Harta Berlimpah Setelah Tertipu

Dua hari sudah berlalu, Jaka pun berniat untuk kembali ke kota hujan, tentu saja bersama dengan Aya yang masih ada kontrak kerja di pabrik nya.

"Aya, apa kamu mau kembali lagi ke kota Bogor, atau kamu akan tetap tinggal di kampung."

Tanya Jaka yang bersiap-siap untuk pulang ke kota Bogor.

"Aku ikut, ku masih ada kontrak kerja kan?,

Lagi pula aku tidak betah jika harus berlama-lama di kampung sendiri."

Jawab Aya yang memilih untuk ikut bersama dengan Jaka.

Waktu pun terus berjalan, akhirnya Jaka dan Aya pun langsung bergegas pulang kembali ke Bogor, meskipun sebenarnya mereka berdua hanya merantau disana.

Aya dari Jawa Tengah, sedang kan Jaka dari Jawa Barat.

pernikahan Aya menjadi masalah besar,apa lagi Jaka yang memang sudah memiliki pacar.

"Jaka, sebaiknya kamu tidak perlu lagi datang ke kampung ku, biarkan saja itu menjadi urusan ku."

Ujar Aya yang tidak mau dianggap orang ketiga jika mengingat Jaka yang sudah berdua.

"kenapa kamu tidak mau menikah dengan aku?."

Tanya Jaka yang melihat Aya pulang dengan membawa gitar nya.

"Aku tidak mungkin merusak hubungan kamu dengan Bunga, bagaimana pun juga, bunga lebih dulu ada bersama mu."

Jawab Aya yang langsung pergi meninggalkan Jaka.

"Aya,,, tunggu aku,aku dengan Bunga tidak ada apa-apa, aku hanya dijodohkan oleh Abang sepupuku."

Ujar Jaka yang langsung mengejar Aya yang sudah berjalan jauh.

"Bagaimana bisa?, jangan berbohong Jaka, aku tidak mau menyakiti hati orang lain, apa lagi dia juga wanita, sama seperti aku."

Ujar Aya yang masih terus menolak ajakan Jaka.

"Aku laki-laki, aku harus bertanggung jawab, aku tidak mau jika kamu dipandang buruk oleh keluarga kamu, apa lagi orang kampung yang pasti akan mendengar semua tentang kamu."

Ujar Jaka yang bermaksud untuk menyelamatkan nama baik Aya.

''Aduh Jaka, ini sangat membuat aku bingung, bagaimana bisa kita menikah tanpa ada rasa."

Tanya Aya yang memang tidak ada hubungan spesial dengan Jaka.

"Apa kamu tidak merasakan apa yang sudah aku lakukan pada kamu, apa hati mu tidak bisa merasakan hal yang aku rasakan selama ini?."

Ujar Jaka yang langsung mendekati Aya.

"Kamu tidak pernah mengatakan apapun pada ku, bahkan kamu selalu terkesan tidak suka dengan aku."

Jawab Aya yang mencoba menjauhi Jaka.

"Cinta, sayang, semuanya itu bukan dengan ucapan Aya, cobalah kamu rasakan, apa yang sudah aku berikan, apa yang sudah aku korbankan selama ini."

Ujar Jaka yang memang selama ini baik pada Aya, hanya saja, Aya masih ragu untuk mengatakan bahwa ia pun merasa kan hal yang sama seperti Jaka.

Sore itu, hujan pun turun, Jaka langsung menyuruh Aya untuk masuk ke dalam tempat kerjanya.

"Sebaiknya kamu jangan pulang dulu, aku masih perlu banyak bicara dengan kamu."

Ujar Jaka yang memang jarang bertemu dengan Aya.

"Kita bisa bicarakan ini lain waktu Jaka."

Jawab Aya yang masih saja mencoba untuk menolak ajakan Jaka.

"Apa kamu punya waktu?, apa kamu bisa keluar dari tempat kerja kamu?."

Tanya Jaka yang tau jika Aya selalu pergi pagi dan pulang malam, itu karena jam kerja Aya yang sibuk bahkan diluar nalar.

"Entah lah Jaka, kita hanya bisa bertemu di hari Minggu, itu juga jika kamu tidak ada kerjaan ke luar kota."

Jawab Aya yang juga bingung saat itu.

Disaat Jaka dan Aya sedang menunggu hujan reda, datang lah Zaki yang baru pulang dari bekerja.

