Bagaimana rasanya jatuh cinta?
Pastinya indah bukan? Namun bagimana jika jatuh cintanya kepada istri orang? Sakit banget pastinya ya?
Mau pergi terlanjur cinta, tidak pergi tak bisa memiliki.
Itulah yang dirasakan oleh seorang pria bernama Lukas Abraham yang berprofesi sebagai seorang Jaksa Penuntut Umun. Saat dirinya terlanjur menjatuhkan hatinya kepada wanita cantik dan pendiam bernama Nadhya Almira, yang merupakan kliennya sendiri.
Lukas baru menyadari jika cintanya harus bertepuk sebelah tangan sebab Nadhya adalah istri orang.
"Aku akan melupakanmu, Nadh... " Ucap Lukas.
Namun tiba-tiba dia mendengar jeritan suara seorang wanita dari arah luar rumahnya.
"Lukas.... tolongin aku.. " - Nadhya Almira
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lv Edelweiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CINTA TAK SEINDAH ITU...
Mobil Lukas berhenti di depan sebuah rumah dengan halaman yang cukup luas. Di halaman tersebut juga terdapat kolam ikan yang tidak begitu besar, namun cukup membuat suasana sekitar menjadi lebih asri. Beberapa pohon seperti kelapa, jambu dan mangga juga ada di halaman tersebut. Menjadi peneduh di saat siang hari.
Lukas langsung turun dari dalam mobil. Kemudian membuka bagasi dan mengambil beberapa kantong paper bag, yang berisikan oleh-oleh untuk penghuni rumah tersebut. Tak berapa lama, Lukas mendengar suara seseorang.
"Anak Bunda...." Seorang wanita paruh baya, memakai hijab berwarna hitam dan menutup dada, keluar dari dalam rumah dan langsung menyapa Lukas.
"Bun..." Lukas segera mendekati wanita itu.
"Bunda rindu sekali sama kamu, Luk." ucap wanita itu yang tak lain adalah Aina, ibunya Lukas. Aina memeluk putranya dengan sangat erat.
"Lukas juga rindu banget sama Bunda. Maaf ya, Lukas baru bisa balik sekarang." ucap Lukas seraya mengelus-elus punggung sang Bunda.
"Iya, nggak papa. Bunda ngerti kok. Sekarang kita masuk ya? Bunda udah masakin makanan kesukaan kamu." ajak Aina.
"Ayam kecap dan cah kangkung, kan?" tebak Lukas.
"Nah, itu kamu tau." Wanita tua itu langsung menarik tangan Lukas dan masuk ke dalam rumah.
"Luna....Kakak mu udah sampai ini." ucap Bunda.
"Iya Bun, sebentar ya." sahut gadis bernama Luna. Tak lama dia pun turun dari lantai atas dan berlari cepat menuruni anak tangga.
"Kakak..." Luna langsung melompat ke arah Lukas. Dengan cepat sang Jaksa menyambut tubuh mungil adiknya itu.
"Aku kangen banget sama kakak." ucap Luna manja.
"Masa? Bukannya kamu seneng ya kalau kakak nggak ada? Nggak ada lagi yang ngusilin kamu." ucap Lukas.
"Ih kakak apaan sih? Ya enggak lah. Aku malah seneng kk usilin. Usilin aku dong kak?" Luna menengadahkan wajahnya, melihat sang kakak. Lukas langsung menarik lembut hidung Luna.
"Udah udah. Sekarang bawa kakak mu ke meja makan ya. Dia pasti udah lapar. Perjalanannya jauh dengan mobil." perintah Aina.
"Yuk kak?" ajak Luna. Mereka bertiga pun segera menuju meja makan untuk makan malam.
Di rumah itu memang hanya ada mereka bertiga. Ayah Lukas sudah lama meninggal. Sejak dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Ibu lukas, Aina, adalah seorang pensiunan guru. Sedangkan Luna, si bungsu, dia masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas.
