NovelToon NovelToon
Kesepakatan Di Atas Buku Nikah

Kesepakatan Di Atas Buku Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir
Popularitas:646k
Nilai: 4.9
Nama Author: shakila kanza

Kisah masa lalu Ayahnya juga Bundanya terlalu membekas hingga Intan tak bisa percaya pada Cinta dan kesetiaan.
Baginya Kesetiaan adalah hal yang langka yang sudah hilang di muka bumi.
Keputusannya untuk menikah hanya untuk menyelamatkan perusahaan dan menghibur orang tuanya saja.
Jodohpun sama-sama mempertemukan dirinya dengan orang yang sama-sama tak mempercayai Cinta.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Akan kah Dia mempercayai Cinta dan Kesetiaan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menepi

Masih di Rumah Sakit.

Plak

Plak

Plak

Tamparan bertubi-tubi yang Ayah Arsya berikan pada Reihan menantunya. Ayah Arsya langsung datang sendiri tanpa memberitahu Bunda Mutia karena istrinya itu juga baru sakit, dia tak mau jika kesehatan istrinya semakin parah saat tau kondisi putri sulungnya saat ini.

Ayah Arsya mendapat pesan dari Intan jika kondisinya sakit dan di rawat di rumah sakit, namun saat datang dirinya melihat Intan mimisan dan baru mendapati perawatan suster, dengan kantung darah tersalur ke tubuh Intan.

Ayah Arsya langsung datang pada dokter yang menangani Intan dan menanyakan kondisi sesungguhnya Intan, lalu begitu mendengar penjelasan dokter Ayah Arsya langsung merasa marah juga sedih.

Ayah Arsya tak mampu menahan emosinya begitu datang kembali ke ruang Intan dan mendapati Intan sedang berdebat dengan Reihan bahkan meminta cerai, namun Reihan bersikukuh tak mau menceraikan Reihan.

Intan menutup mulut begitu melihat tangan Ayah Arsya yang penyayang menampar suaminya berkali-kali.

"Yah...??? " Intan terkejut.

Reihan pasrah lalu bersimpuh di hadapan Ayah Arsya, dengan menundukkan kepalanya.

Intan merasa bersalah karena perdebatan dirinya dan kondisinya Reihan mendapat tamparan dari Ayah Arsya.

"Maaf Yah... Aku akui aku salah... tapi Aku sungguh-sungguh saat ingin menikah dengan putri Ayah... "Kata Reihan.

"Aku sudah bilang, perlakukan putriku dengan baik!!! lalu apa yang kau lakukan hingga dia bisa seperti sekarang??? bahkan disaat hamil muda bisa meminta cerai??? " Ayah Arsya mengangkat tangannya lagi namun jeritan Intan menahannya.

"Ayahhh..... Jangan!!! Maaf... Intan mohon jangan lukai tangan Ayah yang berharga... jangan pula sakiti Ayah dari bayi-bayi ku... " Intan terisak lagi sehingga mimisan kembali.

"Bee... " Reihan beranjak dan mengambil tisu untuk Intan, lalu mengelap darah segar yang keluar dari hidung istrinya itu.

Intan semakin pucat, kondisinya semakin melemah, Perawat pun datang dan mengganti kantung darah yang akan habis itu.

Intan merasa pusing lalu memejamkan matanya, rasanya tubuhnya semakin tidak terasa. Suster memberikan obat penenang agar pasien bisa istirahat dengan baik.

"Maaf... kebutuhan kantung darah AB tinggal yang kami berikan ini, kami menghubungi PMI namun persediaan sedang kosong... Kami masih membutuhkan 6 kantung lagi jika ada keluarga atau teman yang memiliki golongan darah yang sama mohon bantuannya... " Kata suster itu.

"Baik Dok... kami akan coba cari... lakukan yang terbaik untuk istri saya...! " Kata Reihan lalu menghubungi teman-temannya barang kali ada yang biasa mendonorkan darah.

Sedangkan Ayah Arsya langsung menghubungi Zea dan mengabarkan konsisi Intan namun meminta untuk tidak mengabari Bunda Mutia.

