NovelToon NovelToon
Dear, Gavin

Dear, Gavin

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Teen School/College / Romansa
Popularitas:5.9M
Nilai: 4.6
Nama Author: Mae_jer

Yaya_ gadis ceria dengan sejuta rahasia.

Ia selalu mengejar Gavin di sekolah,
tapi Gavin sangat dingin padanya.

Semua orang di sekolah mengenalnya sebagai gadis tidak tahu malu yang terus mengemis-ngemis cinta pada Gavin. Namun mereka tidak tahu kalau sebenarnya itu hanya topengnya untuk menutupi segala kepahitan dalam hidupnya.

Ketika dokter Laska memvonisnya kanker otak, semuanya memburuk.

Apakah Yaya akan terus bertahan hidup dengan semua masalah yang ia hadapi?

Bagaimana kalau Gavin ternyata
menyukainya juga tapi terlambat mengatakannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Kayaknya lo tambah aneh deh semenjak kepala lo terluka."

itu suara Bintang. Yaya mencebik menatap cowok itu. Ganggu kesenangan orang aja nih cowok. Bintang ini memang suka sekali berdebat dengannya.

"Ngomong-ngomong, boleh tahu nggak si..."

"Heh cewek belagu, ganteng juga cowok lo. Tajir lagi kayaknya. Lo dapet di mana? Hah! udah punya pacar masih aja ngejar Gavin. Emang nggak tahu malu lo yah." kata Clara memotong ucapan Bintang. Ia menatap Yaya dengan tatapan merendahkan. Yasmin disebelahnya memilih diam. Terus terang ia masih merasa bersalah karena kejadian beberapa hari lalu. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri tidak akan cari gara-gara pada gadis itu lagi.

Yaya balas menatap Clara tidak suka. Tuh cewek suka sekali campurin urusan orang, kesalnya.

"Dia bukan cowok aku! Jangan ngomong sembarangan." tegasnya menatap Clara tidak suka.

"Terus apa?" balas Clara tidak percaya.

"Dia itu dokter pribadi aku."

ucapan Yaya langsung mengundang tawa Clara.

"Emang situ kaya? Pake ada dokter pribadi segala." ucapnya merendahkan. Yaya menarik nafas kesal menatap Clara. Lama-lama ia jambak juga rambut tuh cewek. Hobi banget cari gara-gara, tukang ikut campur masalah orang juga.

"Clara, mending lo balik ke bangku lo sana. Jangan ngerusuh di sini. Lo tahu dia baru baik sakit kan?" ujar Bintang mengusir Clara. Ia tidak suka karena Clara terus-terusan menghina dan merendahkan Yaya, padahal gadis itu jelas-jelas tidak salah, meski sering membual.

"Tapi...

"Udah Clar, yuk. Balik ke bangku aja." Yasmin menarik tangan Clara balik ke bangku mereka.

Yaya menjulurkan lidah penuh kemenangan ke mereka lalu kembali menatap Gavin. Ia melemparkan senyum penuh kebahagiaan ketika melihat pria itu.

"Gav, jangan percaya mereka. Kamu tahukan mereka suka sirik sama aku." ucapnya dengan senyum lebar. Gavin membalas tatapannya tapi hanya sebentar, sebentar sekali malah lalu memilih memasang earphone ditelinganya. Ia bermaksud untuk mengabaikan semua perkataan gadis itu. Yaya mengerucutkan bibirnya karena cowok itu malah mengacuhkannya.

Pandangannya berpindah ke Bintang yang sejak tadi terus menatapnya dengan penuh tanda tanya. Keningnya terangkat.

"Kenapa?" tanyanya lumayan ketus.

"Lo beneran punya dokter pribadi?" selidiknya. Yaya mengangguk pasti.

Bintang tambah heran. Ia masih ingat jelas rumah gadis itu saja bentukannya sudah tidak layak pakai, tapi masih punya dokter pribadi? Sulit di percaya. Kecuali Yaya memang hanya mengarang cerita.

"Rumah lo aja gitu banget, gimana caranya lo bayar tuh dokter?" kali ini cowok itu memelankan suaranya supaya yang lain tidak dengar.

Yaya mencoba mencerna semua perkataan Bintang tapi tetap tidak mengerti. Ia sudah lupa kalau Bintang pernah mengantarnya ke rumah bi Mira dan belum menjelaskan yang sebenarnya ke cowok itu. Gadis itu malah berpikir ucapan Bintang tidak jelas. Ia mendecakan lidah menatap Bintang dan kembali menghadap depan tanpa menjawab pertanyaan terakhir cowok itu hingga Bintang kesal sendiri karena pertanyaannya digantung.

Saat bel istirahat berbunyi, seperti biasanya Yaya lagi-lagi menempel pada Gavin seperti permen karet. Pria itu masih membiarkannya hari ini mengingat ia baru pulih dari sakitnya. 