Saat ayahnya meninggal, Luna masih sangat kecil. Baru berusia 2 tahunan. Jadi bisa dibilang, jika Luna tidak sempat merasakan kasih sayang ayahnya. Jadi wajar saja, jika dirinya sangat manja pada kakak laki-lakinya itu. Sebab Lukas sudah seperti menjadi pengganti sosok ayah bagi Luna.
Selesai makan, Lukas melihat Aina sedang duduk di teras depan rumah. Lukas pun menghampiri ibunya itu.
"Bunda lagi apa?" tanya Lukas.
"Ini, bunda sedang chatingan dengan teman satu tempat bunda mengajar dulu. Namanya Tante Dessy. Bunda bilang, kalau kamu udah di sini." jelas Aina.
"Emang dia nanyain Lukas? Buat apa?" tanya Lukas heran. Dia lalu duduk di samping bundanya.
"Hai, siapa yang nggak kenal sama kamu sekarang? Satu Indonesia udah tau kamu. Gosip tentang kamu waktu itu, satu desa ini udah tau. Dasar anak nakal." Aina memanyunkan bibirnya.
"Maaf ya Bunda. Lukas udah bikin bunda khawatir." Lukas tampak menyesal.
"Apa sih Luk yang buat kamu tergila-gila sama perempuan itu. Mana istri orang lagi." Aina berbicara dengan pandangannya masih tertuju kepada benda pipih di tangannya.
Lukas diam sesaat. Dia lalu mengalihkan pandangannya kepada Aina.
"Lukas sayang sama dia bunda..." ucap sang Jaksa.
"Jangan bilang kalau kamu sedang menunggu jandanya?" Aina mengalihkan atensinya kepada Lukas. Dia lalu meletakkan ponselnya di atas meja yang ada ditengah-tengah dirinya dan sang putra.
"Bunda...."
"Lukas....Kita udah pernah bahas ini sebelumnya di telepon." ucap Aina.
"But, i love her. Very love..." ucap Lukas. Aina hanya tersenyum.
"Bunda nggak pernah larang kamu untuk mencintai siapa pun. Siapa aja, bebas. But, not for merried, Lukas. Sebab apa yang kamu rasakan sebelum menikah dengan setelah menikah, itu jaaaaauhh berbeda. Kamu nggak bisa menikah hanya karena kamu mencintainya atau dia mencintaimu. Harus ada tolak ukur tentang kepribadian. Tak sekedar hanya ingin memiliki."
"Sudahkah kamu siap dengan semua itu? Dengan kepribadiannya. Dengan masa lalunya. Dengan apa yang ada pada dirinya saat ini? Maka dari itu, gunakan logika sebelum menentukan. Jangan hanya pakai perasaan. Sebab perasaan bisa berubah, tapi logika... selalu akan membawa mu pada kebenaran." ucap Aina.
Lukas terdiam. Dia mulai merenungkan kata-kata bundanya. Dan setelah mereka berbincang lama, Lukas dan Aina pun masuk karena malam sudah semakin larut.
Lukas langsung menuju ke kamarnya di lantai atas. Dia membuka perlahan pintu kamar itu, dan kemudian langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang.
Lukas menatap langit-langit kamarnya. Lalu di pejamkannya matanya. Sesaat kemudian, dia pun terlelap.
Sementara di lain tempat, Nadhya juga sudah berbaring di tempat tidurnya. Namun matanya sulit sekali untuk terpejam. Sesekali dia memegang perutnya. Mencoba untuk merasakan makhluk kecil yang saat ini tengah hidup di dalam rahimnya.
Air mata Nadhya pun tumpah seketika. Teringat akan nasib anaknya itu nanti akan seperti apa? Apakah akan sama seperti dirinya. Tumbuh dalam keluarga yang hancur dan penuh kesedihan. Entahlah.
Nadhya lalu mengusap airmatanya dan mulai menutup matanya. Tak lama kemudian, Nadhya pun terlelap.
...🍁🍁🍁...
Pagi-pagi sekali Nadhya sudah membantu sang ibu menyiapkan kue. Mulai dari menggorengnya, mengemasnya, lalu menyusunnya ke dalam wadah untuk nanti di antarkan ke warung-warung atau gerai-gerai kopi yang ada di desanya itu. Dia tampak sibuk sekali.
