Umurnya baru saja sembilan belas tahun, tinggal satu semester lagi akan lulus dari kuliahnya, Stefanie di seret paksa dari asrama kampusnya.
Karena kakaknya melarikan diri, di hari pernikahannya, Stefanie terpaksa jadi pengantin pengganti, menggantikan kakaknya.
Stefanie mencoba berontak, tidak ingin menggantikan kakaknya, menikah dengan pria calon kakak ipar yang belum ia kenal.
Tapi, karena Ibunya mengatakan, hanya sebagai pengganti sementara saja, sebelum kakaknya kembali, Stefanie terpaksa setuju menikah dengan calon kakak Iparnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 12.
Esok harinya.
Stefanie mengunjungi kediaman Ayahnya, untuk melihat, apakah kakak tirinya telah kembali dari persembunyian nya.
Ia tidak ingin berlama-lama lagi tinggal dekat kakak iparnya, yang ia anggap sangat jahat, dan terlalu kasar.
"Kenapa kau pulang?!" teriak Ibu tiri Stefanie, sangat terkejut melihat Stefanie muncul di Mansion Chloe.
"Ternyata kau sudah pulang, kenapa tidak datang ke rumah Tuan Howard, untuk mengambil posisi mu sebagai istrinya!!" teriak Stefanie, juga terkejut melihat kakak tirinya, ternyata sudah kembali dari persembunyian nya.
"Kau yang menjadi istrinya, bukan aku!" ujar Jennie dengan santainya.
"Apa? bukankah Tante mengatakan, kalau aku hanya sementara saja untuk menggantikan posisi kak Jennie!" sahut Stefanie, memandang Ibu tirinya, ia kembali terkejut mendengar perkataan Jennie.
"Kapan aku mengatakan kalau hanya sementara, surat nikah sudah kalian tanda tangani, dengan nama kalian berdua, tentu saja kau sudah sah menjadi istri Tuan Howard!" sahut Ibu tiri Stefanie dengan santainya, seakan tidak melakukan suatu kebohongan pada Stefanie.
Stefanie terhenyak mendengar penjelasan Ibu tirinya, ia tidak menyangka, ternyata mereka membodohi dirinya.
Hati Stefanie begitu sakit, ia pikir hanya sebagai barang jaminan saja, karena itu ia setuju menjadi pengantin pengganti, menggantikan Jennie.
Bruk!
Ibu tiri Stefanie melemparkan sisa barang Stefanie, yang masih tertinggal di kamar Stefanie.
"Ini semua barangmu, bawa ke rumah suamimu!" sahut Ibu tiri Stefanie dengan santainya.
"Mulai hari ini, jangan pernah menginjakkan kaki lagi ke sini, kau sudah bukan bagian keluarga Chloe lagi, keluarga mu sekarang sudah bermarga Howard!" sahut Jennie memandang tajam Stefanie, kemudian ia duduk di sofa, lalu menopangkan satu kakinya ke kaki satu lagi.
"Kalian berbohong padaku, dengan paksa kalian membawa aku dari asrama kampus, dengan penjelasan hanya untuk sementara, dan aku rela menunda kuliahku, ternyata kalian berbohong padaku, kalian jahat!!" teriak Stefanie dengan nada yang nyaris ingin menangis.
"Heh! seharusnya kau itu beruntung, menikah dengan Christopher Howard, yang katanya pria tua kaya, jadi kau bisa merasakan fasilitas mewah, yang belum pernah kau rasakan sewaktu tinggal di desa, dan di asrama kampusmu!" ujar Ibu tiri Stefanie menyeringai sinis.
"Ingat! pernikahan ini demi kelangsungan perusahaan Papa, Tuan Howard menjadi penjamin perusahaan Papa, agar tidak bangkrut, kalau kau coba-coba melarikan diri, kau harus tanggung akibatnya, perusahaan Papa akan tutup selamanya!" sahut Jennie lagi memberitahu kan, maksud tujuan pernikahan Stefanie dengan Christopher, karena Group Howard membantu Group Chloe.
Stefanie terdiam, ia tidak bisa berkata-kata dengan apa yang di dengarnya, ternyata ia di jual untuk kelangsungan perusahaan Ayahnya, agar tidak bangkrut.
"Pergi sana, cepat! bawa semua barangmu, jangan pernah datang lagi ke mari!" Jennie dengan cepat bangkit dari duduknya, lalu menarik tangan Stefanie.
Lalu memberi kode pada Pelayan, untuk mengambil barang Stefanie dari lantai.
Dengan kasar Stefanie di dorong keluar Mansion, hingga terjerembab ke tanah, lalu dengan kasar, Jennie melemparkan semua barang Stefanie, yang tersisa dari kamar gadis itu.
Bruk!
Barang itu menimpa Stefanie, dan berserakan di sekitar Stefanie, memperlihatkan betapa tidak berharganya Stefanie.
"Cepat! pergi dari sini!!" teriak Jennie dengan kasar.
Stefanie merasakan bokongnya begitu sakit, saat Jennie mendorongnya ke tanah, dan ia merasakan telapak tangannya terluka, saat menahan tubuhnya, supaya tidak sepenuhnya terjatuh ke tanah.
Tidak jauh dari Mansion Chloe, sebuah mobil mewah, sedari tadi berhenti di pinggir jalan, memperhatikan Mansion Chloe.
"Tuan!" sahut seorang pria di depan kemudi mobil, memandang kaca spion, melihat seorang pria, sedari tadi mengintai Mansion Chloe.
Dengan mata tajam, ia melihat pemandangan, yang ia lihat di depan pintu Mansion Chloe tersebut.
"Apakah anda akan turun, membantu Nona Chloe?" tanya supir, yang tidak lain Paul, melirik kaca spion, melihat Christopher memandang kekasaran seorang wanita, kepada Stefanie.
"Tidak!" jawab Christopher dingin.
"Wanita kasar itu yang seharusnya menikah dengan anda, ternyata ia tidak melarikan diri, tapi memang tidak ingin menikah dengan anda!" ujar Paul lagi, memandang Jennie masih berteriak pada Stefanie, seraya jari telunjuknya terus menunjuk Stefanie, dengan wajah berang.
"Baguslah! dengan begitu aku hanya bisa menyingkirkan gadis ingusan itu, jangan sampai... saat kau menemukan gadis, yang selama ini ku cari, melihat gadis ingusan itu berada di Mansion ku, aku tidak ingin menyakiti perasaan gadis penolongku!" kata Christopher dengan datar.
Christopher melihat Stefanie, tampak bersusah payah bangkit dari jatuhnya, lalu memunguti barangnya yang berserakan.
Bersambung.....