Seorang gadis 24 tahun, seorang guru SD berparas cantik dan selalu berpakaian tertutup, tanpa sengaja menemukan seorang gadis kecil yang sedang menangis di pinggir jalan.
"Mama...!"
Gadis kecil itu memanggilnya dengan sebutan Mama, membuatnya terkejut dan kebingungan. Ia tak mengenal anak itu sama sekali.
Meski begitu, gadis kecil itu bersikeras memintanya untuk membawanya pergi bersama. Penampilannya tidak menunjukkan bahwa ia anak terlantar. Lantas, siapa sebenarnya gadis kecil ini? Apa rahasia di balik pertemuan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur dzakiyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Usaha
Shaka menatap layar handphonenya yang memutar video tutorial memasak dari YouTube. sebelumnya ia telah mencari beberapa channel yang cocok dan akhirnya memilih satu yang terlihat mudah diikuti. Dengan napas yang sedikit berat, ia mengikuti instruksi dengan seksama. Memotong sayuran yang sudah di cuci sebelumnya.
Untuk pertama kalinya Shaka memutuskan melakukan sesuatu yang belum pernah ia lakukan seumur hidupnya. Bukan karena ia tiba-tiba tertarik pada seni kuliner, melainkan karena seseorang yang sangat spesial. Khyra, gadis yang diam-diam telah mengisi hatinya, yang baru saja keluar dari rumah sakit. Ia tak ingin Khyra lelah memasak untuk dirinya dan Lea, jadi ia bertekad untuk memasakkan sesuatu yang istimewa.
Wajah tegangnya ketika memerhatikan video diputar sembari mengikuti instruksi, suara sang chef terdengar begitu santai, berbeda dengan detak jantung Shaka yang berdetak lebih cepat dari biasanya.
“Selanjutnya, potong bawang merah dan bawang putih...” suara dari video terdengar jelas.
Shaka mengikutinya dengan cermat, tetapi masalah mulai muncul sejak awal. Ketika ia berusaha memotong bawang, tangannya yang biasa memegang pena mahal kini gemetar memegang pisau. Bawangnya terpotong tak rata, beberapa bagian terlalu tebal, beberapa terlalu tipis. Shaka menghela napas panjang, memaksakan senyum di wajahnya yang tegang.
"Astaga, apa yang mereka pikirkan saat menciptakan bawang ini?" gumamnya kesal.
Kemudian, saat ia mencoba menggoreng bawang tersebut, suara minyak yang meletup-letup membuatnya terkejut. Beberapa potongan bawang melompat keluar dari wajan, membuatnya melangkah mundur dengan cepat.
"Sial! ini lebih berbahaya daripada rapat dewan direksi," keluhnya sambil mencoba menenangkan diri.
Langkah demi langkah, Shaka mencoba mengikuti instruksi. Ia menumis bawang yang telah dipotong, dan memasukkan bahan-bahan lain sesuai dengan resep. Setiap kali ia merasa kebingungan, ia akan memutar ulang video untuk memastikan semuanya benar. Beberapa kali, bau gosong sempat tercium, membuatnya panik dan buru-buru memperbaiki kesalahan.
Ketika Shaka memasukkan kembali sayuran ke dalam wajan, semuanya tampak kacau. Sayurannya menjadi terlalu layu, dan warnanya tidak secerah di video.
Shaka menggaruk kepalanya, frustasi. "Kenapa sayuran ini tidak mau bekerjasama?" ia menggerutu, merasa seperti seorang raja yang diabaikan oleh rakyatnya.
Saat tiba waktunya untuk menambahkan bumbu penyedap, Shaka meraih garam. Namun, tanpa sengaja ia menumpahkan seluruh isi garam ke dalam wajan. Ia terdiam sejenak, memandang wajan dengan kaget sebelum akhirnya tertawa getir.
"Ini benar-benar bencana nasional," katanya sambil menghela napas.
Tidak lama kemudian Shaka telah selesai berkutat dengan kesibukannya, meski beberapa kali membuat kesalahan, namun akhirnya dengan usaha Shaka, ia telah selesai dengan masakan yang tiga kali di ulang.
Shaka tersenyum getir memandang sup buatannya, yang tidak terlihat sup, bisa dikatakan itu adalah sayur ayam tumis. Shaka juga mengecek nasi yang tampak seperti bubur.
"Padahal aku sudah mengikuti instruksinya.. Sialan, Channel bodoh itu!" gerutu Shaka melimpahkan kesalahan dan tetap menyendok nasi yang telah jadi bubur ke dalam mangku keramik berukuran kecil.
Shaka menghela nafas menata makanan yang di buatnya di atas nampan, dan kemudian membawanya ke lantai dua.
Tok tok..
