Seorang gadis bernama Zalina Galdisty yang baru berusia 19 tahun harus rela menikah dengan seorang pria yang berumur 38 tahun bernama Brahmantio Nugroho untuk menggantikan sang mamah yang bernama Zoana Clarisa(38tahun) yang kabur dihari pernikahannya dengan Brahmantio.
Brahmantio yang merasa dikhianati oleh sang kekasih pun akhirnya melampiaskan semua amarahnya kepada anak dari Zoana yang kini telah resmi menjadi istri sahnya.
Akankah kesabaran dan ketabahan Zalina mampu meluluhkan hati Brahmantio dan membuat Brahmantio menerima dan mencintai Zalina?ataukah tetap menaruh dendam pada Zoana dan mrmbalaskan dendamnya lewat Zalina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.32
Zalina dibuat kaget saat melihat Mamahnya tengah berdiri didepan pintu rumahnya dan sang suami.
Belum lagi keberadaan koper besar yang ada disampingnya yang semakin membuat Zalina tercengang.
"Ma_mamah?"
"Bisa kita bicara Nak?ada yang ingin Mamah sampaikan"tanya Zoana dengan raut wajah yang mengiba.
"Baiklah,silahkan masuk Mah"
Zalina pun mempersilahkan Zoana masuk untuk berbicara dengannya.Kini Ibu dan anak itu sudah duduk saling berhadapan diruang tamu rumah besar itu.
"Apa yang ingin Mamah sampaikan?"tanya Zalina setelah beberapa saat Zoana hanya diam menatap sendu foto pernikahan Tio dan Zalina yang terpajang tepat dibelakang Zalina.
"Apa kamu bahagia menikah dengan Tio?"
"Alhamdulillah,Mah.Memang kenapa?"
"Tidak,hanya saja.Dia lebih cocok menjadi ayahmu Nak"
"Mas Tio tidak setua itu kok Mah,meski usianya memang seusia ayah.Tapi Mas Tio orangnya bisa mengimbangi aku dan beradaptasi dengan lingkungan aku.Dan aku bersyukur memilikinya dalam hidupku"
Deg...
Hati Zoana terasa tersayat sayat saat gadis muda yang terlahir dari rahimnya itu begitu menghargai kehadiran Tio meski mereka berbeda jauh.
Sementara senyum bangga dan juga haru terpancar dari wajah seseorang yang baru saja datang namun tidak langsung masuk demi mencuri dengar apa saja yang dua wanita yang tengah berbincang didalam rumah itu.
"Apa kamu mencintainya?"
"Awalnya tidak,bahkan hanya sebatas rasa tanggung jawab dan penebus dosa atas rasa bersalah karena kesalahan yang sudah Mamah perbuat.Namun seiring berjalan nya waktu,entah karena apa dan bagaimana.Aku mulai jatuh hati dengan nya"
"Syukurlan jika begitu,maafkan Mamah karena sudah menyeretmu dalam permasalahan yang Mamah buat"
"Tidak Mah,aku justru bersyukur karena insiden itu aku bertemu dan menikah dengan pria hebat seperti Mas Tio"
"Tapi bagaimana dengan kuliah dan karir yang kamu impikan Nak?"
"Kuliah masih lanjut Mah,Alhamdulillah Mas Tio memberikan aku fasilitas pendidikan jadi aku masih bisa kuliah dan untuk karir.Aku hanya seorang istri yang hidup dan matiku sudah ada ditangan suamiku Mah,jika Mas Tio meridhoi maka aku akan meraih mimpi itu namun jika suamiku tidak meridhoi makan,aku akan mengganti mimpiku dengan menjadi seorang istri yang baik dan berbakti untuk suamiku"
Tidak tahan lagi dengan semua ungkapan isi hati Zalina tentang dirinya Tio pun akhirnya muncul dari balik pintu setelah sedari tadi hanya diam mencuri dengan dibalik pintu.
"Assalamu'alaikum sayang"ucapnya pura pura tidak tahu jika dirinya sudah mendengar semua curahan hati sang istri.
"Waallaikum'sallam,Mas sudah pulang?"tanya Zalina setengah kaget mendapati suaminya sudah ada didepan pintu.
Zalina pun bangkit dari duduknya untuk menghampiri Tio dan menyalaminya dengan takzim dan dibalas satu kecupan dikening Zalina oleh Tio.
"Iya sayang,hari ini pekerjaan aku selesai dengan cepat jadi aku lansung pulang"jawab Tio sembari memeluk pinggang Zalina dan menghiraukan tatapan tidak suka dari Zoana.
"Kangen"bisik Tio lagi yang membuat Zalina merona.
"Mas ada Mamah"imbuh Zalina yang membuat Tio menoleh ke arah sofa yang sebenarnya sudah Tio ketahui keberadaannya sebelum Tio masuk kedalam,namun berusaha cuek dan memang enggan untuk melihat wajah yang sudah menorehkan luka dihatinya.
"Hai Ana,apa kabar?"
"Baik Tio,namun aku ada sedikit masalah.Bisa kah kamu membantuku?"
"Lebih baik kita duduk dulu Mas,biar lebih enak ngobrolnya"
Zalina pun membawa Tio untuk duduk bersama dengan nya dan mendengarkan apa yang ingin disampaikan oleh tamunya kini.
"Baiklah,katakan,apa yang bisa aku bantu?"
"Ijinkan aku tinggal disini bersama dengan kalian"
Deg...
.
🌸🌸🌸