Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn
Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.
Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.
Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.
Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita
Keesokan harinya, keadaan pun menjadi terbalik dan media internet menjadi ramai dengan berita utama mengenai desainer berinisial D.
Desainer yang selama 6 tahun terakhir ini terkenal di kalangan pencinta perhiasan, mereka semua menyukai hasil karya perhiasan yang di dapat dari desain karya desainer D. Tetapi, entah mengapa desainer tersebut selalu ingin menyembunyikan identitasnya itu, hingga pada akhirnya sosok desainer itu terungkap setelah skandal yang mencuat ke permukaan.
[Identitas desainer berbakat dan terkenal di dunia, Nona D terungkap!]
[ Davina Grizelle Ardonio terungkap sebagai Nona D. Karya desainnya yang membuat identitas terungkap.]
Halaman internet menjadi heboh dengan komentar karena hampir semua orang menyampaikan sesuatu tentang skandal ini.
"Astaga! Davina Grizelle Ardonio adalah Nona D? Dia idolaku!"
"Tidak heran dia begitu tenang. Dia memang wanita sejati. Apa yang sebenarnya dipikirkan oleh Daisy Liana?"
"Nona D, kami minta maaf karena telah menghina Anda! Anda yang terbaik!"
Sementara itu, Daisy Liana kini menjadi bahan ejekan karena skandal tersebut terbongkar dan tidak proporsional. Judul berita tentangnya tidak bersahabat.
[Daisy Liana: Si plagiator!]
[Daisy Liana kehilangan sentuhan dalam karyanya.]
Mereka yang dulu mencintai dan mendukung Daisy merasa kecewa padanya. Mereka kini mempertanyakan integritasnya dan mengubah bagian komentar di laman media sosial menjadi medan perang hingga komentar-komentar yang mengejek.
"Daisy Liana harus dilarang menjadi desainer! Dia pencuri!"
"Daisy Liana tidak bisa mendesain lagi. Dia terpaksa mencuri karya Nona D agar tetap relevan di industri ini. Sungguh memalukan."
"Masa kejayaan Daisy Liana sudah tamat! Tidak heran dia tidak mampu mendesain apa pun dalam enam tahun terakhir. Yang bisa dia lakukan hanyalah menjiplak untuk menyelamatkan mukanya."
Skandal itu terus menyebar seperti api di hutan saat postingan plagiarisme Daisy menjadi viral. Netizen terus membagikan meme dengan # Ivytheplagiariser, menyebabkan Daisy menjadi tren negatif sementara Davina menerima pujian karena menjadi desainer jenius yang legendaris.
***
Sementara itu, Davina sedang berada di apartemennya ketika ia mendapatkan panggilan masuk dari ke-dua orangtuanya untuk mengucapkan selamat kepadanya. Saat ini mereka sedang melakukan panggilan video.
Edwar tersenyum menatap layar ponselnya yang menunjukkan wajah Davina. "Kamu berhasil putri ku! Harga saham perusahaan kita telah meroket. Kamu telah membuktikan kemampuan mu kepada para anggota dewan dan mereka tidak punya apa-apa untuk dikatakan selain memuji pekerjaanmu."
"Semua ini berkat bimbinganmu, Ayah. Aku tidak akan menjadi sebaik ini kalau ayah tidak membimbing ku. Orang tuaku adalah desainer yang hebat, tentu saja aku juga akan menjadi hebat seperti kalian." Jawab Davina.
"Davina... kami sangat bangga padamu. Sekarang para anggota dewan tidak akan mengganggumu... mungkin kedamaian ini hanya sementara, tapi mereka tidak akan mengganggumu untuk sementara waktu. Sekarang kamu bisa bekerja dengan tenang," kata Gissela Pavo Elvara. Tatapan matanya terlihat berbinar penuh kebahagiaan.
"Mommy, apakah Mommy sedang mengobrol dengan Kakek dan Nenek?." Suara manis Nala terdengar dari belakang Davina.
Membuat Davina kemudian menoleh dan menganggukkan kepalanya. "Ya, Sayang. Kemari dan sapa kakek dan nenek." Davina kemudian menoleh kearah Nathan. "Kamu juga, Nathan."
Si kembar pun bergegas naik ke kursi sofa dan duduk di ke-dua sisi Davina sebelum akhirnya melihat kearah layar iPad.
"Halo, Kakek dan nenek!." Kata Nala dan Nathan secara bersamaan, tetapi Nala juga melambaikan tangannya.
