Kanzia Ayudia Renata, seorang gadis yang selalu mendapatkan perlakuan tidak adil dari orang orang disekitarnya karna tubuh gendutnya, bahkan ayah kandungnya sendiri terlihat lebih menyayangi kakak tirinya. Sampai akhirnya ia menjalin hubungan dengan seorang laki laki yang ia pikir mencintainya dengan tulus ternyata hanya memanfaatkan dirinya dan pergi meninggalkannya bersama kakak tirinya tepat dihari pernikahnnya.
Saat semua orang mengucilkan dirinya tiba tiba pria tidak dikenal datang dan mengajukan diri untuk menikahinya dan membantunya untuk merubah dirinya.
Yuk simak kisah Kanzia bagaimana ia merubah takdirnya dan membalaskan rasa sakitnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syafitri kurniasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5 : Pertemuan 2
"Bagaimana mungkin wanita cantik ini adalah Kanzia," batin Clara masih belum bisa percaya kalau orang yang berdiri di depannya adalah Kanzia.
“Hahaha…. pasti kamu ingin membodohi ku, bagaimana mungkin gadis buruk rupa itu bisa tiba tiba muncul dan menjelma menjadi gadis cantik, apa kamu temannya yang mengaku ngaku menjadi dia agar aku terkesan mendengarnya?” ucap Clara. Ia masih tidak percaya dengan pengakuan Kanzia.
“Terimakasih atas pujiannya kakak, tapi itulah kenyataannya aku adalah Kanzia."
“Aku tidak akan pernah mempercayai itu,” Clara tetap tidak mempercayai ucapan wanita itu yang mengaku jika dia adalah Kanzia.
“Kamu mau percaya atau tidak itu bukan urusan ku, nomor rekening mu masih sama kan? Aku sudah mentransfer biaya ganti ruginya, aku membayar dua kali lipat dari harga baju yang kamu gunakan walaupun baju yang kamu gunakan itu hanyalah tiruan, anggap saja sebagai hadiah pertemuan pertama kita setelah dua tahun, dan ingat urusan mu dengan pelayan itu sudah selesai.” ucap Kanzia lalu beranjak dari restaurant tersebut diikuti oleh Kevin.
“Terimakasih Nona, terimakasih,” ucap pelayan tersebut sambil menundukkan kepalanya berkali kali sebelum Kanzia pergi.
Sementara Clara yang mendengar ucapan Kanzia barusan di buat emosi. “Beraninya kamu menyebut pakaian yang aku pakai hanya sebuah tiruan!” teriak Clara, tapi sama sekali tidak dihiraukan oleh Kanzia yang tetap melanjutkan langkahnya meninggalkan Clara yang sudah dibuat malu olehnya.
Ting!
Suara pemberitahuan di Hp Clara, ternyata wanita itu benar benar mengganti rugi untuk bajunya melebihi harga sebenarnya dan wanita itu benar benar mengetahui nomor rekeningnya.
“Apakah dia benar benar Kanzia, tapi bagaimana mungkin ia bisa berubah menjadi wanita cantik dalam waktu dua tahun, bukankah Mama bilang kalau dia dinikahi oleh seorang mafia,” gumam Clara, ia mengakui jika wanita tersebut memang terlihat mirip dengan adik tirinya hanya saja wanita itu lebih cantik dan bentuk tubuhnya bak model.
Sesampainya di rumah ia langsung berteriak memanggil mamanya, ia harus menceritakan apa yang baru saja ia lihat. “Ma! Ma ...!"
“Ada apa, kenapa kamu teriak teriak?" tanya sang mama sambil menghampiri Clara.
“Ma apa benar yang mama ceritakan waktu itu kalau Kanzia dinikahi seorang mafia?” tanya Clara memastikan ucapan mamanya dua tahun yang lalu yang menceritakan padanya jika Kanzia dinikahi seorang mafia hanya untuk menjual organ tubuhnya di pasar gelap.
“Tentu saja, memangnya siapa yang sudi menikahi gadis gendut itu yang sudah tidak memiliki apa pun, pria misterius yang menikahinya terlihat menyeramkan, bahkan ia menutupi wajahnya dengan topeng mungkin saja ia mempunya bekas luka yang mengerikan pada wajahnya.l,” ucap Maya pada Clara yang mengingat kembali laki laki yang menikahi anak tirinya itu.
“Tapi tadi aku bertemu dengan Kanzia dan dia terlihat berbeda dari dua tahun yang lalu bahkan ia dengan beraninya mempermalukan ku di depan banyak orang." cerita Clara yang masih kesal karna ucapan perempuan yang mengaku sebagai Kanzia itu membuatnya mendapatkan cibiran dari orang orang tadi.
