Niat baik salsa untuk membantu sang bos yang sedang hangover ternyata membawa petaka untuknya. bagaimana tidak, malam ini kesuciannya di rengut oleh Azka Aditama dengan paksa.
sementara Azka sendiri bingung, sudah hampir tiga puluh tahun dia tahu dirinya impoten, tapi malam ini, kamar apartemennya menjadi saksi bisu,bagaimana keperkasaan alatnya saat menggagahi gadis di bawah kungkungannya.
Azka-Salsa here
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HaluBerkarya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keresahan Azka
"kak, kak Salsa masih belum pulang ya? sebenarnya semalam dia kemana sih kak?" tanya Kenzo pada Rara. kedua orang itu sekarang tengah makan bersama di meja makan. semalam keduanya tidur dengan perut kosong, menunggu Salsa pulang sampai mereka ketiduran.
"entahlah Ken, tadi malam katanya jemput pak Azka" jawab Rara yang juga tidak tahu pasti dimana Salsa sekarang.
"entar aku cari kak salsa deh, perasaanku sedari tadi tidak enak, apa terjadi sesuatu sama dia ya?"
"kau tidak ke sekolah?" tanya Rara pada adiknya, Kenzo menggeleng, bagaimana mungkin dia bisa ke sekolah sementara pikirannya masih pada kakak pertamanya. melihat itu Rara hanya menghela nafas berat, tidak juga memaksa kenzo agar tetap ke sekolah.
saat keduanya tengah berbicara sembari makan, suara klakson mobil mengalihkan perhatian mereka.
"itu pasti kak Salsa.." Kenzo dengan cepat berdiri, begitu pula dengan Rara yang mengekor dari belakang.
sampai di depan kontrakan bukan mobil salsa yang mereka lihat, tapi Revan yang tumben tumbennya datang ke kontrakan.
"kak Revan" sapa Rara lebih dulu, sementara kenzo hanya diam. dia memang begitu, sedari dulu tidak srek dengan pria tampan itu. bukan karena Revan tidak baik, tapi Kenzo hanya kesal karena ibu Revan tidak pernah menyukai kakaknya.
"selamat pagi Ra, Salsa-nya ada?" tanya Revan.
Rara menggeleng membuat Revan memicingkan matanya sejenak.
"Salsa sudah berangkat ke kantor? tapi kok pagi banget perginya? padahal aku datang untuk menjemput dia loh" ujar Revan yang tidak habis pikir dengan pacarnya itu.
saat mereka tengah ngobrol di halaman depan kontrakan, mobil Azka datang kesana.
pria itu keluar dengan gagahnya, stelan jas lengkap di tubuhnya, langkah tegap itu menghampiri ketiga orang disana.
"permisi, Salsa ada?" pertanyaan yang sama dengan Revan tadi. baik Rara maupun Kenzo menatap lekat ke arah Azka. mereka tahu pria itu, dia alasan Salsa sampai tidak pulang dari semalam.
"bapak kenapa malah tanya kesini, bukankah kak Salsa masih bersama bapak? tadi malam dia keluar ingin menjemput bapak, tapi sampai tadi pagi belum pulang pulang" jelas Rara bingung sendiri, kalau tidak bersama Azka, Salsa kemana? pikir gadis itu.
mendengar penjelasan Rara, Revan menatap ke arah Azka, menanti jawaban pria itu.
"maksud kalian, Salsa belum pulang? atau mungkinkah dia sudah ke kantor?" tanya Azka bingung sendiri. memang benar adanya semalaman salsa ada bersamanya, tapi bukankah gadis itu pergi dari apartemennya pagi pagi sekali tadi.
.
.
tidak mau berlama lama disana, Azka pamit. dia berjalan cepat ke arah mobil, melajukan mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata.
dia juga menghubungi Aditya, meminta pria itu untuk memastikan apa benar Salsa sudah sampai di kantor.
tiga puluh menit berlalu, Azka sudah disini, di kantor Aditama group. ini pertama kalinya pria itu datang sepagi ini, masih banyak karyawan yang belum pada datang, karwna memang jam kantor biasanya jam delapan, sementara ini masih setengah tujuh pagi.
langkah panjangnya berayun menuju lantai dua puluh, dimana ruangannya berada dan tepat di sebelahnya ada ruangan Salsa sang sekertaris.
di dalam lift, dia berpapasan dengan Aditya yang ternyata sudah sampai lebih dulu atas perintahnya.
"bagaimana dit? salsa sudah sampai kantor?" tanpa basa basi dia langsung bertanya, Aditya menggeleng, sedikit heran juga dengan tingkah sang bos yang di luar nurul pagi ini. sejak kapan pria itu mencari Salsa sampai segininya, lagi pula nanti juga gadis itu akan datang ke kantor.
Azka menarik rambutnya frustasi, dia kembali mengambil ponsel dan menghubungi nomor salsa tapi lagi dan lagi semuanya sia sia. tidak ada satu panggilan darinya yang tersambung.
"kenapa Ka? ntar juga Salsa datang!" ujar Aditya.
Azka menggeleng,
"aku membuat suatu kesalahan dit, aku yakin Salsa pasti sangat membenciku sekarang.." ujar Azka, memang pria itu selalu terbuka dengan asistennya.
"kesalahan apa? kau sepanik itu pasti masalahnya sangat besar" mengerti dengan kebiasaan Azka, Aditya menarik kesimpulan dan lagi Azka mengangguk.
dia membawa Aditya ke ruang kerjanya, disana dia menjelaskan semuanya dari awal. hingga aditya pun syok bukan main, yang menjadi perhatiannya adalah dimana Azka bercerita tentang alat keperkasaannya.
"serius bangun?" tanya Aditya antara ragu dan penasaran.
"serius, tidak penting soal itu sekarang, tapi yang jelas aku mau kamu mencari tahu dimana posisi salsa sekarang!" aditya mengangguk, dia mulai mencari tahu. meninggalkan ruangan Azka.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...