TAMAT 02 NOVEMBER 2023
Ning Aisha menangis setelah King tak sengaja menciumnya. "Jangan dekati aku lagi!"
"Terus, gimana cara Gue jagain Lo, Cengeng?"
"Nggak perlu, aku bisa jaga diri baik-baik! Kita bukan mahram, jangan deket-deket! Setan pasti suka godain Kita, terutama kamu yang nggak kuat iman! Nggak mau shalat. Pasti jadi temen setan!"
"Lo mau dihalalin sama temen setan ini? Bilang! Besok Daddy sama Mom biar ngelamar Lo buat Gue!"
"Sinting..."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB TIGA SATU (Revisi)
Daddy Axel dan seluruh keluarga Millers tercengang mendengar pengakuan gadis berkursi roda itu. Terlebih, Aisha yang hampir tak bisa mengangkat napasnya, sesak.
King pernah melakukan one night stand bersama Billy dan saat keduanya pulang dari villa, mereka mengalami kecelakaan karena King menyetir dalam pengaruh alkohol.
Sedari awal, Aisha penasaran dengan gadis pertama yang King suka. Sempat ia kubur dalam dalam rasa penasarannya, berharap hubungan keduanya maju tanpa ingatan akan masa lalu.
Rupanya bukan hanya disukai, tapi mereka pernah berhubungan spesial. Bahkan melakukan kegiatan yang dilarang agama.
Hanya karena Billy lumpuh, tega-teganya King memutuskan Billy begitu saja. Berarti benar yang dibicarakan Liam padanya.
"Gue yakin Lo cuma cewek taruhan King. Gue yakin Lo bakal ngalamin hal yang sama, kayak korban korban King sebelumnya. Lo nggak lebih dari sekedar mainan anak konglomerat."
Aisha tak ingin mendengar bualan dari mulut musuh bebuyutan King, Aisha ingin selalu berprasangka baik pada suaminya.
Namun, ia gagal karena dia tak pernah mendengar ungkapan cinta yang serius dari pemuda konglomerat itu.
"Puluhan cewek yang dia jadiin taruhan, udah bosan dia tinggal gitu ajah! Dan Lo, siap siap bakalan ditinggal juga setelah Lo udah nggak perawan!"
Bahkan kata itu yang akhirnya menjadikan dilema tersendiri bagi Aisha. Walau akhirnya Aisha mengalah pada keadaan.
King suaminya yang berhak atas kesuciannya, lalu setelah itu dia berikan. Masa lalu King baru hadir mengungkapkan segalanya.
Aisha menatap King tak percaya. King yang dia anggap sangat melindunginya, menjadi orang yang juga paling menyakitinya.
Ini yang sebenarnya Aisha takutkan, Aisha mengetahui masa lalu King yang berantakan seperti dugaannya selama ini. King sama seperti Abi Lukman, sama-sama berlaku buruk pada wanita.
Disaat dia telah jatuh cinta, nyata ini begitu membuatnya remuk. Harusnya tak Aisha biarkan hatinya terjatuh pada lelaki berhati semu.
Dimadu, tentunya Aisha tak mampu. Rasanya pasti sakit, apa lagi ketika yang jadi madu hanya gadis lemah yang sudah pasti akan lebih mendapat perhatian lebih.
"Sampai kemarin aku masih percaya kamu King!" Aisha menangis tergugu. "Kamu tega menghancurkan masa depan gadis polos seperti Billy!"
King tak banyak merespon, yang mana membuat Aisha semakin yakin, jika Billy berbicara apa adanya. Dia, bukanlah gadis pertama yang disentuh pemuda itu, dia hanya gadis kedua dan harus rela diduakan setelah ini.
Kehidupan poligami, Aisha tak kuasa untuk membayangkan bagaimana dia berbagi waktu, tubuh, perhatian dan lainnya dengan Billy.
King keluar dari kamar setelah Aisha duduk di tepi ranjang. Jelas bungkamnya King karena dia merasa berdosa.
🖋️~
^^^🖋️~^^^
King turun kembali ke lantai bawah, tempat di mana Billy masih sesenggukan dan meraih banyak atensi dari seluruh keluarga Millers.
"Kalian pulanglah! Kita bicarakan lagi setelah Axel ada di rumah. Kita butuh kepala dingin, jadi jangan bertindak gegabah." Om Alex ada untuk menengahi permasalahan ini.
"Baiklah." Om Handika mengangguk tegas lalu melirik ke arah King. "Besok aku datang lagi. Menuntut pertanggungjawaban kalian, terutama kamu, King!"
Om Alex mengangguk tenang. King hanya terdiam memandangi wajah Billy yang terus menangis seolah-olah dunianya sudah sangat hancur karena ulahnya.
"Siapkan saja pernikahan mereka. Menjadi pewaris tahta harus pandai tanggung jawab. Atau scandal ini akan tersebar luas di media!"
Tak bosan-bosannya Om Handika menyerukan ancaman. Bagaimana pun, putrinya harus mendapat hak yang semestinya setelah kejadian salah yang dibuat King satu tahun lalu.
"Anda tidak perlu terus mengancam. Kami tahu apa yang harus kami lakukan. Pulanglah, datang setelah Axel pulang." Om Alex bertimpa lagi.
King meremas kepala yang sudah ingin meledak. Banyak benang kusut yang memenuhi isi otaknya. Menikahi Billy, memberikan Aisha madu, bukan pilihan yang dia ingin lakukan.
Namun, jika scandal pernikahan dini mereka terungkap. Mungkin mereka terancam dipisah untuk sementara, sampai berita di media tenang seiring berjalannya waktu.
King kembali ke kamar, Aisha baru selesai shalat Maghrib. Pemuda itu meraih ujung kain mukena Aisha yang lantas ditepis.
Terlihat sembab mata Aisha, sepertinya tangisan Aisha cukup lama. "Aku bisa jelasin, Ning. Aku mau kamu percaya, yang aku ceritakan ini bener adanya!"
"Kamu mau bilang waktu itu mabuk? Kamu nggak sengaja tidur sama dia?" tukas Aisha.
King menggeleng pasti. "Aku nggak mabuk. Waktu itu aku menolak ajakannya. Aku jujur, Ning. Aku berani sumpah demi Allah, Ning. Aku jujur. Aku sama dia nggak pernah one night stand!" cetusnya yakin.
Aisha mulai menatap pemuda itu dengan harapan tinggi. "Kaki dia lumpuh, karena kebodohannya sendiri! Bukan karena aku!"
"Apa buktinya?" Aisha mencecar.
King menarik Aisha untuk lekas dimasukkan ke dalam dekapannya. Sudah lebih lega dari sebelumnya.
"Akan aku buktikan. Tapi sebelum itu, tolong jangan berpikir macam-macam dulu! Sudah kubilang, silahkan seluruh isi dunia men-cap aku buruk, aku cuma butuh kepercayaan mu!"
Walau gamang, Aisha kembali berani untuk membalas pelukan suaminya.
Ternyata ini resiko memiliki King si anak konglomerat, Aisha harus rela mendapat batu-batu sandungan yang cukup besar.
"Akan aku ceritakan semua kejadian malam itu, bersamanya, di villa itu," ucap King.