"Dia membuang sebuah berlian, tapi mendapatkan kembali sesuatu yang kurang berharga. Aku yakin dia akan menyesali setiap keputusannya di masa depan, Illana."—Lucas Mathius Griggori.
Setelah cinta pertamanya kembali, Mark mengakhiri pernikahannya dengan Illana, wanita itu hampir terkejut, tapi menyadari bagaimana Mark pernah sangat mengejar kehadiran Deborah, membuat Illana berusaha mengerti meski sakit hati.
Saat Illana mencoba kuat dan berdiri, pesona pria matang justru memancing perhatiannya, membuat Illana menyeringai karena Lucas Mathius Griggori merupakan paman Mark-mantan suaminya, sementara banyak ide gila di kepala yang membuat Illana semakin menginginkan pria matang bernama Lucas tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunny Eclaire, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Melawan restu.
"Ayah tidak mengerti, kamu bisa menikah dengan siapa pun, mengapa harus pria itu, Illana?" Tidak hanya Samuel dan Jena, setiap orang yang mengenal Illana pasti akan terkejut mengetahui wanita itu berniat menikah dengan pria bermarga Griggori.
"Selain latar belakang keluarganya, dia juga sempat masuk penjara, bukan?" Jena menambahkan, mereka pasti ragu melihat masa depan Illana jika berhubungan kembali dengan keluarga seseorang yang telah menyakitinya. "Apakah kamu tidak trauma menghadapi keluarga itu, putriku?"
Illana tersenyum tipis, ia merenung di depan orangtuanya. Ia telah mempertimbangkan keputusan besar tersebut setelah memikirkannya secepat kedipan mata, ia tahu penolakan ini pasti akan terjadi, tapi mengingat kembali keyakinannya tentang Lucas membuat Illana berdiri tegak untuk dirinya sendiri.
"Ya. Aku sangat tahu tentang itu, dia pernah menceritakan alasannya, bahkan tanpa harus aku bertanya. Dia sangat terbuka kepadaku, seperti seorang kakak kepada adik perempuannya."
"Maksudmu, kamu merasa nyaman karena perasaan terlindungi seperti itu, huh?" Samuel masih berusaha menyadarkan putrinya. "Waktumu cukup panjang, Illana. Kamu bisa memilih pria lain, ayah dan ibu takkan keberatan, kami takkan memaksamu menikahi siapa pun, jadi jangan merasa terbebani."
Jena menyentuh bahu Illana yang duduk di sampingnya. "Ayahmu benar, perceraian itu baru terjadi beberapa bulan terakhir, seperti kemarin saja. Jadi, mengapa harus terburu-buru? Apakah seseorang menyinggung perasaanmu sehingga mengambil keputusan sebesar ini?"
Sorot mata Illana menjadi tajam, ia menatap lurus ke depan seraya mengangguk. "Ya, seseorang memang menyinggungku, terus mengusik tanpa rasa bersalah, sehingga aku merasa harus mengurusnya dengan baik."
"Siapa? Siapa yang menyinggungmu? Katakan kepadaku, ayah akan menghampirinya." Samuel terlihat kesal.
"Jika memang hanya karena tersinggung, kamu bisa membalasnya menggunakan cara lain, bukan? Jadi, gagalkan rencana pernikahanmu dengan Lucas. Ibu merasa cemas, Illana."
"Justru karena ingin membalasnya, sehingga aku harus menikahi Lucas. Lagipula, kami bukan kerabat meski keponakannya adalah mantan suamiku. Tidak ada yang salah dengan hubungan ini."
"Illana. Ayah menentangnya!" Berbicara sehalus dan selembut mungkin agar Illana menyadari keputusan besarnya salah—tetap tak membuat putrinya mengalah. Samuel bereaksi berlebihan.
Illana mengembuskan napas panjang, ia tak tersinggung menanggapi bentakan ayahnya. Sikap pria itu memang wajar, siapa pun pasti akan memperingatkan Illana agar tidak berurusan kembali dengan Keluarga Griggori, seolah Illana sedang memancing kegagalan pada sungai omong kosong yang sama.
"Illana. Kamu pasti akan mendengarkan kami, bukan? Kamu harus sadar betapa terluka dan kecewanya dirimu saat Mark berkhianat, bagaimana jika Lucas melakukan hal yang sama? Kamu belum mengenalnya dengan baik, putriku." Pendekatan Jena masih halus, ia mempengaruhi Illana dengan lembut.
Ya, Illana sempat memikirkan hal yang sama. Bagaimana jika Lucas berkhianat seperti Mark? Apalagi pria itu sempat berkata bahwa sering didatangi wanita untuk meminta pertolongan. Bukankah sangat mudah melakukannya di belakang Illana?
Namun, keraguan muncul ketika Lucas menyetujui permintaan Illana dengan cepat dan yakin.
Ia mengingat jelas tentang percakapan mereka semalam.
"Bisakah pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan pada alat reproduksimu?" Illana sangat berhati-hati saat mengatakannya, tapi mungkin permintaan tersebut akan tetap menyinggung Lucas.
