Hans, CEO Muda yang arogan dan terkenal Mesum ini, salah meniduri wanita yang di kira wanita malam yang telah dia pesan, namun ternyata Seorang gadis pekerja di hotel tersebut, yaitu Lianne Lindsey, gadis yang masih berusia 20 tahun...
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Pertama Tuan Hans
Lianne di buat kagum melihat taman kaca yang berada di belakang mansion milik Hans. Taman itu di tumbuhi oleh beberapa varian bunga di dalam sana.
“Ini adalah taman kaca milik Tuan Hans, dia membangun nya sejak lima tahun lalu,” ujar Bibi Sumi berjalan mendahului Lianne, dan diikuti wanita itu di belakang.
“Benarkah?”
“Iya, Nona.”
“Aku tidak percaya pria itu menyukai bunga,” gumam Lianne memandangi sekeliling taman kaca.
“Sebenarnya, Tuan Hans tidak menyukai bunga,”
“Tidak menyukai bunga? Tapi kenapa banyak bunga disini?” tanya Lianne karena sudah berada di ambang penasaran.
Bibi Sumi tersenyum, lalu menghentikan langkah pada barisan bunga tulip di depan nya. Wanita setengah baya itu berjongkok dan menyentuh bunga tulip berwarna putih. “Karena ... Sahabat kecil Tuan Hans sangat menyukai bunga,”
“Sahabat kecil?”
“Iya, dia adalah seorang anak perempuan yang sangat cantik, dan dia adalah cinta pertama Tuan Hans"
“Emm ... Berarti, anak perempuan itu sudah dewasa bukan?”
Bibi Sumi mengangguk. “Tapi sejak umur Tuan Hans menginjak 12 tahun, anak kecil itu telah pergi meninggalkan nya.”
“Pergi meninggalkan nya?”
Bibi Sumi kembali menganggukkan kepala. “Jadi, Tuan Hans menanam bunga-bunga ini untuk mengingat sosok nya saja.”
▪️▪️▪️
Setelah ke taman kaca tadi, Lianne di ajak oleh Bibi Sumi untuk mengelilingi mansion mewah Hans.
“Mansion ini ternyata luas juga, ya.” gumam Lianne menatap kagum bangunan itu. “Apalagi isinya. Tapi aku tidak suka dengan pemilik nya.” lanjut Lianne malas memikirkan wajah Hans di benak nya.
“Kenapa Nona tidak menyukai Tuan Hans ?” tanya Bibi Sumi tiba-tiba membuat Lianne menoleh.
“Dia itu pria kejam, pemaksa, dan kasar. Dia sudah merebut apa yang aku miliki.” jawabnya menendang batu berukuran kecil hingga terlempar sedikit jauh. “Melihat wajah nya saja sudah membuat ku muak,”
Bibi Sumi menggeleng mendengar jawaban Lianne “Jadi itu sebab nya Nona tidak menyukai Tuan Hans ?”
“Ya,”
Bibi Sumi kembali menggelengkan kepala nya dan tidak lagi membalas perkataan Lianne
Lianne menatap tembok yang menjulang tinggi melewati tubuh nya itu, peluang nya untuk kabur lagi seperti nya harus pupus sekarang, apalagi banyak bodyguard yang di perintahkan oleh Hans untuk menjaga gerbang agar Lianne tidak kabur lagi.
“Huh .... ” hembusan nafas kasar terdengar begitu jelas membuat Bibi Sumi menoleh.
“Apa Nona Lianne kelelahan? Nona duduk lah terlebih dahulu,” ujar Bibi Sumi menunjukkan kursi yang di taruh pada halaman belakang.
“Ah, tidak, aku hanya sedang memikirkan sesuatu, jadi aku tiba-tiba menghembuskan nafasku saja, hehe~” Lianne menyunggingkan senyum paksa dan sedikit memiringkan kepala nya.
“Benarkah, Nona?”
“I—iya,”
“Baiklah. Nona mari kita masuk ke dalam, cuaca di luar sudah semakin bertambah panas,” tukas Bibi Sumi mempersilahkan Lianne untuk masuk terlebih dahulu.
“Baiklah.."
...▪️◾◼️◾▪️...
“Saya akan menjadwalkan rapat bersama pemimpin—”
“Batalkan, aku ingin pulang sekarang,”
“A—apa?”
Hans berdiri dari duduk nya, lalu meraih jas hitam milik nya dan memakai jas itu.
“Devan, kau tahu aku tidak suka mengulangi kalimat ku, bukan? Apa kau tuli? Apa kau ingin aku membeli seratus cotton bud untuk mu?” ujar Hans mengambil handphone nya di atas meja.
“Tidak, aku tidak membutuhkan nya sama sekali, telinga ku masih bersih."
Hans menoleh kembali dan berjalan meninggalkan Devan sendirian di ruangan itu. Devan yang melihatnya langsung mengumpat dengan gumaman pelan.
“Sial, jika dia bukan atasan ku, mungkin aku sudah melemparnya ke laut.” pria berumur 25 tahun itu melangkahkan kakinya mengikuti Hans.