“Benarkah apakah dia terlihat lebih jelek dari dua tahun yang lalu?” tanya Maya dengan ekspresi mengejek.
“Dia sekarang telah berubah menjadi wanita cantik, bahkan sangat cantik, Mama pasti tidak akan percaya kalau dia adalah Kanzia jika bertemu dengannya.” Cerita Clara.
“Sudahlah pasti kamu hanya salah liat,” ucap Maya pada Clara.
“Dia sendiri yang bilang kalau dia adalah Kanzia dan dia juga memang terlihat agak mirip dengan Kanzia,” ucap Clara.
“Pasti itu hanya orang iseng yang ingin mengerjai kamu, mana mungkin gadis gendut itu bisa berubah menjadi cantik, paling ia sudah mati atau kalau tidak ia hanya dijadikan pembantu oleh suaminya," ucap Maya dan pergi meninggalkan Clara.
“Benar juga kata Mama mungkin itu hanya orang iseng yang kebetulan mirip dengan si gendut itu, tapi bagaimana bisa dia tau tentang Kanzia? Ah sudahlah ngapain aku harus memikirkan soal gadis gendut itu lagi pula jika ia benar Kanzia dia tidak akan mungkin berani melawan ku seperti tadi.” ucap Clara yang menyangkal jika wanita tadi adalah Kanzia.
*
*
Abian tersenyum mendapatkan pemberitahuan di Hp nya. “Ternyata dia sekarang sudah bisa mempergunakan uang yang aku berikan dengan benar," gumam Abian.
Sementara itu sepanjang Perjalanannya Kanzia terus memikirkan tentang uang yang tadi ia gunakan untuk ganti rugi ke Clara, ia merasa tidak enak menggunakan uang dari Abian sebanyak itu tanpa meminta izin terlebih dahulu.
“Aduh ... bagaimana ini kenapa aku bisa begitu ceroboh menggunakan uang sebanyak itu hanya untuk mengganti rugi untuk sebuah baju, bagaimana jika Abian marah? Ah sudahlah bukankah itu sudah menjadi hak ku jadi dia tidak mungkin marah, kan? Lagi pula dia sudah memberikannya padaku itu artinya uang itu adalah milikku, tapi bagaimana jika ia marah? Oh ya aku akan mencari pekerjaan dan mengganti uangnya jika ia marah,” ucap Kanzia yang terus berbicara sendiri sepanjang perjalanan.
“Tenang saja, Tuan tidak akan memarahi anda Nona, uang segitu tidak seberapa bagi tuan,” Kevin yang dari tadi mendengar ocehan Nona mudanya ikut menimpali ucapan Kanzia.
“Ha, kamu benar uang segitu pasti hanya receh bagi Tuan Abian," ucap Kanzia setuju dengan ucapan Kevin.
“Asisten Kevin aku ingin bertanya sesuatu, apakah boleh?" tanya Kanzia.
“Iya silahkan Nona dan panggil saja saya Kevin,” ucap asisten Kevin.
“Mm,, Tuan Abian bukan seorang mafia kan? Atau jangan jangan dia itu suami orang, aku bukan seorang simpanan kan?” tanya Kanzia pada Kevin.
“Tenang saja Nona semua yang anda pikirkan tidak benar, jadi Nona tidak perlu Khawatir soal itu," jawab kevin.
“Oh ya satu lagi, apa kamu pernah melihat wajah Tuan?” tanya Kanzia kembali.
“Tidak Nona,” jawab Kevin.
“Kamu tau kenapa tuan selalu menggunakan topeng?” Kanzia kembali bertanya.
“Tidak tau nona,” jawab Kevin.
“Kamu beneran tidak tau? Bukannya kamu selalu di samping Tuan?” ucap Kanzia.
“Silahkan Nona kita sudah sampai di rumah,” ucap Kevin.
Kanzia segera turun dari mobil, tapi sebelum ia beranjak masuk, ia kembali bertanya pada Kevin.
“Kamu beneran gak tau, kenapa tuan selalu menggunakan topeng?” tanya Kanzia yang masih penasaran.
“Maaf Nona, soal itu sebaiknya Nona Kanzia bisa tanyakan langsung pada Tuan, dan sebaiknya Nona segera masuk ke rumah, saya pergi dulu,” jawab Kevin lalu pergi meninggalkan kediaman Tuannya setelah memastikan Kanzia masuk ke dalam rumah.