Saat Khyra membuka pintu ia melihat Shaka begitu berantakan, Khyra terkejut. Kemeja putih yang selalu rapih terlihat banyak percikan minyak. Bahkan di wajah Shaka saat itu ada sisa potongan tipis bawang putih yang telah gosong.
Pria itu terlihat lelah setelah bertempur di dapur, Khyra tertawa kecil sambil menutup mulutnya, ia tidak bisa menahan tawanya melihat pemandangan bosnya saat ini. Dengan sangat berantakan, berdiri memegang nampan berisikan makanan yang di buatnya. Di tambah, wajahnya yang begitu gugup dan kaku.
"Ayah habis bertempur dimana? Haha.." tanya Lea dengan tertawa terbahak-bahak.
Shaka semakin merasa malu dan tidak kuat berdiri di depan Khyra, rasa malu menyerbunya. Di tambah tawa Lea yang tidak berhenti. Khyra juga berusaha keras menahan tawanya.
"Ternyata memasak tidak semudah itu," ucap Shaka menahan rasa malunya dan tetap menampilkan wajah tegasnya.
"Sampai kapan kamu akan membiarkan ku seperti ini? Ambilah.." tutur Shaka.
"Mm.. Iya Tuan maaf," ujar Khyra segera mengambil nampan tersebut.
"Jika itu tidak enak buang saja," tutur Shaka dan segera melangkah pergi dengan terburu-buru.
"Haha.. Mama lihat? Ayah sangat malu, haha.." Lea masih saja tertawa terbahak-bahak.
"Udah Lea, ayo kita coba masakan Ayah Lea," ucap Khyra kemudian menutup kembali pintu kamar.
Khyra melihat makanan yang Shaka buat terlihat aneh, tetapi dengan sifat Shaka yang seperti itu, tidak mungkin masakannya di biarkan terlihat aneh, jadi pria itu menambah hiasan tambahan biar terkesan cantik. Dan di atas bubur juga di taburkan bubuk wijen.
"Mama tau nama makanan yang ayah buat ini?" tanya Lea juga memerhatikan makanan tersebut.
"Emm.. Bubur wijen, dan.. Sayur ayam tumis?" jawab Khyra tidak yakin, namun dia menjawabnya dari apa yang ia lihat.
"Ayo kita coba," ucap Khyra.
Secara bersamaan Khyra dan Lea mengangkat sendoknya dan mulai menyendok makanan tersebut. Khyra terdiam, ternyata meskipun tampilannya aneh tapi rasanya tetap enak.
"Usaha ayah tidak sia-sia, ini enak," tutur Lea, Khyra mengangguk setuju dengan ucapannya.
"Enak?" batin Shaka menguping di balik pintu.
Setelah pintu kamar kembali tertutup, dengan pelan Shaka kembali menaiki tangga dan berdiri di depan pintu, ia sangat penasaran dengan reaksi Khyra, dan bagaimana rasa masakannya. Makanya, dia berbuat tidak tahu malu, berdiri di balik pintu sembari menguping.
Shaka tidak peduli dengan dirinya yang telah berantakan, tidak peduli dengan bau masakan yang menyengat di tubuhnya. Ia hanya peduli dengan reaksi Khyra terhadap masakannya.
Pria itu sangat senang ketika mengetahui makanannya ternyata enak, meski ada rasa malu, namun ia puas dengan usahanya.
"Saya harus berterima kasih pada tuan," ujar Khyra kembali menikmati makanannya.
"Tidak susah, fokuslah pada makanan mu saja," batin Shaka dan perlahan mulai mengambil langkah, dengan bangga ia menuruni tangga satu persatu. Rasa bangganya, seolah telah memegang piala dunia setelah mendengar Khyra mengatakan masakannya enak.
"Sepertinya, aku sudah cocok menjadi suami idaman," gumam Shaka begitu percaya diri, ia masuk ke dalam kamarnya dan memutuskan untuk bersih-bersih. Wajah sumringahnya terus terpancar.
Shaka kembali tidak seperti jati dirinya yang sebenarnya, saat itu ia lupa bahwa dirinya adalah Presdir dan seorang konglomerat, ia masuk kedalam kamar mandi, terdengar siulan kebahagiaan. Shaka tanpa sadar bersiul.
"Ternyata ayah bisa memasak, kapan-kapan Lea ingin meminta ayah membuatkan lea pasta," ucap Lea setelah selesai menikmati makanannya.
"Ide bagus," sahut Khyra mendukung Lea.
Khyra kemudian mengambil nampan itu dan segera bergegas membawanya kembali ke bawah.
"Astaghfirullah..!?" ucap Khyra saat melihat dapur terlihat sangat berantakan. Khyra tertawa kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya dan mulai membersihkan dapur.
bikin penasaran aj
makin seru ceritanya❤❤👍
next baca, seru banget👍😍