.
.
.
Queen Adena Sasikirana Arundati,
seorang gadis cantik hidup di desa, tidak ada yang tau identitas sebenarnya kecuali sang ibu kandungnya saja (Dewi mustika), misteri kisah Dewi itu disimpan serapat-rapatnya.
mereka bahagia hidup di desa terpencil, berteman dengan binatang buas dan bergaul dengan alam.
suatu hari terjadi masalah yang membuat Nana harus ke Kota dan tujuan utama Nana adalah mencari tau siapa Papa kandungnya, Nana tidak suka konspirasi yang membuat hidup Mamanya menderita, mudah bagi gadis itu menemukan identitas Ayah kandungnya.
gadis yang tangguh, siapa Pria yang tidak akan jatuh hati padanya? Tuan Muda Arkatama jatuh cinta pada Gadis itu terlebih lagi saat tau identitas gadis tersembunyi di desa itu.
Nana kembali ingin membalas orang yang berani menyakiti hati Mamanya, Nana adalah gadis Ceria dan periang tapi jika dirinya sudah diusik, dendam !! Nana gadis yang sangat pendendam hingga bertekad untuk membalas perbuatan orang yang menyakiti ibu nya.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tau
.
.
.
"aku pulang..! ". Devano berkata canggung ke Nana yang terlihat tidak ada sedihnya sama sekali melihatnya pergi.
Jainendra sebagai Asisten Devano yang dipanggil akrab Endra hanya menatap tak berkedip pada Nana, Nana tidak berpakaian seksi atau bermake up tapi mengapa gadis itu sangat cantik dan menawan seperti seorang Putri saja.
"kau berjanji akan menolongku 2 minggu lagi kan? ". tanya Nana serius sambil memicingkan matanya
"iya, aku berjanji". balas Vano tersenyum tipis
"ya sudah aku pergi! ". Nana berbalik pergi meninggalkan Vano yang terkekeh gemas.
"Tuan Muda..!". sapa Endra ragu-ragu
"apa?". sahut Vano beralih menatap Endra dengan tatapan tajam.
"ingat Tuan... Anda sudah bertunangan". Endra mengingatkan
"ckk.. aku tidak akan bertunangan dengannya". ketus Vano masuk ke mobilnya.
Endra menggaruk-garuk tengkuknya, ia melihat ke arah Nana yang sudah tidak terlihat lagi, sebelumnya Vano tidak perduli dengan pertunangannya karna hanya masalah bisnis saja tapi untuk pertama kalinya Vano menentang pertunangannya dengan putri penguasa wijaya yang bisa menambah kekuasaan Perusahaannya.
didalam mobil Vano menatap serius ke arah jalanan yang ia tempuh,
"Endra..! ". panggil Vano serius
"iya Tuan Muda". sahut Endra
"kau cari tau lebih detail tentang Celinne". titah Vano
"ada apa Tuan? bukankah anda tidak peduli dengannya?". Endra
"iya.. tapi aku tidak mengerti reaksi Bu Dewi, dia langsung berubah padaku hanya karna wanita itu, aku yakin ada masalah dengannya". Vano
"Bu Dewi? ". beo Endra
"ibu gadis cantik tadi". jawab Vano dengan malas
"eeh.. iya Tuan, Nona tadi cantik sekali...hmmm". Endra tergagap
"awas saja kau mendekatinya..! dia dewiku, gadisku". peringatan Vano
"Eeh..? lalu..? Nona Celinne bagaimana Tuan? ". tanya Endra
"jangan bawel". ketus Vano membuat Endra terdiam tanpa berani berbicara,
sesampainya di Mansion, seperti biasa Vano disambut khawatir oleh ibunya, Vano tidak memiliki Ayah karna sudah tiada sejak ia berusia 10 tahun hingga Perusahaan di urus oleh Pamannya namun karna Vano enggan menandatangani berkas yang diberikan Pamannya membuat Vano harus berjuang dari umur 10 tahun itu.
"Maaf Mommy..! aku tidak mengerti apa mau anak angkat Papa itu". ujar Vano blak-blakan tanpa ada yang ditutup-tutupi.
"Ya Tuhan.. kenapa dengan Hema sih? sejak dulu dia memang begitu, ada aja syiriknya, udah tau dia anaknya Paman mu tapi karna Papamu kasihan diangkat menjadi anaknya, Mommy juga tidak bisa apa-apa saat dia diangkat jadi anak Papamu". keluh Mommy Diah dengan lirih.
Hemachandra adalah abang angkat Devano.
"biarkan saja Mom, Vano akan urus semua nya dengan baik". kata Vano tersenyum lembut.
"masih bisa tersenyum nak? Mommy udah berapa hari ini tidak bisa tidur, Mommy khawatir denganmu tapi kamu sama sekali tidak pernah menghubungi Mommy". Mommy Diah mengomel
"sudah Mom.. Vano minta maaf, Vano harus istirahat ya? tidur Vano tidak cukup". potong Vano mencium kening Diah lalu berlari meninggalkan Mommy diah yang berteriak memanggilnya.
.
.
beberapa hari kemudian di Kota Jakarta,
Endra datang ke Ruangan Vano membawa berkas yang ia minta.