Ayah Arsya kemudian keluar menghampiri Reihan, menatap Reihan begitu dalamnya. Reihan menunduk penuh rasa penyesalan atas apa yang terjadi pada Intan dan perlakuan yang Reihan berikan pada Intan.

"Maaf Yah... " Ucap Reihan sambil menunduk.

"Aku menyerahkan dia dengan baik dan harapan yang tinggi... Agar dia mendapatkan kebahagiaan... namun apa yang kau lakukan??? Seorang suami haruslah mempunyai sifat serta perilaku yang baik kepada istrinya.... Ditambah lagi dengan ikatan suci pernikahan yang kalian lakukan meski dengan kesepakatan yang kalian sepakati... kamu itu sudah berjanji tak hanya di hadapan keluarga saja... tapi juga di hadapan Allah SWT, kamu janji akan membahagiakan Intan... tapi mana??? " Kata Ayah Arsya.

"Maaf Yah... Reihan tak akan mengulanginya lagi... " Kata Reihan.

***

Setelah 5 hari di rawat kondisi Intan sudah mulai membaik, Intan mendapat donor dari adik-adiknya yang kebetulan memiliki golongan yang sama, hari ini Intan sudah boleh pulang, Bunda Mutia tidak tau tentang kondisi Intan, karena semua orang merahasiakannya, yang menjaga di rumah sakit Zea dan Zia juga Reihan.

Saat Ini Reihan ada meeting yang tak bisa di tinggalkan, Intan mengajak Zea dan Zia untuk pulang ke rumahnya sendiri, dia sudah memutuskan untuk pergi dari Reihan sementara waktu sampai kondisi fisik dan mentalnya benar-benar sehat, bahkan jika Intan tega dirinya ingin pergi selamanya dari kehidupan Reihan namun entah ikatan apa yang membuat dirinya tak tega melakukannya.

Suster melepas selang infus Intan lalu memindahkan ke kursi Roda, Intan di dorong Zea keluar dari rumah sakit setelah Intan meminta Difa mengurus administrasinya.

"Kak... " Zia ragu untuk bicara.

"Hmmm... " Intan menjawab sambil melamun.

"Kak Intan yakin pulang ke rumah kita??? " Tanya Zia kemudian.

Intan hanya mengangguk tak mau memberi penjelasan lebih pada kedua adik kembarnya, dia tak mau adiknya semakin memiliki trauma dengan pernikahan setelah tau cerita tentang rumah tangganya.

"Kak... Tapi nanti kalau kak Reihan nyariin gimana??? " Tanya Zea lebih ceplas-ceplos.

"Bumil itu harusnya lebih sering dekat sama suami loh... nanti kalau dedek bayinya yang di perut kangen Papinya gmn??? " Tanya Zea lagi.

Intan tak menjawab masih fokus melihat ke depan, sehingga membuat Zea dan Zia saling senggol-senggolan. Difa paham pun langsung mendorong lebih cepat kursi roda yang di duduki Intan.

"Difa... Selama sebulan ini aku harus istirahat, handle semua karyawan di kantor ya... Laporan langsung antar ke rumah aku... " Kata Intan.

"Siap Bu Intan..." Jawab Difa masih sambil mendorong Intan.

Zea dan Zia saling pandang, dirinya merasa jika kakaknya sedang tidak baik-baik saja. Zea membuka pintu mobil lalu membantu kakaknya masuk kedalam mobil.

Setelah Intan masuk Zea dan Zia masuk ke mobilnya sendiri, mereka mengikuti mobil Intan yang di kendarai Difa, dimana mobil itu membawa Intan pulang.

Di dalam mobil Intan bersandar lalu mengambil earphone miliknya dan mendengarkan lagu sambil memejamkan mata. Air mata menetes kembali begitu syair lagu terputar di telinga Intan.

