Wildan harus bekerja serabutan demi bisa terus mencukupi kebutuhan ibu dan dua adiknya, mengingat dirinya merupakan tulang punggung keluarga. Semuanya berubah saat Wildan mendapatkan job tak terduga dari seorang selebriti terkenal. Dia bahkan dibayar dengan mahal hanya untuk pekerjaan itu. Namun siapa yang menyangka? Wildan tergoda untuk terus melakukannya. Kira-kira job apa yang dilakukan Wildan? Karena pekerjaan itu pula dirinya banyak bertemu wanita cantik. Wildan bahkan bertemu dengan supermodel idolanya!
Inilah cerita tentang sisi gelap seorang fotografer, serta kehidupannya yang penuh lika-liku dan pengalaman unik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 33 - Asah Pedang
Kini Wildan dan Glenda telah melakukan penyatuan. Sungguh, Wildan sangat menikmati kegiatan yang terjadi sekarang.
Sampai tibalah Wildan merasakan puncak kenikmatan. Dia mengerang sangat panjang. Tubuh Wildan mengejang dalam sesaat. Dia mendongakkan kepala sambil menganga lebar.
Namun Wildan segera tersadar saat menatap Glenda. Gadis itu mendadak tidak bergerak sama sekali. Matanya juga terpejam rapat.
"Glenda? Kamu nggak apa-apa?" tanya Wildan sembari melepas penyatuan. Dia mengguncang tubuh Glenda dengan pelan.
"Apa sebrutal itu aku mainnya?" ucap Wildan yang mendadak dibuat panik. Akan tetapi dia dibuat semakin panik saat melihat keadaan sekitar.
Wildan baru sadar kalau ada banyak jasad yang tertutup kain di sekitarnya. Ketika melihat itu, dia bisa merasakan tubuh Glenda mendadak berubah jadi dingin sekali.
Wildan kembali menatap Glenda. Saat itulah dia menyaksikan hal yang membuat dirinya takut bukan kepalang.
Glenda membuka matanya. Dia berucap, "Bagaimana? Enak ya, Mas Wildan?"
Setelah berucap begitu, Glenda tertawa cekikikan.
"Aaarkh!" Wildan reflek memekik ketakutan. Dia juga langsung terbangun dari tidurnya.
Ya, semua itu hanyalah mimpi. Gilanya mimpi tersebut membuat celana Wildan basah dan juniornya berdiri kokoh.
"Sialan!" rutuk Wildan saat melihat celana dan isinya. Dia menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan tidak ada orang yang melihat.
Atensi Wildan tak sengaja melihat papan nama ruangan yang sekarang ada di belakangnya. Tertulis jelas papan nama itu menuliskan, 'kamar mayat'.
Sontak Wildan bergegas pergi dari sana. Dia berlari kencang sambil berusaha keras menutupi burungnya yang sedang menegang.
Wildan tak menyangka dirinya bisa bermimpi begitu di depan kamar mayat. Pantas saja mimpi indahnya itu berakhir menjadi mimpi buruk.
Wildan berlari terbirit-birit menuju kamar ibunya. Saat sudah tiba di sana, dia langsung masuk ke kamar mandi untuk mengatasi masalah juniornya.
Arman yang kebetulan belum tidur, hanya bisa menatap heran sang kakak.
Tak lama kemudian, Wildan keluar dari kamar mandi. Ia langsung duduk menyandar ke dinding.
"Bang Wildan nggak apa-apa? Kenapa ngos-ngosan gitu?" tanya Arman.
"Abang barusan mimpi," jawab Wildan. Dia baru sadar kalau dirinya keceplosan setelah terlanjur bicara. Namun Wildan tetap bersikap tenang.
"Mimpi apa, Bang? Mimpi buruk?" cecar Arman.
"Mimpi asah pedang. Terus pedangnya nggak bisa tajam," ungkap Wildan.
"Hah?!" Arman tak mengerti. Bagaimana bisa mimpi seperti itu bisa membuat Wildan sampai tersengal-sengal begitu.
Atensi Arman harus tertuju ke arah celana milik Wildan yang tampak basah. Itu membuat dia mengerti dengan mimpi yang dimaksud Wildan.
"Bisa-bisanya Abang mimpi begitu di rumah sakit," komentar Arman sambil nyengir kuda.
Wildan menatap tajam Arman. "Udah! Diam kau! Sebaiknya kau cari cara buat gantiin kameraku yang rusak!" timpalnya. Arman lantas langsung terdiam.
Wildan berusaha mengatur nafasnya sedemikian rupa. Walau mimpi yang di alaminya terasa menyeramkan, akan tetapi dia tidak bisa melupakan bagaimana tampilan Glenda tanpa busana. Hal itu terus terbayang dan menghantuinya.
Kala itu Wildan baru teringat kalau dirinya punya celana jeans cadangan yang dibawa ke rumah sakit. Tanpa basa-basi, dia segera mengganti celananya. Setelah itu, Wildan mencoba tidur dengan tenang. Untungnya tidur Wildan kali ini tidak mendapatkan gangguan mimpi buruk.
Waktu menunjukkan jam 7 pagi. Arman membangunkan Wildan karena dia dan Tini harus pulang.
Wildan segera bangun. Ia memilih memeriksa ponselnya. Di sana dia menemukan sebuah pelanggan yang menginginkan jasa fotografernya. Wildan cukup senang dengan pelanggan itu, karena mereka merupakan pasangan yang akan menikah.
kira-kira glenda tau nggak ya... secara dia kan punya kenalan makhluk halus ...
bakal perang nggak ya....
ke cililitan lewat dewi sartika
Natasha memang cantik jelita
tapi wildan lebih cints sama Glenda
ke cililitan lewat dewi sartika
Nathasya memang wanita jelita
tapi sayang wildan suka sama GLENDA
awas Dan jgn macem macem ,mata mata Glenda tak terlihat olehmu ,lebih cepat pula 🤣🤣🤣