Kanzia yang sudah berada di kamarnya langsung beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri karna ia sudah merasakan tubuhnya lengket.
*****
Kanzia yang sedang berbaring di atas ranjang sambil memainkan handphone miliknya tiba tiba mendapatkan panggilan masuk dari nomor tidak di kenal.
“Siapa sih yang menelpon malam malam, paling cuma orang iseng,” Kanzia mengabaikan penelpon tersebut, apalagi selama dua tahun ini tidak ada orang yang pernah menelponnya kecuali asisten Kevin hanya untuk menyampaikan pesan dari Abian tentang apa yang harus dilakukannya selama 2 tahun ini.
Handphone Kanzia kembali berdering.
“Astaga, kenapa orang ini kurang kerjaan sekali, menggangu orang istirahat saja,” gerutu Kanzia.
Akhirnya Kanzia menjawab panggilan tersebut.
“Halo! Apakah anda kurang kerjaan mengganggu orang malam malam,”
“Wah beraninya kamu mengabaikan telpon dari ku Zia,” suara sang penelpon.
“Maaf anda siapa?” tanya kanzia.
“Apakah kamu sudah melupakan suara suami mu?”
“Abian? Anda beneran tuan Abian?” tanya kanzia kembali.
Abian langsung mengalihkan panggilan telponnya ke panggilan Vidio. “Apa kamu masih belum percaya?” ucap Abian, yang sudah memperlihatkan wajahnya.
Kanzia begitu kaget begitu melihat wajah suaminya di layar hpnya. “Maaf aku pikir orang iseng, soalnya gak biasanya Tuan menelpon, biasanya jika ada sesuatu tuan selalu lewat asisten Kevin,” ucap Kanzia dengan menyebut kata Tuan, walaupun sudah 2 tahun menjadi istri Abian tapi ia masih merasa canggung jika menyebut Abian tanpa embel embel tuan, jadi kadang kadang ia memanggil Abian tetap dengan sebutan tuan apalagi selama menikah mereka tidak terlalu dekat.
“Kenapa kamu memanggil ku dengan sebutan tuan lagi? Aku suami mu bukan tuan mu.” ucap Abian tidak suka.
“Iya maaf Tu– eh Abian, tapi ada apa kamu tiba tiba menelpon? tanya Kanzia yang masih belum terbiasa.
“Sepertinya kamu sudah menggunakan uang yang aku berikan, kamu menggunakannya untuk apa? Apa kamu membeli sesuatu?” tanya Abian.
“Anu, itu tuan, eh Abian tadi aku gak sengaja ketemu kak Clara,” jawab Kanzia dan menceritakan bagaimana pertemuannya dengan Clara sampai uang ganti rugi yang ia berikan untuk Clara. Abian mengangguk mendengarkan cerita Kanzia, walaupun ia sudah tau tapi ia sengaja pura pura tidak tau dan bertanya agar Kanzia menceritakannya langsung padanya.
“Kamu tidak marah kan, aku menggunakan uang mu?” tanya Kanzia merasa tidak enak walaupun uang itu tidak seberapa menurut Abian, tapi selama ini Abian selalu membantunya.
“Kenapa aku harus marah, gunakan sesuka hati mu, uang segitu tidak akan membuat ku bangkrut,” ucap Abian.
“Terimakasih,” ucap Kanzia merasa lega.
“Mm,,, Abian kamu kapan balik dari luar kota?” tanya Kanzia basa basi.
“Kenapa? Apa kamu sudah sangat merindukan ku?” tanya Abian.
“Ishh,,, bukan itu, aku sudah terbiasa sendiri, hanya saja ada yang ingin aku katakan padamu,” ucap Kanzia.
“Abian ... .”
“Hm,,,,” jawab Abian.
“Apa aku boleh bekerja?” tanya Kanzia.
“Kenapa kamu tiba tiba ingin bekerja? Apa uang yang aku kasih masih kurang?”
“Nggak,,, bukan begitu, uang dari kamu sudah lebih dari cukup, aku hanya ingin bekerja,” ucap Kanzia.
“Kita bicarakan nanti setelah aku pulang,” ucap Abian dan mematikan sambungan telponnya.
“Loh kok malah dimatiin, padahal aku belum selesai ngomong,” ucap Kanzia lalu meletakkan ponsel miliknya di atas laci dan bersiap untuk tidur.
.
.
.
Bersambung . . . . . . .
Jangan lupa di like👍🏻
Komen dan Favorit juga ya😉