Memang awalnya Gavin mulai merasa terbiasa. Tapi sepertinya gadis ini punya hubungan dengan abangnya dan beberapa lelaki lain. Jujur saja semua hal itu membuatnya bingung. Ia bingung dengan perasaan Yaya yang sebenarnya padanya. Apa gadis itu sungguh mengejarnya karena menyukainya? Atau karena hal lain. Jadi sebelum ia menjadi lebih terbiasa dengan kehadiran Yaya, ia harus membuat gadis itu menjauh.

"Gavin, kamu kok cuekin aku terus sih." gerutu Yaya sebal. Ia merasa Gavin makin dingin padanya. Beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka sejak tadi terlihat berbisik-bisik.

"Udah deh. Lo tahukan dia orangnya begitu. Udah napa." ucap Bintang ke Yaya. Mereka lagi di kantin seperti biasa.

"Tapi...,"

"Nih makan."

Cowok itu memasukan sepotong ayam goreng miliknya dipiring Yaya. Gadis itu melihat kepiringnya, tidak ada selera tapi tetap dimakannya dengan wajah cemberut.

"Kepala lo udah nggak apa-apa kan?" tanya Bintang lagi. Matanya melirik perban di kepala gadis itu.

"Emang lo terluka karena apa?"

pertanyaan itu sukses membuat Yaya berhenti mengunyah. Gavin disebelahnya diam-diam ikut menunggu jawaban gadis itu. Cowok itu memang masih penasaran kenapa gadis itu sampai terluka tapi ia ragu bertanya. Ia tidak mau Yaya menganggapnya peduli kalau bertanya. Untung Bintang sudah mewakilinya bertanya.

"Kenapa?" tanya Bintang lagi melihat ekspresi diam Yaya. Yaya yang tersadar buru-buru menggeleng.

"Aku jatoh di kamar mandi, terus kepalaku kebentur benda tajam. Untung deh udah nggak apa-apa sekarang." jelasnya berbohong. Untungnya Bintang dan Gavin kayaknya percaya-percaya saja.

"Lo sih ceroboh." celoteh Bintang kemudian. Yaya mencebik. Biar deh dibilang ceroboh.

"Eh, Gavin mau kemana?" seru gadis itu saat melihat Gavin berdiri hendak keluar dari kantin. Pria itu tidak menjawab membuat Yaya ikut berdiri mau mengejarnya tapi tangannya cepat-cepat di cekal oleh Bintang.

"Lepasin Bintang, aku mau nyusul Gavin." ujarnya berusaha melepaskan tangannya yang dipegangi Bintang.

"Udah deh Ya, sehari aja biarin Gavin bebas napa. Lo nggak liat dia lagi bete?" kata Bintang masih setia memegangi pergelangan tangan gadis itu.

Yaya kembali duduk memikirkan ucapan Bintang.

"Bintang," gumamnya pelan. Bintang menatapnya.

"Kenapa?"

"Aku tahu aku suka bikin Gavin kesal, tapi aku nggak bisa ngejauhin dia. Siapa suruh dia udah bikin aku jatuh cinta sama dia. Tahu nggak, Gavin yang udah bikin aku mau hidup lagi. Aku ceria gini itu karena dia. Gimana aku mau ngelepasin dia coba. Pokoknya aku harus kejar Gavin terus, sampe dia jatuh cinta sama aku." cerita Yaya dengan wajah seriusnya.

Bintang ingin muntah mendengar cerita Yaya. Gila, puitis banget nih cewek. Ngarang kali yah. Apa emang kayak gini yah sifat perempuan yang sudah terobsesi banget sama seseorang. Aduh, lagi-lagi ia menyayangkan nasib Gavin yang ketemu seseorang kayak Yaya begini. Nakutin deh pokoknya. Dia saja merinding.

1
Nurus Syamsiyah
awal2 mata sampe bengkak kebanyak nangis,, akhir2 mata bengkak karena begadang baca 👍👍
Nur Hidayanto
Luar biasa
Safara nijma naila Safara
pliss kasian di cuekin terus
Safara nijma naila Safara
Lumayan
Nurus Syamsiyah
mata sampe bengkak 😭😭
Nurus Syamsiyah
Luar biasa
Nurus Syamsiyah
yaya😭😭😭😭
Nurus Syamsiyah
kenapa ya aku sering mewek baca tiap partnya,,mengena banget di hati,,oautor keren banget 👍👍
#ayu.kurniaa_
.
sinta gurusejarah
Luar biasa
Nic
para readers ikutan gila, senyum senyum sendiri
Nic
Gavin mode cogil
echa purin
/Good//Good/
maria handayani
/Silent/
As Ri
Luar biasa
Alinanggana
salah faham lagi duit2 lagi
Wahyuni Wahyuni
banyak kali iklan sekarang
Anna Zoey
Thoor, aku nangis dari tadi 😭😭😭
Anonymous
Biasa
Anonymous
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!