"Nadh, jangan lupa ya, di hitung dan di tulis bon jumlah kuenya." Nana mengingatkan putrinya.
"Iya bu." jawab Nadhya.
Dan setelah semua kue selesai di masak dan di masukkan ke dalam tempat. Nana pun mulai memasukkannya ke dalam plastik besar, untuk di antar ke semua tempat penitipan.
"Bu, biar Nadhya aja yang antar." pinta Nadhya.
"Ih, jangan Nadh. Kamu kan lagi hamil muda. Jangan banyak gerak dulu. Bahaya." Nana mengingatkan anak perempuannya.
"Nggak papa bu. Nadhya bisa kok. Lagian kan, nggak jauh juga. Cuma sekitaran desa aja kan?" ucap Nadhya.
"Kalau gitu, biar ibu yang boncengin kamu ya. Kami pegang kuenya aja di belakang." ucap Nana. Nadhya pun menganggukkan kepala.
Dan setelah semua beres, Nana dan Nadhya mulai mengitari desa untuk mengantarkan kue-kue mereka. Nadhya turun dan langsung meletakkan kue di tiap-tiap warung atau kedai kopi. Dan setelah mendatangi sekitar sepuluh tempat, kue pun akhirnya selesai juga di antar. Dan yang saat ini Nadhya antar adalah tempat yang terakhir.
Namun saat Nadhya akan kembali ke motor, tiba-tiba ada yang menegurnya.
"Kamu Nadhya kan?" tanya seseorang. Nadhya pun langsung menoleh ke arah suara itu.
Seorang pria usia sekitar 30 tahunan. Sedang duduk di warung sambil mengopi dan menghisap rokok. Dia tak sendirian, namun ada beberapa orang lainnya. Mereka semua melihat ke arah Nadhya dengan senyum sinis.
"Iya, betul. Saya Nadhya." jawab Nadhya.
"Kamu yang sempat viral waktu itu bukan?" pria itu lalu bangun dari duduknya, dan berjalan mendekati Nadhya. Di lihatnya Nadhya dengan seksama.
"Maksud kamu apa?" tanya Nadhya.
"Gimana rasanya selingkuh sama Jaksa? Enak?" ucap pria itu, tak sopan.
PLAAAKK!
Sebuah tamparan mendarat di wajah pria tersebut. Mata Nana membesar saat melihat Nadhya melakukan itu kepada pria tersebut. Nana cepat-cepat menghampiri Nadhya.
"Nadh... Udah udah... Udah ya...?" ucap Nana seraya memeluk putrinya.
"Jaga ucapan anda ya? Anda pikir saya perempuan apaan?" Nadhya mengacungkan jari telunjuknya, ke depan wajah pria bedebah tersebut. Nadhya benar-benar marah harga dirinya di hina seperti itu.
"DASAR LONTE!" teriak pria itu kepada Nadhya.
"Pelanggar Pasal 436 KUHP yang mengatur tentang penghinaan yang dilakukan dengan mengucapkan kata-kata yang tidak senonoh kepada orang lain. Sanksi hukumannya adalah penjara paling lama 4 bulan 2 minggu atau denda paling banyak Rp 4,5 juta." ucap seseorang dari arah lain.
Semua yang ada di warung pun melihat ke arah asal suara tersebut...
*Bersambung
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
JANGAN LUPA YA, UNTUK NONTON VIDEO KLIP I LOVE ISTRI ORANG, DI INSTAGRAM AUTHOR @lvedelweiss_
BERI LIKE DAN KOMENTAR TERBAIK MU YA? TERIMAKASIH 🥰😇🙏
rindu...siapa...(bojone uwong)
kalau cinta milik orang lain, ya percuma saja...🤣🤣🤣
nyari penyakit emang...😅
salah banget kalau sampai Nadya bilang mencintai Lukas.... karena posisinya dia istri orang...🤭😋
cinta tak harus memiliki Luk...🤭