membuat Snowy kecewa. "Ayok lagi!"
Mahesa menyeringai. "Memohon dulu, dengan kata yang mesra, Kak Esa Sayang, ayok sentuh Snowy lagi," tuntunnya.
Wajah Snowy menyemu merah. "Kak Esa Sayang, ayok sentuh Snowy lagi."
Kembali Mahesa memanjakan istrinya dengan jemari yang sudah seperti memiliki ruh tersendiri. Bibirnya menyesap dalam saliva manis istrinya tanpa henti.
Mahesa bahkan memindahkan Snowy ke atas ranjang. Malam ini, Snowy melayang, dan Mahesa harus merasakan pening setelah cukup berhasil membuat Snowy pulas tertidur.
Tak apa, meski demikian, Mahesa puas dengan usahanya. Akhirnya, satu lagi kekasih Snowy akan dihempaskan.
"Tinggal 17 belas lagi, Snow." Mahesa mengecup kening istrinya, lalu menyelimuti tubuh polos gadis itu.
Bodohnya dia harus bermain solo yang padahal dia bisa saja menjadi bajingan dengan memanfaatkan kondisi istrinya.