"kau yakin ini En? aku ingin Berkas yang Selengkap-lengkapnya karna aku merasa ada misteri kisah cinta diantara mereka". Vano
"Hmm.. saya sudah melakukan tes DNA Tuan, ini berkasnya? ". Endra menyerahkan berkas baru ke Vano.
Vano melihat isinya dan tersenyum miring, "sudah aku duga wanita ini memang bukan darah daging Tuan Yardan".
"tapi bagaimana bisa Tuan? kisah cinta satu malam antara Tuan Yardan dengan Nyonya Emma sangat terkenal saat itu, mereka bahkan menikah karna malam itu dan dikaruniai seorang Putri yaitu Nona Celinne, tapi bagaimana bisa ini bukan darah dagingnya tuan Yardan tuan?". Endra
"sifat wanita ini seperti iblis, sebelumnya aku tidak peduli karna aku bisa menghabisinya setelah mendapatkan kekayaannya". Vano berkata dengan serius
"T.. Tuan benar-benar akan membunuhnya? tapi dia Putri Wijaya, dia satu-satunya keturunan tunggal Perusahaan ternama Keluarga Wijaya". Endra
"cari tau tentang masalalu Tuan Yardan! aku tunggu berkasnya Sore ini". titah Vano
Endra yang gelagapan dapat tugas baru yang harus diberikan sore ini pun segera berlari keluar, hari ini sudah jam 15.00 WIB, lalu jam sore yang dimaksud Vano pasti sebelum jam 17.00 WIB.
.
.
Vano memejamkan matanya, ia memikirkan masalah tunangannya.
"jika aku tidak salah menebak Nana adalah putri kandung Yardan Wijaya, wajah mereka sangat mirip". gumam Vano masih memejamkan matanya
sebelumnya Vano tidak pernah berpikiran seperti itu tapi sejak merasakan perubahan sikap dewi membuatnya yakin hingga bisa berpikir seperti itu.
sore harinya jam 17.26
"kau terlambat Endra". Vano membuka matanya dan menatap tajam ke Asistennya itu.
"maaf Tuan Muda, mencari berkas lama mengenai kisah 19 atau 20 tahun yang lalu cukup sulit". jelas Endra dengan kikuk.
Vano merampas berkas baru yang dibawa oleh Endra, Endra menghela nafas panjang karna ia merasa dicekik oleh waktu yang ditentukan oleh Vano.
Vano tertawa lebar, "dasar iblis..! memang bukan dia wanita yang tidur dengan Tuan Yardan".
"tapi saya tidak menemukan wanita yang sebenarnya Tuan, semua bukti dan saksi telah kompak dan serentak menunjuk Nyonya Emma lah yang ada dikamar malam itu". jelas Endra
"itu sudah cukup bagiku". seringai Vano
"kau tidak merasa asing melihat wajah gadis itu? ". tanya Vano serius dengan senyum tipisnya.
"gadis mana Tuan? ". tanya Endra
"gadis yang menolongku lah, menurutmu gadis yang mana? ". jawab Vano datar
"hehe.. maaf Tuan, saya melihat gadis itu sangat cantik dan saya tidak ingat apapun apalagi sempat berpikir mirip siapa kecantikannya itu". tutur Endra dengan serius.
Vano menatap tajam Endra yang pura-pura tidak tau, ia hanya mengatakan apa yang ada dibenaknya tanpa berniat berbohong, karna jika Endra jawab tau maka Vano akan bertanya sampai ke titik darah penghabisan jadi lebih baik jujur saja.
"dia mirip dengan Nyonya Shinta generasi pertama". Vano
Endra semakin tidak mengerti siapa Shinta, "siapa Nyonya Shinta Tuan? ".
"bodoh...! pergilah sebelum aku marah". usir Vano
"eeeh...? baik Tuan". jawab Endra segera melarikan diri dari Ruangan Vano.
Vano terkekeh melihat hasil tes DNA Putri penguasa Wijaya yang sekarang dengan Putri yang tersembunyi di desa kawang.
"Dia Putri Tersembunyi si Penguasa W Group yang sebenarnya". ujar Vano pelan
"tidak aku sangka Tuan Yardan sangat teledor dan ceroboh, bagaimana bisa dia percaya wanita yang ada disampingnya kini adalah wanita yang hamil anaknya? apa dia tidak curiga sama sekali? ". gumam Vano
.
sementara di tempat lain
seorang wanita seksi tampak berdandan begitu cantiknya malam ini.
"malam ini aku akan bertemu dengan Tunanganku..! Celinne.. hidupmu begitu bahagia...! hahaha". Celinne tertawa puas dengan garis hidupnya.
Celinne seorang Putri tunggal Perusahaan W Group yaitu Cucu kesayangan keluarga Wijaya, tapi entah mengapa dirinya selalu tidak puas dengan apa yang ia miliki, Celinne merasa hidupnya akan begitu sempurna setelah mendapatkan Suami seperti Devano.
Pria impian banyak wanita dari berbagai kelas atas maupun menengah, dan bahkan dari kelas bawah sekalipun.
.
.
.
tapi lanjut