Zaki adalah adik Jaka, meskipun sebenarnya Zaki hanya lah adik tiri Jaka.

"Baru pulang Zaki, aku juga baru datang dari Jawa."

Ujar Jaka yang menyapa adiknya yang baru pulang.

"Dari Jawa?, habis ngapain."

Tanya Zaki pada Jaka yang sedang membantu nya menurunkan barang yang ada di mobil Zaki.

"Aku dari rumah Aya."

jawab Jaka yang sebenarnya tidak enak hati pada Zaki.

Zaki pun langsung kaget saat mendengar Jaka pergi ke Jawa, apa lagi untuk mengantarkan Aya.

"Oh,terus bagaimana Jaka, apa Aya juga ada disini?."

Tanya Zaki yang melihat ke arah belakang Jaka.

"Bapak menyuruh aku menikah dengan Aya, bahkan waktunya pun hanya tinggal satu bulan."

Ujar Jaka yang memberi tau pada Zaki.

"Apa!!!, kamu tidak salah akan menikah dengan Aya, lalu bagaimana dengan Bunga?."

Tanya Zaki yang terlihat kaget saat mendengar ucapan dari mulut Jaka.

"Maka dari itu, aku titip Aya sebentar, jangan sampai dia pulang, sementara aku akan berbicara dengan Bunga."

Ujar Jaka yang meminta Zaki untuk menemani Aya.

Dengan berat hati, Zaki pun menuruti perintah Jaka yang langsung pergi meninggalkan Aya yang sedang duduk di kursi kayu buatan Jaka.

"Aya,, sebaiknya kamu jangan menikah dengan Kakak ku."

Ujar Zaki yang langsung menarik tangan Aya.

"Aduh,,, sakit lah Zaki."

Ujar Aya yang kaget saat melihat Zaki yang ada disana.

"Kamu tidak bisa melarang aku untuk dekat dengan siapapun, lagi pula kita sudah tidak ada hubungan."

Jawab Aya yang ternyata pernah memiliki hubungan dekat dengan Zaki.

"Justru itu, aku tidak mau kamu terluka untuk kedua kalinya, aku tau siapa kakak ku, aku yakin, kamu akan menderita jika memilih dia."

Ujar Zaki yang masih terus memaksa Aya untuk menjauhi Jaka.

"Aku juga tahu siapa kamu, justru kakakmu lebih dewasa dari kamu."

Ujar Aya yang justru berkesan memilih Jaka.

"Kamu mau tau dimana Jaka sekarang?, sekarang ini Jaka sedang berdua dengan Bunga, lantas untuk apa kamu disini?."

Ujar Zaki yang mencoba membuat hati Aya hancur saat itu.

"Tidak, aku yakin jika Jaka tidak seperti yang kamu katakan, justru kamu yang sudah buat aku terluka Zaki."

Ujar Aya yang ketakutan saat melihat wajah Zaki yang mencoba untuk memeluk Aya.

"justru itu, aku tidak rela jika kamu hidup dengan Jaka, Kakak ku sendiri."

Ujar Zaki yang memang masih mengejar Aya.

''Aku tidak mau dengan laki-laki yang sudah beristri, jadi sebaiknya kamu pergi dari hidupku."

Ujar Aya yang ketakutan saat itu.

"Itu salah kamu sendiri, kenapa kamu tidak bisa bersikap dewasa seperti Sari."

Ujar Jaka yang membandingkan Aya dengan Sari yang kini menjadi istri nya.

"Dewasa kata kamu?, gila kamu Jaka, setelah hamil baru kamu mau menikahinya?."

Ujar Aya yang tahu jika Sari hamil diluar nikah saat itu.

"Iya, karena aku tidak pernah mendapatkan nya dari kamu."

Jawab Zaki yang langsung memeluk tubuh Aya.

"Gila kamu Zaki, aku bisa adukan kelakuan kamu pada Jaka dan Sari."

Ujar Aya pada Zaki yang mencoba untuk memeluk tubuh Aya.

"Baiklah Aya, ingat satu hal, kamu tidak akan pernah bisa melupakan aku, karena aku adalah cinta pertama kamu."

Ujar Zaki yang langsung pergi meninggalkan Aya.

Ternyata, Zaki pergi karena sudah melihat Jaka yang sedang berjalan mendekati tempat nya bekerja.

Aya melihat wajah Jaka yang tersenyum bahagia, entah apa yang sedang dia rasakan,

sehingga membuat wajahnya begitu berbeda.