Resah jiwaku menepi

Mengingat semua yang terlewati

Saat kau masih ada di sisi

Mendekap ku dalam hangatnya cintamu

Lambat sang waktu berganti

Endapkan lara ku di sini

Coba 'tuk lupakan bayangan dirimu

Yang selalu saja memaksa 'tuk merindu mu

Sekian lama aku mencoba

Menepikan diriku di redupnya hatiku

Letih menahan perih yang kurasakan

Walau ku tahu, ku masih mendamba mu

Lambat sang waktu berganti

Endapkan lara ku di sini

Coba 'tuk lupakan bayangan dirimu

Yang selalu saja memaksa 'tuk merindu mu

Sekian lama aku mencoba

Menepikan diriku di redupnya hatiku

Letih menahan perih yang kurasakan

Walau ku tahu, ku masih mendamba mu

Lihatlah aku di sini

Melawan getirnya takdirku sendiri

Tanpamu, aku lemah

Dan tiada berarti

Sekian lama aku mencoba

Menepikan diriku di redupnya hatiku

Letih menahan perih yang kurasakan

Walau ku tahu, ku masih mendamba mu

Sekian lama aku mencoba

Menepikan diriku di redupnya hatiku

Letih menahan perih yang kurasakan

Walau ku tahu, ku masih mendamba mu

"Tuhan apa iya sebenarnya aku memiliki rasa untuknya??? tapi kenapa rasa itu menghadirkan rasa sakit??? Apa karena dari awal langkah yang aku ambil salah??? Apa karena aku begitu keras kepala???" Batin Intan sembari mendengarkan lagu itu.

"Tuhan apa yang harus aku lakukan??? jika berada di sisinya aku merasa sakit... namun jika jauh tak memandangnya aku juga merasa sakit... Aku harus bagaimana???" Batin Intan lagi lalu mengusap air matanya.

"Maaf Mas... Aku butuh waktu sendiri... aku ingin menepi... mencoba memahami diriku sendiri dulu... " Batin Intan lagi.

***

Hari ini author gak bisa dobel up ya... tapi tetap tolong beri dukungan dan jejaknya ya... 🤗

1
Lilik Juhariah
kan udah lama GK ketemu, trs bilang kecelakaan , pasti namanya orang pernah kenal pasti empati dikit lah walau nyatanya boong lagi, BKN GK tegas si Reyhan
Lilik Juhariah
udah saling nyaman GK mau kehilangan tapi bingung , ini rasa apa ,
Lilik Juhariah
kereeen ke Zia dulu baru ke sini, skrng LG ngikutin zea up
Shakila khanza: makasih kak... 🙏💕💕💕
total 1 replies
Lilik Juhariah
/Cry//Cry//Cry//Sweat/
Lilik Juhariah
pinging aku sumpal mulutnya reyhan
Lilik Juhariah
ayah arsha baik banget , walau anak sambung tetap sayang
Nusa thotz
bujuggggg...ini novel atau syair lagu?...tiap ada lagu di tulis...atau cuma untuk menuhin quote kata dari NT?
Nani Te'ne
Suka
Ervina
jgn sementa ogeb... selamanya!!! kezel deh
Ervina
bosen.. minta maaf mulu..
Ervina
baguuus , pergi yg jauh bumil butuh menjaga kesehatan hati, fikiran dan mental...
Ervina
ciih rasa bersalah... diulang mulu gak bosen🤧
Ervina
kudu tegas loh ray...
Ervina
walau tanpa cinta tapi wanita butuh di hargai, bukan cemburu jg tapi kalo diabaikan kaya gitu ngerasa hargi diri di injek2 loh ... coba kalo dibalik.. pasti meladak tuh emozinya 😡
Ervina
terlalu ray.. ketemu temen masa kecil.. awas bibit pelakor 😕
Ervina
klo dah bersatu, pasti perasaan cinta dan sayang muncul.. 💑💘❤
Ervina
kesepakatan nikah yg kocak, seumur hidup lagi.. dalam jangka waktu dan tempo sesingkat singkatnya.. mereka ber2 saling bucin deh.. 😍😘😁
Ervina
Luar biasa
Shakila khanza: makasih kak... 🙏🙏😍
total 1 replies
Ervina
dah pada saling care, cuma gak ngeh apa pada gensi../Facepalm/
Ervina
betul sekali 😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!