"Halo cucu-cucu Nenek yang cantik dan tampan! Kalian harus bersikap baik dan jangan menganggu Mommy kalian." Kata Edwar dengan antusias. Dia sangat senang ketika melihat ke-dua cucu kembarnya itu.
"Jangan khawatir, Kakek. Kami akan selalu membutuhkan Mommy bahagia." Jawab Nathan dan membuat Davina tersenyum hangat.
Beberapa saat kemudian, panggil vidio diantara orang tua dan anak itu pun berakhir. Namun, ponsel Davina kemudian berdering dan menunjukkan nama Kevin sebagai pemanggil. Ia mengernyitkan dahi dan memutuskan panggilan tersenyum sebelum akhirnya beranjak dari tempat duduknya. "Apa kalian mau makanan penutup?".
"Ya!." Si kembar mengangguk setuju dan mengikuti Davina masuk kedalam dapur dan kemudian duduk di kursi pantry.
Saat Davina sedang membuatkan makanan penutup, Nala dengan polosnya tiba-tiba bertanya, "Mommy, apakah Mommy akan terus bekerja dengan paman tampan itu? Aku ingin bertemu dengannya."
Jantung Davina berdebar kencang saat mendengar itu. Si kembar belum pernah melihat atau pun bertemu dengan Kevin sebelumnya. Bagaimana mereka bisa tahu dengan siapa dirinya bekerja?
Akan tetapi, Davina kemudian mengingat bagaimana berita itu tersebar dan menduga si kembar pasti mengetahui Kevin dari berita itu secara tidak sengaja.
Davina menoleh kearah Nala dan menggelengkan kepalanya. "Tidak, Sayang. Kerja sama Mommy dan mereka sudah berakhir... itu adalah proyek pertama dan terakhir Mommy." Jawabnya..
Nala mengernyitkan dahinya. "Tapi kenapa? Apa Mommy dan Paman itu bertengkar? Apakah Mommy tidak bisa meneleponnya saja? Aku suka dengan Paman itu."
Jantung Davina berdebar kencang. Ia yakin anak-anaknya masih terlalu kecil untuk tahu bahwa Kevin adalah ayah mereka, meskipun pria itu mirip dengan Nathan.
Davina terkekeh dan mendekat untuk membelai rambut Nala. "Tuan Kevin sudah mempunyai tunangan, Nala. Mommy tidak bisa meneleponnya tanpa alasan dan kami hanya bekerja bersama."
Nala menunduk, wajahnya terlihat cemberut. "Sayang sekali... Aku benar-benar ingin bertemu dengannya."
Davina menghela napasnya, bertanya-tanya dalam batinnya mengapa Nala tiba-tiba bertanya mengenai Kevin. Mungkinkah putrinya pernah bertemu dengan Kevin?
Davina hendak berbalik badan, tetapi kemudian ponselnya berdering lagi. Ketika Davina melihat bahwa Kevin kembali menelpon, ia mengernyitkan dahinya dan menutup panggilan itu untuk kesekian kalinya.
Nathan yang diam selama Nala sibuk bertanya, mengernyitkan dahinya ketika melihat Davina memutus panggilan. Anak laki-laki itu menyadari bahwa Kevin terus menerus menelpon Ibunya dan Davina terus memutus panggilan, membuat lelaki itu beberapa kali kehilangan panggilan.
Namun, ponsel Davina berdering lagi dan ketika ia mematikannya, Nathan tak tahan dan akhirnya angkat bicara, "Mommy, kenapa Mommy tidak ingin menjawab panggilan itu? Mungkin saja ada hal yang penting. Ponsel Mommy sepertinya terus berdering."
Davina terdiam mendengar perkataan putranya. Ia menoleh dan menatap Nathan "Hmm.. itu karena Mommy sedang tidak ingin diganggu, Sayang." Jawab Davina, lalu tersenyum.
Nathan mengernyitkan dahinya, tatapannya terlalu serius untuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun. 'Aku tahu Mommy pasti marah pada Daddy karena dia punya tunangan.' Batinnya.
Kemudian, sebuah senyuman licik terpancar di wajah Nathan saat ia merumuskan sebuah rencana dalam pikiran kecilnya.
Meski pun masih berusia lima tahun, Nathan memang berbeda dengan anak-anak seusianya, karena tanpa Davina sadari... putra kecilnya itu memiliki pemikiran seperti orang dewasa.
Nathan sangat menyayangi ibu dan saudara perempuannya, maka ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada mereka berdua.