Anehnya, pria itu justru tersenyum, ia tetap berlutut di depan Illana yang masih duduk di sofa, Lucas menyentuh kedua tangan Illana.
"Tentu, kamu bisa memerintahkan apa pun kepadaku, takkan ada yang terlewat agar kamu mempercayaiku."
Kembali pada situasi di rumah orangtua Illana, ia menatap Samuel dan Jena bergantian, mengatakan sesuatu yang sekaligus mengakhiri pertentangan di antara mereka.
"Untuk saat ini, aku mempercayainya, jika kelak Lucas melakukan hal buruk terhadapku, bukan masalah. Sejak awal, aku telah mempertimbangkan hal sebesar ini dengan matang, kami juga berdiskusi, memperjelas apa yang harus dan tidak. Aku pasti akan berhenti sekaligus menanggung konsekuensi dari keputusan besarku, jika ayah dan ibu tetap menentang, tidak apa-apa, tapi aku akan tetap menikah dengannya saat keraguanku terhadapnya benar-benar lenyap."
***
"Bu, aku pulang."
"Bocah nakalku telah datang, huh? Kemarilah, Lucas. Ibu merindukanmu."
Memeluk erat dan mencium kening Hana, kedua hal itu dilakukan Lucas penuh kasih sayang. Akhirnya ia memiliki alasan terbaik untuk menginjakan kakinya lagi di Griggori's House setelah berbulan-bulan absen.
"Apa ini? Kulit Ibu mengendur? Apa Ibu tidak makan dengan baik?" Ia memeriksa tangan Hana, bersikap konyol hanya di depan sang ibu.
"Apa maksudmu, huh? Aku sudah tua, tentu saja kulitku akan mengendur. Lagipula jika selera makanku sangat buruk, semua itu juga ada kaitannya denganmu. Kau sama sekali tidak merindukan ibumu, sehingga lupa berkunjung kemari. Bagaimana aku harus menghukum anak durhaka sepertimu, huh?"
Lucas tersenyum, ia merasa bersalah karena terpaksa mengatur jarak dengan Hana. Jika bukan karena kemarahannya terhadap Steve, ia tak harus bersikap seperti ini.
"Maka ikutlah denganku tinggal di Rockstar Village, Ibu bisa melihatku setiap hari tanpa harus menunggu, kenyamanan di sana juga lebih baik, caregiver yang mengurusmu bisa ikut tinggal di rumahku, Bu."
"Bagaimana mungkin, rumahku di sini. Seharusnya bocah nakal sepertimu bisa sedikit berbakti terhadapku, menginaplah selama beberapa hari, Lucas."
Ekspresinya berubah, tak senang mendengar permintaan Hana. "Aku tidak ingin melakukannya. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, mengapa membuang waktu menginap di tempat ini?"
"Mengapa? Karena masih berkonflik dengan kakakmu?"
"Ya."
"Sebaiknya kalian segera berbaikan, mengapa aku harus menikmati masa tua dengan melihat kedua putraku bermusuhan? Ini menyedihkan."
"Dia bahkan tak merasa bersalah terhadapku, jadi untuk apa begitu sungkan terhadapnya? Aku memiliki tempat tinggal yang nyaman serta bisnis sendiri, aku takkan bergantung kepada siapa pun sehingga orang lain sulit menginjak harga diriku."
"Namun—"
"Bu, aku datang kemari bukan untuk membahas Steve, tapi ingin memberitahu sesuatu yang penting kepadamu. Jadi, berhenti membahas pria itu." Lucas memperingatkan, menginjak kembali lantai di rumah ini saja sudah membuat dirinya sangat muak karena cukup mengingatkannya tentang betapa kejam sikap saudara kandung seperti Steve Griggori.
"Baiklah, apa yang ingin kamu katakan?"
Mereka duduk di dekat jendela besar kamar Hana, menikmati udara pagi yang berembus cukup kencang dari luar. View dari posisi ini adalah kebun bunga aster dan mawar, dua bunga yang disukai oleh Hana, sehingga ia dapat menemukan ketenangan setiap kali menatap kebun bunganya.
"Aku akan menikah dengan seseorang."
Pupil mata Hana membesar. "Benarkah? Siapa perempuan yang berhasil menggungah perhatianmu itu, Lucas? Katakan padaku siapa, aku harus berterimakasih kepadanya karena telah membuat putra bungsuku beranjak dari kesendirian."
"Namun, firasatku meyakini bahwa kemungkinan besar Ibu takkan pernah berterimakasih kepadanya."
"Mengapa kamu berpikir seperti itu saat dia bahkan belum muncul di hadapanku? Kamu berpikiran buruk tentangku, huh?"
"Tidak. Hanya saja Ibu pasti akan terkejut, tapi meskipun Ibu menentangnya, aku akan tetap menikah dengan wanita itu, aku telah menginginkannya cukup lama."
"Memangnya siapa wanita itu, Lucas? Apakah ibu mengenalnya?"
"Ya. Ibu sangat mengenalnya."
"Siapa?"
Lucas mendengkus, lalu tersenyum miring. "Illana Reyes, mantan istri cucumu, Mark Griggori."
***